Pendidikan Islam memiliki sejarah panjang yang telah memberikan kontribusi besar dalam peradaban dunia. Pendidikan Islam adalah warisan peradaban yang telah mengakar sejak masa Rasulullah ﷺ dan mengalami dinamika panjang dalam lintasan sejarah. Sejak masa kejayaan Islam, pendidikan menjadi salah satu pilar utama dalam membangun masyarakat yang berilmu, beretika, dan berperadaban tinggi.
Dari lorong-lorong madrasah kuno di Baghdad hingga pesantren-pesantren di pelosok Nusantara, pendidikan Islam telah menjadi jantung kehidupan umat. Islam tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga membentuk akhlak dan peradaban. Namun, seiring perkembangan zaman, pendidikan Islam menghadapi berbagai tantangan baru.
Globalisasi, kemajuan teknologi, perubahan sosial, serta kebutuhan dunia kerja menuntut pendidikan Islam untuk terus beradaptasi tanpa kehilangan nilai-nilai dasarnya. Pertanyaan mendasar pun muncul: bagaimana pendidikan Islam mampu mempertahankan relevansi dan daya saingnya di tengah arus perubahan yang begitu cepat? Artikel ini akan mengulas perkembangan pendidikan Islam dari masa lalu yang gemilang hingga kondisi dan tantangan yang dihadapinya di masa kini.
Dengan demikian, diharapkan dapat ditemukan pemahaman yang lebih utuh mengenai posisi strategis pendidikan Islam dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kokoh secara spiritual dan moral.
Pendidikan Islam Masa Lalu: Pilar Keemasan yang Teruji
Pendidikan Islam pada masa lalu dikenal sebagai pilar keemasan yang memiliki peran sentral dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban umat Islam. Sistem pendidikan ini berfokus pada pengajaran ilmu agama yang dipadukan dengan ilmu duniawi, sehingga menciptakan keseimbangan antara spiritual dan intelektual.
Metode pembelajaran yang digunakan menekankan dialog, tafsir, dan pemahaman mendalam terhadap Al-Qur’an dan Hadis, serta pengembangan karakter dan akhlak mulia. Lembaga-lembaga pendidikan seperti madrasah dan pesantren menjadi pusat ilmu yang menghasilkan ulama dan cendekiawan terkenal. Keberhasilan pendidikan Islam masa lalu ini teruji oleh kontribusinya yang besar dalam melahirkan peradaban gemilang dan pemikiran kritis yang relevan hingga kini.
Sejarah mencatat bahwa pendidikan Islam pernah mencapai puncak kejayaan pada masa kekhalifahan Umayyah, Abbasiyah, dan masa-masa setelahnya. Lembaga-lembaga seperti madrasah Nizamiyah di Baghdad, Al-Qarawiyyin di Maroko, dan Al-Azhar di Mesir menjadi tonggak penting yang bukan hanya mencetak ulama, tetapi juga ilmuwan dalam berbagai bidang ilmu.
Sistem pendidikan saat itu memiliki beberapa ciri khas:
1. Terintegrasinya ilmu agama dan ilmu umum. Ulama seperti Al-Khawarizmi, Ibn Sina, dan Al-Farabi adalah contoh tokoh yang lahir dari lingkungan pendidikan Islam yang terbuka terhadap sains dan filsafat.
2. Peran sentral guru dan metode talaqqi. Relasi guru dan murid tidak hanya bersifat akademik, tetapi juga spiritual. Proses belajar bersifat personal, intens, dan sangat menekankan adab.
3. Kemandirian lembaga pendidikan. Banyak madrasah dan halaqah berkembang atas inisiatif pribadi atau wakaf, bebas dari intervensi politik penguasa.
Tantangan Pendidikan Islam Masa Kini
Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan Islam menghadapi berbagai tantangan kompleks, baik dari aspek internal maupun eksternal yaitu:
(1). Globalisasi dan Arus Sekularisme.
Pengaruh budaya global dan sekularisasi menyebabkan terjadinya pergeseran nilai dalam kehidupan masyarakat. Banyak lembaga pendidikan Islam kesulitan menjaga identitas keislamannya di tengah arus informasi yang serba bebas dan tidak terfilter. Anak-anak dan remaja lebih mudah terpapar konten yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
(2). Ketimpangan Kualitas dan Akses
Meskipun jumlah lembaga pendidikan Islam terus bertambah, tidak semua memiliki kualitas yang setara. Ketimpangan dalam hal tenaga pendidik, kurikulum, dan fasilitas masih menjadi persoalan yang menghambat kemajuan pendidikan Islam secara menyeluruh.
(3). Digitalisasi dan Teknologi
Era digital membawa peluang besar, tetapi juga tantangan. Banyak lembaga pendidikan Islam belum mampu memanfaatkan teknologi informasi secara optimal dalam proses pembelajaran. Digital literacy di kalangan guru dan siswa juga masih rendah di banyak tempat.
(4). Radikalisme dan Polarisasi
Isu radikalisme yang kerap dikaitkan dengan lembaga pendidikan Islam menjadi tantangan tersendiri. Padahal, inti ajaran Islam adalah rahmatan lil ‘alamin. Pendidikan Islam harus mampu menegaskan bahwa Islam adalah agama yang cinta damai dan menolak kekerasan.
Upaya Transformasi dan Solusi
Menjawab berbagai tantangan di atas, pendidikan Islam perlu melakukan reformasi yang menyeluruh, antara lain:
1. Modernisasi Kurikulum: Mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu umum secara seimbang agar lulusan tidak hanya cakap dalam ilmu-ilmu keislaman, tetapi juga mampu bersaing di dunia global.
2. Peningkatan Kualitas SDM: Meningkatkan kompetensi guru melalui pelatihan, sertifikasi, dan peningkatan kesejahteraan
3. Pemanfaatan Teknologi: Mendorong digitalisasi pembelajaran agar pendidikan Islam lebih adaptif dan interaktif.
4. Penguatan Nilai dan Moderasi Islam: Menanamkan nilai-nilai Islam wasathiyah (moderat) untuk mencegah radikalisme dan mendorong harmoni sosial.
5. Kolaborasi dengan Lembaga Lain: Bekerja sama dengan pemerintah, lembaga internasional, dan organisasi masyarakat untuk memperkuat sistem pendidikan Islam.
Penutup
Pendidikan Islam adalah warisan agung yang telah membentuk generasi demi generasi umat Islam selama berabad-abad. Namun, agar tetap relevan di era modern, pendidikan Islam harus mampu beradaptasi, memperbarui pendekatannya, dan menjawab tantangan zaman tanpa kehilangan jati dirinya. Melalui reformasi menyeluruh dan komitmen kolektif, pendidikan Islam dapat terus menjadi cahaya bagi peradaban manusia yang lebih baik.[]
Penulis :
Hanifah Regine Adn Hakim, mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta