TamiangNews.com, SPORT -- Megabintang sepak bola dunia Cristiano Ronaldo belum lama ini bertemu dengan Martunis.
Pertemuan itu berlangsung di Turin, Italia, atas undangan situs belanja online Shopee.
Bagi Martunis momen pertemuan dengan pemain bola yang dikenal dengan nama CR7 itu adalah yang pertama sejak tiga tahun terakhir.
Pada acara tersebut tampak Ronaldo memeluk Martunis.
Martunis juga terlihat senang dan haru menyambut dekapan mega bintang klub Juventus itu.
Selain martunis juga ada remaja Putri dari Singapura dan seorang presenter.
Dalam pertemuan berlangsung beberapa menit itu, sang presenter memberi kesempatan kepada Martunis untuk bertanya kepada Ronaldo.
Saat itu, Martunis menanyakan apa yang membuat Ronaldo terus bersemangat hingga menjadi megabintang seperti saat ini.
Ronaldo merespons senang dengan pertanyaan Martunis.
Dengan semangat ia menjawabnya.
Menurut Ronaldo segala sesuatu yang diperolehnya saat ini tidak terlepas dari kerja keras.
Mantan pemain Real Madrid itu menuturkan kesuksesan tidak datang dalam waktu sekejap. Butuh perjuangan dan kerja keras.
"Seperti yang saya katakan sebelumnya, hidup itu tidak mudah. Kesuksesan tidak datang dalam sekejap (sambil menjentikkan jari)," ujarnya.
Ronaldo menyebutkan setiap usaha harus dilakukan dengan yakin dan fokus.
Baca: Paskibra Nasional Asal Bireuen Terima Piagam Bupati, Ini Sederet Nama Lain Penerima Penghargaan
Baca: Mengintip Martunis, Si Bocah Ajaib Anak Angkat Ronaldo, Begini Kisah Hidupnya Sekarang
Baca: Cristiano Ronaldo Junior Sebut Martunis adalah Teman Terbaik Ayahnya
"Kita harus bekerja keras mencapai kesukesesan itu. Di saat kamu berada di waktu-waktu sulit, kamu harus fokus dan berkonsentrasi pada dirimu untuk terus bekerja keras, dan yakin. Tanpa kerja keras semuanya mustahil," tuturnya.
Momen pertemuannya dengan Ronalda ini diunggah Martunis dalam akun instagram pribadinya.
Bagi martunis, pertemuan dengan ayah angkatnya Ronaldo memberi kesan tersendiri.
Ia bersyukur dan bahagia.
"3 Tahun tidak bertemu, Alhamdulillah Allah masih mempertemukan saya dengan sosok pemain Terbaik Dunia dan Juga mempunyai jiwa yang sosial," tulis Martunis.
"terimakasih banyak @shopee_id yang sudah memberikan saya kesempatan untuk bertemu dengan @cristiano lagi," sambungnya lagi.
Martunis juga mengunggah beberapa foto lainnya bersama Ronaldo.
Martunis kini bukan lagi remaja. Ia sudah menanjak usia 21 tahun.
Ia terus berupaya tegar setelah impiannya menjadi polisi dan pemain bola profesional di klub sepakbola ternama di Portugal, Sporting Lisbon, kandas di tengah jalan.
"Mungkin Allah punya rencana lain untuk saya," katanya seperti dikutip Serambinews.com dalam sebuah postingan di akun instagramnya.
Sejak tidak lagi berlatih di Akademi Sepak Bola Sporting Lisbon, Portugal, anak angkat pesepakbola dunia Cristiano Ronaldo (CR7) itu kini lebih banyak menghabiskan waktu di kampung halamannya Banda Aceh.
Namun dunia sepakbola masih menjadi impian dan cita-cita terbesar dalam hidupnya.
Martunis sempat dijuluki 'Si Bocah Ajaib', karena mampu bertahan 21 hari di tengah lautan, saat bencana tsunami menerjang Aceh sampai akhirnya ia ditemukan jurnalis luar negeri dan tim medis.
Saat ditemukan Martunis mengenakan jersey timnas Portugal, negara asal CR7.
Bagi Martunis Ronaldo adalah api yang membakar jiwa dan semangatnya meraih impian hidup; menjadi pesepak bola terkenal dan profesional!
Sosok Ronaldo sampai kapan pun tak akan lekang dalam ingatannya.
Martunis menyadari betul jasa besar sang mega bintang yang telah melambungkan namanya di dunia sepak bola.
“The Legend@cristiano always make me strong and motivation. Sometime the Dream come slow and it’s Go so fast but The God Good has plan for me,Thanks for everything my god and my favourite football player@cristiano (Legenda Cristiano selalu membuat saya kuat dan termotivasi. Terkadang impian itu datang terlambat dan terkadang begitu cepat. Allah punya rencana lain untuk saya. Terima kasih atas semua yang Allah berikan, dan pemain idola saya Cristiano,” ujar Martunis dalam sebuah caption foto di instagramnya memperlihatkan jersey bertuliskan nama Ronaldo bernomor tujuh.
Pengalaman berlatih di Akademi Sporting Lisbon, banyak memberi perubahan bagi Martunis yang berusaha mengikuti jejak ayah angkatnya Ronaldo.
Meski tidak semuanya mampu ia lakukan, namun dalam teknik tertentu Martunis sudah melakukannya dengan baik.
Ia juga piawai mengolah si kulit bundar di kakinya, dan melakukan beberapa gerakan solo yang apik.
Di kalangan anak muda seusianya, Martunis terbilang sukses mendulang banyak simpati para penggemarnya.
Ini tidak terlepas dari pengaruh CR7 yang menjadikan Martunis sebagai anak angkatnya.
Ia mengimpikan suatu saat nanti Martunis menjadi pemain bola terkenal seperti dirinya.
Perhatian Ronaldo kepada Martunis juga diperlihatkannya dengan mengajak Martunis berlatih di Akademi Sporting Lisbon.
Klub tersebut yang melatih Ronaldo saat remaja dulu sebelum menjadi pesepakbola dunia.
Itu terjadi pada tahun 2015 ketika Martunis berusia 18 tahun.
Ronaldo berjanji akan membiayai semua pendidikan Martunis sampai ia kelak menjadi pemain bola profesional.
Martunis resmi diterima meniti karier di Akademi Sporting Lisbon pada 2015.
Namun pada perjalanannya, dua tahun kemudian, impian Martunis menjadi pesepakbola profesional kandas.
Martunis gagal mendapat kontrak bersama klub raksasa di Liga Portugal tersebut.
Kini, meskipun Martunis tidak lagi berlatih di Sporting Lisbon, namun hubungan emosionalnya dengan sang mega bintang masih tetap terjalin.
"Saya mengenalnya lebih dekat dan juga seorang idola yang saya kagumi. Dia orang baik, berhati dermawan, tidak sombong, peduli kepada anak-anak, bencana alam dan juga seorang pemain terbaik dunia. Terima kasih Tuhan karena sudah mempertemukan saya dengan dia. Semoga suatu hari nanti bisa bertemu lagi denganmu@cristiano," tulis Martunis di akun instagramnya tentang kesannya terhadap CR7 saat keduanya bertemu di Pulau Dewata, Bali beberapa waktu lalu.
Sejak tak lagi berlatih di Akademi Sporting Lisbon, Martunis kembali ke tanah air.
Ia mencoba menjadi polisi dengan mengikuti tes calon bintara polisi di Polda Aceh.
Dalam perjalanannya, lagi-lagi Martunis belum beruntung.
Meski dirundung kegagalan, jiwa dan semangat Martunis tetap membara meraih impian terbaik dalam hidupnya.
Cerita kedekatan Martunis dengan Cristiano Ronaldo bermula, saat bencana tsunami menerjang Aceh 26 Desember 2004.
Martunis dan ibu beserta adiknya terpisah saat menyelamatkan diri di Desa Tibang, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, sekitar 2 kilometer dari laut.
Martunis berhasil bertahan dari ganasnya gelombang tsunami yang membawanya terombang-ambing ke tengah laut selama 21 hari.
Saat itu, Martunis dikelilingi puing-puing kehancuran yang terbawa gelombang tsunami.
Sarbini, orang tua Martunis membawa koleksi foto-foto anaknya di kediamannya di Tibang, Banda Aceh
Setelah 21 hari mengapung di laut, Martunis ditemukan tim medis dan para jurnalis luar negeri.
Saat ditemukan ia hanya menggunakan jersey Portugal. Saat itu Martunis begitu lemah segera mendapat pertolongan medis.
Bahkan Martunis tampak bingung dengan keadaan di sekitarnya. Penemuan Martunis menghebohkan dunia internasional.
Wajahnya kerap tampil di siaran televisi dunia, yang menyiarkan tentang kisahnya sebagai seorang bocah ajaib yang selamat dari bencana tsunami setelah 21 hari terombang-ambing di laut.
Tapi Martunis tak pernah menyangka, ternyata jersey Portugal yang dikenakan saat ditemukan selamat dari tsunami telah mengubah hidupnya.
Karena jersey Portugal itu pula dia dapat bertemu dengan pemain Timnas Portugal, termasuk bintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo.
Martunis sekarang menjadi salah satu pemain di klub sepakbola Junior Sakti FC.
“Berlari dan berjuanglah sekeras yang kamu bisa lakukan. Kerja keras dan semua pengorbanan akan Allah bayar dengan harga yang pantas suatu saat nanti,” tulis Martunis di akun instagramnya.
Ini seolah merujuk pada usaha dan perjuangan kerasnya untuk meraih impian hidup yang selalu kandas di tengah jalan. [] SERAMBI
![]() |
Foto : Serambi |
Bagi Martunis momen pertemuan dengan pemain bola yang dikenal dengan nama CR7 itu adalah yang pertama sejak tiga tahun terakhir.
Pada acara tersebut tampak Ronaldo memeluk Martunis.
Martunis juga terlihat senang dan haru menyambut dekapan mega bintang klub Juventus itu.
Selain martunis juga ada remaja Putri dari Singapura dan seorang presenter.
Dalam pertemuan berlangsung beberapa menit itu, sang presenter memberi kesempatan kepada Martunis untuk bertanya kepada Ronaldo.
Saat itu, Martunis menanyakan apa yang membuat Ronaldo terus bersemangat hingga menjadi megabintang seperti saat ini.
Ronaldo merespons senang dengan pertanyaan Martunis.
Dengan semangat ia menjawabnya.
Menurut Ronaldo segala sesuatu yang diperolehnya saat ini tidak terlepas dari kerja keras.
Mantan pemain Real Madrid itu menuturkan kesuksesan tidak datang dalam waktu sekejap. Butuh perjuangan dan kerja keras.
"Seperti yang saya katakan sebelumnya, hidup itu tidak mudah. Kesuksesan tidak datang dalam sekejap (sambil menjentikkan jari)," ujarnya.
Ronaldo menyebutkan setiap usaha harus dilakukan dengan yakin dan fokus.
Baca: Paskibra Nasional Asal Bireuen Terima Piagam Bupati, Ini Sederet Nama Lain Penerima Penghargaan
Baca: Mengintip Martunis, Si Bocah Ajaib Anak Angkat Ronaldo, Begini Kisah Hidupnya Sekarang
Baca: Cristiano Ronaldo Junior Sebut Martunis adalah Teman Terbaik Ayahnya
"Kita harus bekerja keras mencapai kesukesesan itu. Di saat kamu berada di waktu-waktu sulit, kamu harus fokus dan berkonsentrasi pada dirimu untuk terus bekerja keras, dan yakin. Tanpa kerja keras semuanya mustahil," tuturnya.
Momen pertemuannya dengan Ronalda ini diunggah Martunis dalam akun instagram pribadinya.
Bagi martunis, pertemuan dengan ayah angkatnya Ronaldo memberi kesan tersendiri.
Ia bersyukur dan bahagia.
"3 Tahun tidak bertemu, Alhamdulillah Allah masih mempertemukan saya dengan sosok pemain Terbaik Dunia dan Juga mempunyai jiwa yang sosial," tulis Martunis.
"terimakasih banyak @shopee_id yang sudah memberikan saya kesempatan untuk bertemu dengan @cristiano lagi," sambungnya lagi.
Martunis juga mengunggah beberapa foto lainnya bersama Ronaldo.
Martunis kini bukan lagi remaja. Ia sudah menanjak usia 21 tahun.
Ia terus berupaya tegar setelah impiannya menjadi polisi dan pemain bola profesional di klub sepakbola ternama di Portugal, Sporting Lisbon, kandas di tengah jalan.
"Mungkin Allah punya rencana lain untuk saya," katanya seperti dikutip Serambinews.com dalam sebuah postingan di akun instagramnya.
Sejak tidak lagi berlatih di Akademi Sepak Bola Sporting Lisbon, Portugal, anak angkat pesepakbola dunia Cristiano Ronaldo (CR7) itu kini lebih banyak menghabiskan waktu di kampung halamannya Banda Aceh.
Namun dunia sepakbola masih menjadi impian dan cita-cita terbesar dalam hidupnya.
Martunis sempat dijuluki 'Si Bocah Ajaib', karena mampu bertahan 21 hari di tengah lautan, saat bencana tsunami menerjang Aceh sampai akhirnya ia ditemukan jurnalis luar negeri dan tim medis.
Saat ditemukan Martunis mengenakan jersey timnas Portugal, negara asal CR7.
Bagi Martunis Ronaldo adalah api yang membakar jiwa dan semangatnya meraih impian hidup; menjadi pesepak bola terkenal dan profesional!
Sosok Ronaldo sampai kapan pun tak akan lekang dalam ingatannya.
Martunis menyadari betul jasa besar sang mega bintang yang telah melambungkan namanya di dunia sepak bola.
“The Legend@cristiano always make me strong and motivation. Sometime the Dream come slow and it’s Go so fast but The God Good has plan for me,Thanks for everything my god and my favourite football player@cristiano (Legenda Cristiano selalu membuat saya kuat dan termotivasi. Terkadang impian itu datang terlambat dan terkadang begitu cepat. Allah punya rencana lain untuk saya. Terima kasih atas semua yang Allah berikan, dan pemain idola saya Cristiano,” ujar Martunis dalam sebuah caption foto di instagramnya memperlihatkan jersey bertuliskan nama Ronaldo bernomor tujuh.
Pengalaman berlatih di Akademi Sporting Lisbon, banyak memberi perubahan bagi Martunis yang berusaha mengikuti jejak ayah angkatnya Ronaldo.
Meski tidak semuanya mampu ia lakukan, namun dalam teknik tertentu Martunis sudah melakukannya dengan baik.
Ia juga piawai mengolah si kulit bundar di kakinya, dan melakukan beberapa gerakan solo yang apik.
Di kalangan anak muda seusianya, Martunis terbilang sukses mendulang banyak simpati para penggemarnya.
Ini tidak terlepas dari pengaruh CR7 yang menjadikan Martunis sebagai anak angkatnya.
Ia mengimpikan suatu saat nanti Martunis menjadi pemain bola terkenal seperti dirinya.
Perhatian Ronaldo kepada Martunis juga diperlihatkannya dengan mengajak Martunis berlatih di Akademi Sporting Lisbon.
Klub tersebut yang melatih Ronaldo saat remaja dulu sebelum menjadi pesepakbola dunia.
Itu terjadi pada tahun 2015 ketika Martunis berusia 18 tahun.
Ronaldo berjanji akan membiayai semua pendidikan Martunis sampai ia kelak menjadi pemain bola profesional.
Martunis resmi diterima meniti karier di Akademi Sporting Lisbon pada 2015.
Namun pada perjalanannya, dua tahun kemudian, impian Martunis menjadi pesepakbola profesional kandas.
Martunis gagal mendapat kontrak bersama klub raksasa di Liga Portugal tersebut.
Kini, meskipun Martunis tidak lagi berlatih di Sporting Lisbon, namun hubungan emosionalnya dengan sang mega bintang masih tetap terjalin.
"Saya mengenalnya lebih dekat dan juga seorang idola yang saya kagumi. Dia orang baik, berhati dermawan, tidak sombong, peduli kepada anak-anak, bencana alam dan juga seorang pemain terbaik dunia. Terima kasih Tuhan karena sudah mempertemukan saya dengan dia. Semoga suatu hari nanti bisa bertemu lagi denganmu@cristiano," tulis Martunis di akun instagramnya tentang kesannya terhadap CR7 saat keduanya bertemu di Pulau Dewata, Bali beberapa waktu lalu.
Sejak tak lagi berlatih di Akademi Sporting Lisbon, Martunis kembali ke tanah air.
Ia mencoba menjadi polisi dengan mengikuti tes calon bintara polisi di Polda Aceh.
Dalam perjalanannya, lagi-lagi Martunis belum beruntung.
Meski dirundung kegagalan, jiwa dan semangat Martunis tetap membara meraih impian terbaik dalam hidupnya.
Cerita kedekatan Martunis dengan Cristiano Ronaldo bermula, saat bencana tsunami menerjang Aceh 26 Desember 2004.
Martunis dan ibu beserta adiknya terpisah saat menyelamatkan diri di Desa Tibang, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, sekitar 2 kilometer dari laut.
Martunis berhasil bertahan dari ganasnya gelombang tsunami yang membawanya terombang-ambing ke tengah laut selama 21 hari.
Saat itu, Martunis dikelilingi puing-puing kehancuran yang terbawa gelombang tsunami.
Sarbini, orang tua Martunis membawa koleksi foto-foto anaknya di kediamannya di Tibang, Banda Aceh
Setelah 21 hari mengapung di laut, Martunis ditemukan tim medis dan para jurnalis luar negeri.
Saat ditemukan ia hanya menggunakan jersey Portugal. Saat itu Martunis begitu lemah segera mendapat pertolongan medis.
Bahkan Martunis tampak bingung dengan keadaan di sekitarnya. Penemuan Martunis menghebohkan dunia internasional.
Wajahnya kerap tampil di siaran televisi dunia, yang menyiarkan tentang kisahnya sebagai seorang bocah ajaib yang selamat dari bencana tsunami setelah 21 hari terombang-ambing di laut.
Tapi Martunis tak pernah menyangka, ternyata jersey Portugal yang dikenakan saat ditemukan selamat dari tsunami telah mengubah hidupnya.
Karena jersey Portugal itu pula dia dapat bertemu dengan pemain Timnas Portugal, termasuk bintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo.
Martunis sekarang menjadi salah satu pemain di klub sepakbola Junior Sakti FC.
“Berlari dan berjuanglah sekeras yang kamu bisa lakukan. Kerja keras dan semua pengorbanan akan Allah bayar dengan harga yang pantas suatu saat nanti,” tulis Martunis di akun instagramnya.
Ini seolah merujuk pada usaha dan perjuangan kerasnya untuk meraih impian hidup yang selalu kandas di tengah jalan. [] SERAMBI