Foto/Ilustrasi
Pendidik adalah orang yang berpengetahuan luas, dan mempunyai kepribadian yang baik. Karena pendidik selain sebagai pengajar di dalam kelas, pendidik juga harus bisa menjadi contoh atau suri tauladan bagi peserta didiknya pendidik yang berkemampuan mengajar berpendapat bahwa kedayagunaan metode yang dapat digunakan untuk menyampaikan pengetahuan kepada murid bergantung pada sejauh mana kematangan persiapan guru dalam mempelajari hidup kejiwaan anak-anak didiknya. Sehingga diketahui sejauh mana kematangan kesiapan mereka dan bakat-bakat ilmiahnya.
Seorang pendidik bersikap dan berperilaku penuh kasih sayang kepada peserta didiknya, mengajar mereka dengan sikap lembut dan saling pengertian, tidak menerapkan perilaku keras dan kasar, sebab sikap demikian dapat membahayakan peserta didik, bahkan dapat merusak mental mereka, peserta didik bisa menjadi berlaku bohong, malas dan bicara kotor, serta berpura-pura, karena didorong rasa takut dimarahi guru atau takut dipukuli.
Dalam hal ini, keteladanan pendidik yang merupakan keniscayaan dalam pendidikan, sebab para peserta didik lebih mudah dipengaruhi dengan cara peniruan dan peneladanan serta nilai-nilai luhur yang mereka saksikan, dari pada yang dapat dipengaruhi oleh nasehat, pengajaran atau perintah-perintah .
Dalam mengajarkan anak-anak atau remaja hendaknya didasarkan atas prinsip-prinsip pandangan bahwa tahap permulaan pengetahuan adalah bersifat total (keseluruhan), kemudian secara bertahap, baru terperinci, sehingga anak dapat menrima dan memahami permasalahan pada tiap bagian dari ilmu yang diajarkan, lalu guru mendekatkan ilmu itu kepada pikirannya dengan penjelasan dan uraian-uraian sesuai dengan tingkat kemampuan berpikirnya anak-anak tersebut serta kesiapan kemampuan menerima apa yang diajarkan.
Berikut ini metode-metode pengajaran dan pendidikan diantaranya :
1. Metode Pentahapan dan Pengulangan
Dalam metode pentahapan hendaknya seorang pendidik menyajikan materi kepada anak anak secara bertahap, dari yang mudah ke sulit. .Lalu memulai dengan konsep dasar, kemudian menambahkan detail dan kompleksitas secara bertahap.Dengan hal tersebut seorang pendidik dapat membantu peserta didik membangun pondasi yang kuat ,dapat memahami konsep secara lebih mendalam, dan mengurangi beban mental saat belajar .
Dalam metode pengulangan hendaknya seorang pendidik mengulang materi secara berkala untuk memperkuat pemahaman dan retensi. Pendidik dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengulang materi yang telah dipelajari, baik secara mandiri maupun bimbingan. Dengan hal tersebut peserta didik dapat meningkatakan kemampuan, memperkuat pemahaman, dan meningkatkan retensi pengetahuan jangka panjang.
2. Menggunakan Sarana Tertentu untuk Menjabarkan Pelajaran
Seorang pendidik berinisiatif dalam peroses belajar penggunaan alat-alat peraga, karena anak pada waktu mulai belajar permulaannya lemah dalam memahami dan kurang daya pengamatannya. Alat-alat peraga itu membantu kemampuan memahami ilmu yang diajarkan kepadanya, dan hal inilah yang ditekankan karena memang anak bergantung pada panca inderanya dalam proses penyusunan pengalamannya. Dalam pekerjaan mengajar alat-alat peraga tersebut merupakan sarana pembuka cakrawala yang lebih luas. Di samping itu juga alat peraga ini menjadikan pengetahuan anak bersentuhan dengan pegalaman indrawi yang hakiki.
Maka dari itu makna yang terkandung di dalam metoda ini adalah lebih memudahkan anak memahami pelajaran dan mengurangi kesalahan daya penerimaan ilmu yang diajarkan serta memperkecil pemahaman yang buruk, dan sebagainya.
3. Widya-wisata merupakan Alat untuk Medapatkan Pengalaman yang Langsung
Pendidik mendorong agar melakukan perlawatan untuk menuntut ilmu karena dengan cara ini murid-murid akan mudah mendapat sember-sumber pengetahuan yang banyak sesuai dengan tabiat eksploratif anak, dean pengetahuan mereka berdasarkan observasi langsung itu berpengaruh besar dalam memperjelas pemahamannya terhadap pengetahuan lewat pengamatan indrawinya.
Pendidikan modern sekarang memperkuat pandangan tentang perlunya widyawisata sebagai sarana yang besar artinya dalam upaya mendapatkan pengetahuan secara langsung di lapangan dan pengaruhnya kuat sekali dalam hati anak.
4. Sangsi Terhadap Murid Merupakan Salah Satu Motivasi Dorongan Semangat Belajar (Bagi Murid yang Tidak Disiplin)
Seorang pendidik dianjurkan agar bersikap kasih-sayang kepada anak dan tidak menggunakan kekerasan terhadap mereka, karena sikap kasar atau kekerasan dalam mengajar membahayakan jasmani anak (atau murid). Jika anak diperlakukan secara kasar dan keras, menjadi sempit hatinya, dan hilang kecerdasannya, bahkan ia akan terdorong untuk berdusta, malas, dan berbuat kotor, dan saat itu anak tidak dapat menyatakan apa yang tergetar dalam hati kecilnya, akhirnya rusaklah makna kemanusiaan dalam dirinya sejak masa kanak-kanak.[]
Penulis :
Laela Maryani, Mahasiswi STITMA Yogyakarta