TamiangNews.com, TAKENGON -- Enam Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Cina diketahui masuk ke Aceh pada 4 Februari 2020, atau sehari sebelum Pemerintah menutup sementara penerbangan dari dan ke Cina pada Rabu (5/2/2020). Mereka merupakan tenaga ahli pemasangan mesin yang didatangkan oleh perusahaan getah damar, PT Jaya Media Jaya Internusa di Kecamatan Linge.
Mengantisipasi penyebaran wabah virus Corona, Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh Tengah, Kamis (6/2/2020) melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap keenam TKA tersebut, dan hasilnya diperkirakan akan keluar pada Jumat atau Sabtu besok. Virus Corona sejauh ini telah menyebar di 26 negara, menginfeksi lebih dari 28.000 orang dan menewaskan sebanyak 565 orang.
Selain melakukan pemeriksaan terhadap keenam warga Cina yang baru masuk, Dinkes Aceh Tengah beberapa hari lalu juga telah memeriksa tujuh pekerja asing lainnya yang juga berasal dari Cina. Mereka tiba di Aceh pada November 2019 dan hasilnya dinyatakan negatif.
“Tadi pagi ada enam orang TKA lagi yang diperiksa, hasilnya mungkin besok atau lusa. Jadi semuanya (TKA asal Cina) berjumlah 13 orang,” sebut Kepala Bidang Penanggulangan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Aceh Tengah, dr Indra Wahyudi, kepada Serambi kemarin.
Sedangkan terhadap tujuh pekerja Cina lainnya, meski dari hasil pemeriksaan hasilnya negatif, namun pengawasan tetap dilakukan mengingat gejala infeksi virus Corona baru diketahui setelah 14 hari, di antaranya berupa demam tinggi.
Indra Wahyudi mengatakan, pengawasan dilakukan oleh petugas kesehatan dari Puskesmas Linge yang dilakukan setiap hari. “Bila nanti ada tanda-tanda itu (Corona), pasien bisa langsung dibawa ke ruang isolasi RSU Datu Beru,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kadiskes Aceh Tengah, Jayusman, menjelaskan, pemeriksaan itu dilakukan untuk mengantisipasi penyerabatn virus Corona. “Apalagi mereka ini berasal dari Cina, makanya perlu dilakukan pengawasan kesehatan,” kata Jayusman.
Pemeriksaan kesehatan itu lanjut dia, tidak hanya difokuskan pada potensi paparan virus Corona, tetapi juga pemeriksaan kesehatan untuk melihat adanya penyakit menular lain, seperti TBC dan malaria.
Selain itu, Dinkes Aceh Tengah juga melakukan penyuluhan kepada masyarakat, untuk menjaga lingkungan serta rutin mencuci tangan. Ia pun mengimbau masyarakat agar segera memeriksakan diri bila merasakan gejala-gejala seperti serangan flu. “Kalau ada gejala, segera periksakan kesehatan ke dokter atau layanan kesehatan terdekat. Seperti kita tahu, virus corona ini gejalanya hampir sama dengan flu,” ujar Jayusman.
Direktur RSU Datu Beru, Takengon, dr Hardi Yanis, membenarkan jika rumah sakit telah menyiapkan ruang isolasi untuk penanganan pasien suspect Corona. Hardi mengatakan, ruang isolosai tersebut disiapkan untuk menangani pasien yang diduga terinfeksi Corona. “Kita tidak menginginkan penyakit itu ada di daerah ini. Meski begitu kita harus siapkan langkah-langkah antisipasinya,” katanya.
Menurut Hardi Yanis, RSU Datu Beru memang sudah memiliki ruang isolasi yang sebelumnya digunakan untuk perawatan pasien terduga flu burung dan SARS, sehingga hanya tinggal melengkapi tim medis, SOP, serta peralatan lainnya untuk kebutuhan penanganan Corona. “Itu artinya kita sudah siap jika nanti ada potensi pasien terduga terserang virus corona. Kita harap jangan sampai ada,” tuturnya.
Camat Linge, Win Akbar, mengaku tidak tahu menahu tentang keberadaan pekerja asal Cina di kecamatannya. Selama ini pihak perusahaan tak pernah berkoordinasi terkait pemanfaatan pekerja asing tersebut. Kurangnya koordinasi ini, lanjut Win Akbar, membuat pihak kecamatan tidak mengetahui berapa lama sudah mereka bekerja dan berapa banyak jumlahnya.
“Kami tidak tahu persis berapa lama dan berapa orang jumlah TKA asal Cina yang ada di kecamatan ini,” kata Win Akbar.
Karena itu, Win Akbar berharap perusahaan-perusahaan yang membawa TKA agar juga menyampaikan laporan kepada pihak kecamatan, demi mempermudah koordinasi serta mengawasi aktivitas para TKA. “Dampaknya nanti masyarakat juga yang merasakan. Makanya kami berharap perusahaan tidak menganggap remeh koordinasi dengan pihak kecamatan,” pungkas Win Akbar.
Sementara itu, dari Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja (Transnaker) Aceh Tengah, Kausarsyah, diketahui bahwa TKA yang didatangkan ke kabupaten itu bekerja sebagai tenaga ahli. Mereka bekerja di dua perusahaan getah damar di kawasan Isak Kecamatan Linge. “Mereka dibawa oleh Perusahaan PT Sinar Konstruksi Indonesia dan PT Jaya Media Internusa,” kata Kausarsyah.
Ia mengaku, begitu kabar virus Corona merebak, pihaknya langsung menyurati enam perusahaan yang memperkerjakan TKA, meminta agar dilakukan pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan itu tidak hanya dilakukan kepada TKA dari Cina, tetapi juga seluruh pekerja asing yang ada di Aceh Tengah. “Jadi sebenarnya ada enam perusahaan yang memperkerjakan tenaga asing, sudah kita surati agar segera memberikan laporan hasil pemeriksaan kesehatan para TKA,” ujarnya.
Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pihak Imigrasi Aceh Tengah untuk mendata seluruh TKA yang ada di daerah tersebut. Sebab sepengetahunnya, selain TKA dari Cina, juga ada TKA dari Korea yang bekerja di proyek PLTA Pesangan 1 dan 2.
Sedangkan terhadap enam TKA asal Cina yang tiba pada 4 Februari kemarin, Kausarsyah mengatakan bahwa mereka merupakan tenaga ahli pemasangan mesin di PT Jaya Media Jaya Internusa. “Info yang kita dapat ada enam orang TKA asal Cina baru masuk. Tapi dokumennya belum masuk ke kami dan ini kami monitor terus,” tambah Kausarsyah.
Terpisah, Kepala Kantor Imigrasi Kelas III Non TPI, Fachruddin Romi Noviar Saputra, mengatakan bahwa pihaknya akan memperketat pengawasan terhadap Warga Negara Asing (WNA) yang ada di daerah itu, dalam upaya mengantisipasi penyebaran virus Corona. “Sejak 1 Februari lalu kami sudah Bandar Udara Rembele untuk melihat sarana pemeriksaan kesehatan yang ada di bandara itu,” kata Fachruddin Romi.
Ia menjelaskan, Bandar Udara Rembele merupakan bandara penerbangan domestik (dalam negeri). Sehingga setiap orang asing yang datang, tentu sudah melewati pemeriksaan secara ketat di bandara-bandara besar, seperti bandara Kualanamu (Medan) dan Soekarno Hatta (Jakarta).
“Meski begitu kami tetap mengawasi. Tentu domainnya terkait kewarganegaraan. Untuk pemeriksaan kesehatan, ranahnya di Dinas Kesehatan, dan masalah ketenagakerjaan adanya di Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja,” jelasnya.
Sejumlah Tenaga Kerja Asing (TKA) dari Cina telah tiba dan kembali bekerja di PLTU Nagan Raya setelah sebelumnya cuti Imlek. Namun menurut Kepala Imigrasi Meulaboh, Azhar, belum semua pekerja asing tersebut kembali.
“WNA asal Cina yang kembali lagi bekerja di perusahaan PLTU itu belum semuanya,” kata Azhar. Namun ia tidak mengetahui detail berapa banyak jumlah yang sudah kembali karena sedang berada di luar daerah.
Terhadap mereka yang telah kembali ke Nagan, ia mengatakan telah diperiksa dan dinyatakan sehat. “Meski demikian mereka tetap dikarantinakan selama 14 hari oleh perusahaan tempat mereka bekerja,” imbuhnya.
Pihaknya juga akan melakukan pemeriksaan ketat terhadap warga negara asing di pintu masuk bandara untuk menghindari mencegah penyebaran virus Corona.
Informasi diperoleh Serambi, jumlah pekerja asing asal Cina yang saat ini sudah berada di Nagan Raya berjumlah 52 orang, dan mereka belum dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh dinas teknis terkait.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Nagan Raya, Siti Zaidar SST didampingi Sekdiskes, Arafik Karim MPA, mengatakan masih berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertras) untuk penetapan jadwal pemeriksaan. "Kami masih koordinasi dulu terhadap pemeriksaan TKA Cina yang bekerja di Nagan Raya," kata Siti Zaidar.
Dia mengatakan, pekerja asal Cina itu saat ini sedang melakukan pekerjaan pembangunan PLTU 3-4 di Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir. Mereka tinggal di dua titik, yakni di Kecamatan Kuala dan Kuala Pesisir yang menurut laporan sementara sebanyak 52 orang.
Plt Kadisnakertran Nagan Raya, Drs Mahdali yang dikonfirmasi secara terpisah juga menyampaikan hal yang sama. "Kita coba koordinasi dulu. Tentu kita juga koordinasi dengan Disnaker provinsi dan pihak perusahaan," ucapnya.
Dinkes Nagan Raya, sejauh ini sudah menyiagakan petugasnya di Bandara Cut Nyak Dhien untuk memeriksa penumpang yang tiba di Nagan Raya. Pemeriksaan ini sudah berlangsung sejak sepekan lalu. "Bukan hanya penumpang WNA Cina yang diperiksa, tetapi juga WNA dari negara lain. Kalau penumpang lokal kini tidak diperiksa lagi, sebelumnya semua penumpang diperiksa," ujar Siti Zaidar.
Sementara itu, pihak RSUD Sultan Iskandar Muda (SIM) Nagan Raya sudah sepekan terakhir menyiagakan ruang khusus isolasi untuk mengatasi jika wabah Corona muncul. "Kami telah menyiapkan ruang isolasi sebagai kesiagaan. Sejauh ini aman dan kita harapkan tidak ada warga Nagan Raya yang terjangkit," kata Direktur RSUD SIM, drg Doni Asrin. [] SERAMBI
![]() |
Foto : Serambi |
Selain melakukan pemeriksaan terhadap keenam warga Cina yang baru masuk, Dinkes Aceh Tengah beberapa hari lalu juga telah memeriksa tujuh pekerja asing lainnya yang juga berasal dari Cina. Mereka tiba di Aceh pada November 2019 dan hasilnya dinyatakan negatif.
“Tadi pagi ada enam orang TKA lagi yang diperiksa, hasilnya mungkin besok atau lusa. Jadi semuanya (TKA asal Cina) berjumlah 13 orang,” sebut Kepala Bidang Penanggulangan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Aceh Tengah, dr Indra Wahyudi, kepada Serambi kemarin.
Sedangkan terhadap tujuh pekerja Cina lainnya, meski dari hasil pemeriksaan hasilnya negatif, namun pengawasan tetap dilakukan mengingat gejala infeksi virus Corona baru diketahui setelah 14 hari, di antaranya berupa demam tinggi.
Indra Wahyudi mengatakan, pengawasan dilakukan oleh petugas kesehatan dari Puskesmas Linge yang dilakukan setiap hari. “Bila nanti ada tanda-tanda itu (Corona), pasien bisa langsung dibawa ke ruang isolasi RSU Datu Beru,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kadiskes Aceh Tengah, Jayusman, menjelaskan, pemeriksaan itu dilakukan untuk mengantisipasi penyerabatn virus Corona. “Apalagi mereka ini berasal dari Cina, makanya perlu dilakukan pengawasan kesehatan,” kata Jayusman.
Pemeriksaan kesehatan itu lanjut dia, tidak hanya difokuskan pada potensi paparan virus Corona, tetapi juga pemeriksaan kesehatan untuk melihat adanya penyakit menular lain, seperti TBC dan malaria.
Selain itu, Dinkes Aceh Tengah juga melakukan penyuluhan kepada masyarakat, untuk menjaga lingkungan serta rutin mencuci tangan. Ia pun mengimbau masyarakat agar segera memeriksakan diri bila merasakan gejala-gejala seperti serangan flu. “Kalau ada gejala, segera periksakan kesehatan ke dokter atau layanan kesehatan terdekat. Seperti kita tahu, virus corona ini gejalanya hampir sama dengan flu,” ujar Jayusman.
Direktur RSU Datu Beru, Takengon, dr Hardi Yanis, membenarkan jika rumah sakit telah menyiapkan ruang isolasi untuk penanganan pasien suspect Corona. Hardi mengatakan, ruang isolosai tersebut disiapkan untuk menangani pasien yang diduga terinfeksi Corona. “Kita tidak menginginkan penyakit itu ada di daerah ini. Meski begitu kita harus siapkan langkah-langkah antisipasinya,” katanya.
Menurut Hardi Yanis, RSU Datu Beru memang sudah memiliki ruang isolasi yang sebelumnya digunakan untuk perawatan pasien terduga flu burung dan SARS, sehingga hanya tinggal melengkapi tim medis, SOP, serta peralatan lainnya untuk kebutuhan penanganan Corona. “Itu artinya kita sudah siap jika nanti ada potensi pasien terduga terserang virus corona. Kita harap jangan sampai ada,” tuturnya.
Camat Linge, Win Akbar, mengaku tidak tahu menahu tentang keberadaan pekerja asal Cina di kecamatannya. Selama ini pihak perusahaan tak pernah berkoordinasi terkait pemanfaatan pekerja asing tersebut. Kurangnya koordinasi ini, lanjut Win Akbar, membuat pihak kecamatan tidak mengetahui berapa lama sudah mereka bekerja dan berapa banyak jumlahnya.
“Kami tidak tahu persis berapa lama dan berapa orang jumlah TKA asal Cina yang ada di kecamatan ini,” kata Win Akbar.
Karena itu, Win Akbar berharap perusahaan-perusahaan yang membawa TKA agar juga menyampaikan laporan kepada pihak kecamatan, demi mempermudah koordinasi serta mengawasi aktivitas para TKA. “Dampaknya nanti masyarakat juga yang merasakan. Makanya kami berharap perusahaan tidak menganggap remeh koordinasi dengan pihak kecamatan,” pungkas Win Akbar.
Sementara itu, dari Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja (Transnaker) Aceh Tengah, Kausarsyah, diketahui bahwa TKA yang didatangkan ke kabupaten itu bekerja sebagai tenaga ahli. Mereka bekerja di dua perusahaan getah damar di kawasan Isak Kecamatan Linge. “Mereka dibawa oleh Perusahaan PT Sinar Konstruksi Indonesia dan PT Jaya Media Internusa,” kata Kausarsyah.
Ia mengaku, begitu kabar virus Corona merebak, pihaknya langsung menyurati enam perusahaan yang memperkerjakan TKA, meminta agar dilakukan pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan itu tidak hanya dilakukan kepada TKA dari Cina, tetapi juga seluruh pekerja asing yang ada di Aceh Tengah. “Jadi sebenarnya ada enam perusahaan yang memperkerjakan tenaga asing, sudah kita surati agar segera memberikan laporan hasil pemeriksaan kesehatan para TKA,” ujarnya.
Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pihak Imigrasi Aceh Tengah untuk mendata seluruh TKA yang ada di daerah tersebut. Sebab sepengetahunnya, selain TKA dari Cina, juga ada TKA dari Korea yang bekerja di proyek PLTA Pesangan 1 dan 2.
Sedangkan terhadap enam TKA asal Cina yang tiba pada 4 Februari kemarin, Kausarsyah mengatakan bahwa mereka merupakan tenaga ahli pemasangan mesin di PT Jaya Media Jaya Internusa. “Info yang kita dapat ada enam orang TKA asal Cina baru masuk. Tapi dokumennya belum masuk ke kami dan ini kami monitor terus,” tambah Kausarsyah.
Terpisah, Kepala Kantor Imigrasi Kelas III Non TPI, Fachruddin Romi Noviar Saputra, mengatakan bahwa pihaknya akan memperketat pengawasan terhadap Warga Negara Asing (WNA) yang ada di daerah itu, dalam upaya mengantisipasi penyebaran virus Corona. “Sejak 1 Februari lalu kami sudah Bandar Udara Rembele untuk melihat sarana pemeriksaan kesehatan yang ada di bandara itu,” kata Fachruddin Romi.
Ia menjelaskan, Bandar Udara Rembele merupakan bandara penerbangan domestik (dalam negeri). Sehingga setiap orang asing yang datang, tentu sudah melewati pemeriksaan secara ketat di bandara-bandara besar, seperti bandara Kualanamu (Medan) dan Soekarno Hatta (Jakarta).
“Meski begitu kami tetap mengawasi. Tentu domainnya terkait kewarganegaraan. Untuk pemeriksaan kesehatan, ranahnya di Dinas Kesehatan, dan masalah ketenagakerjaan adanya di Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja,” jelasnya.
Sejumlah Tenaga Kerja Asing (TKA) dari Cina telah tiba dan kembali bekerja di PLTU Nagan Raya setelah sebelumnya cuti Imlek. Namun menurut Kepala Imigrasi Meulaboh, Azhar, belum semua pekerja asing tersebut kembali.
“WNA asal Cina yang kembali lagi bekerja di perusahaan PLTU itu belum semuanya,” kata Azhar. Namun ia tidak mengetahui detail berapa banyak jumlah yang sudah kembali karena sedang berada di luar daerah.
Terhadap mereka yang telah kembali ke Nagan, ia mengatakan telah diperiksa dan dinyatakan sehat. “Meski demikian mereka tetap dikarantinakan selama 14 hari oleh perusahaan tempat mereka bekerja,” imbuhnya.
Pihaknya juga akan melakukan pemeriksaan ketat terhadap warga negara asing di pintu masuk bandara untuk menghindari mencegah penyebaran virus Corona.
Informasi diperoleh Serambi, jumlah pekerja asing asal Cina yang saat ini sudah berada di Nagan Raya berjumlah 52 orang, dan mereka belum dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh dinas teknis terkait.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Nagan Raya, Siti Zaidar SST didampingi Sekdiskes, Arafik Karim MPA, mengatakan masih berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertras) untuk penetapan jadwal pemeriksaan. "Kami masih koordinasi dulu terhadap pemeriksaan TKA Cina yang bekerja di Nagan Raya," kata Siti Zaidar.
Dia mengatakan, pekerja asal Cina itu saat ini sedang melakukan pekerjaan pembangunan PLTU 3-4 di Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir. Mereka tinggal di dua titik, yakni di Kecamatan Kuala dan Kuala Pesisir yang menurut laporan sementara sebanyak 52 orang.
Plt Kadisnakertran Nagan Raya, Drs Mahdali yang dikonfirmasi secara terpisah juga menyampaikan hal yang sama. "Kita coba koordinasi dulu. Tentu kita juga koordinasi dengan Disnaker provinsi dan pihak perusahaan," ucapnya.
Dinkes Nagan Raya, sejauh ini sudah menyiagakan petugasnya di Bandara Cut Nyak Dhien untuk memeriksa penumpang yang tiba di Nagan Raya. Pemeriksaan ini sudah berlangsung sejak sepekan lalu. "Bukan hanya penumpang WNA Cina yang diperiksa, tetapi juga WNA dari negara lain. Kalau penumpang lokal kini tidak diperiksa lagi, sebelumnya semua penumpang diperiksa," ujar Siti Zaidar.
Sementara itu, pihak RSUD Sultan Iskandar Muda (SIM) Nagan Raya sudah sepekan terakhir menyiagakan ruang khusus isolasi untuk mengatasi jika wabah Corona muncul. "Kami telah menyiapkan ruang isolasi sebagai kesiagaan. Sejauh ini aman dan kita harapkan tidak ada warga Nagan Raya yang terjangkit," kata Direktur RSUD SIM, drg Doni Asrin. [] SERAMBI