Notification

×

Iklan

Iklan

Keterampilan Mengajar untuk Menjadi Guru yang Profesional

Sabtu, 25 November 2023 | November 25, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-11-25T05:19:40Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Yusro Syafawani Ridho (Foto : IST)

Guru adalah pekerjaan yang membutuhkan keterampilan khusus. Untuk menjadi guru yang profesional sesorang harus menguasai berbagai aspek pengajaran dan pendidikan yang telah dipelajari dan dikuasai sebagai hasil dari proses pra-jabatan atau pendidikan tertentu. Tugas utama seorang guru yaitu mengajar yang bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan peserta didik. Kegiatan mengajar ini hanya dapat dilakukan oleh individu tertentu yakni mereka yang sudah mendapatkan pengalaman dan pelatihan yang cukup. Pemerintah mengkategorikan jabaran guru sebagai pekerjaan profesional. 


Sebagai pekerjaan profesional, para guru harus memiliki tiga kemampuan, yaitu kemampuan individu, sosial, dan profesional. Sebagai tenaga pendidik harus memiliki kemampuan mengajar yang baik. Setiap calon pendidik akan memiliki kemampuan mengajar yang dibutuhkan dengan mengikuti pelatihan micro teaching. Apa itu micro teaching?


Micro taching berasal dari sua suku kata: “micro” yang berarti kecil, sempit, dan terbatas. Sedangkan “teaching”, yang berarti mengajar. Oleh karena itu, berdasarkan bentuknya, istilah ini didefinisikan sebagai kegiatan mengajar yang setiap aspeknya diperkecil atau disederhanakan.


Micro teaching pertama kali dicoba di Stanford University, Amerika Serikat pada tahun 1963. Pemberlakuan micro teaching dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidik yang profesional. Mincro teaching mulai digunakan di Indonesia oleh beberapa institusi perguruan tinggi, yakni IKIP Yogyakarta, IKIP Bandung, dan IKIP Ujung Pandang.


Asril (2011) menyatakan bahwa micro teaching adalah model pengajaran yang diperkecil. Kata “diperkecil” ini mengacu pada beberapa hal yaitu jumlah siswa yang terbatas, ruang kelas yang terbatas, waktu pembelajaran yang terbatas dan masih banyak lagi. Micro teaching membantu para guru untuk mendapatkan pengalaman baru dalam proses belajar mengajar. Melalui teknik micro teaching ini guru maupun calon guru dapat mengumpulkan informasi tentang kelemahan dan kelebihan dalam proses mengajar. 


Menurut Barnawi dan Arifin (2016), keterampilan mengajar dalam micro teaching terbagi menjadi beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:


1) Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran 


Membuka pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan suasana kelas sebelum kegiatan pembelajaran sehingga perhatian dan pikiran siswa dapat terfokus pada apa yang akan dipelajari selama proses pembelajaran. Jika guru tidak memulai pelajaran dengan baik, maka seluruh rencana dan persiapan  yang telah dilakukan sebelum mengajar akan menjadi sia-sia. Menutup pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memberikan kesimpulan tentang kegiatan inti dari pembelajaran tersebut. Menutup pembelajaran harus dilakukan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang apa yang telah dipelajari, tingkat pencapaian siswa dalam memahami meteri, dan tingkat kesuksesan guru dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan menutup pembelajaran tidak hanya dilakukan pada setiap akhir pembelajaran, namun dapat dilakukan setiap penggal akhir aktivitas atau setiap kali menuju objek atau subjek terbaru.


2) Keterampilan Menjelaskan 


Keterampilan menjelaskan adalah kemampuan untuk menyampaikan informasi yang disusun dengan cara teratur sebagai suatu kesatuan yang signifikan materi mudah dipahami oleh siswa. Penguasaan keterampilan menjelaskan sangat penting bagi guru karena memungkinkan mereka untuk meningkatkan penggunaan waktu dan penyampaian penjelasan, meningkatkan pemahaman siswa, membantu mereka memperluas pengetahuan mereka, dan mengatasi kelangkaan buku sebagai sumber belajar. Kegiatan menjelaskan bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan siswa, meningkatkan pemahaman mereka tentang konsep, hukum, prosedur, membantu mereka memahami pertanyaan, dan membantu mereka memahami proses penalaran. 


3) Keterampilan Mengadakan Variasi 


Keterampilan menggunakan variasi stimulus adalah kemampuan guru untuk memanfaatkan berbagai kemampuan dalam mengajar untuk mendorong para siswa agar memastikan suasana pembelajaran tetap menarik, sehingga siswa tertarik dalam menerima materi selama pembelajaran berlangsung secara efektif.  Tujuan dari penggunaan variasi ini adalah untuk menghilangkan rasa bosan siswa dalam mengikuti proses belajar, mempertahankan lingkungan belajar yang ideal, meningkatkan kondisi dan perhatian siswa yanf diajarkan dan memudahkan guru dalam menyampaikan materi. Komponen keterampilan mengadakan variasi keterampilan dibagi menjadi tiga kelompok: gaya dan metode pengajar guru, penggunaan media dan alat pengajaran, dan pola interaksi. 


4) Keterampilan Memberikan Penguatan 


Memberi penguatan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mendorong siswa dalam meningkatkan kualitas tingkah laku atau tindakan siswa. Keterampilan memberi penguatan adalah keterampilan dalam memberikan respon positif yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan suatu tingkah laku sehingga datar terulang di pembelajaran selanjutnya. Teknik pemberian penguatan dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal. Penguatan verbal merupakan penghargaan yang dinyatakan dengan lisan, sedangkan penguatan nonverbal dinyatakan dengan mimik, gerakan tubuh, pemberian sesuatu, dan lain-lainnya. Penguatan dapat meningkatkan perhatian siswa pada pelajaran, mendorong perilaku yang baik, dan menumbuhkan rasa percaya diri. 


5) Keterampilan Bertanya 


Keterampilan bertanya adalah kemampuan untuk mendapatkan tanggapan dari orang lain. Setiap pengajaran, penilaian, dan pertanyaan digunakan untuk menilai pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Kegiatan bertanya akan lebih efektif bila pertanyaan yang diajukan cukup berbobot, mudah dimengerti atau relevan dengan topik yang dibicarakan. Tujuan guru mengajukan pertanyaan kepada siswa antara lain yaitu menumbuhkan rasa penasaran siswa, meningkatkan kemampuan berpikir, memperbaiki fokus perhatian siswa, menentukan masalah belajar siswa, memberikan harapan guru kepada siswanya, merangsang percakapan, memperlihatkan perhatian terhadap ide dan keadaan siswa, serta siswa berani terlibat ddalam interaksi belajar mengeluarkan pendapat. Para tenaga pendidik sangat dianjurkan untuk menguasai keterampilan bertanya ini, baik guru pemula maupun profesional, karena dengan mengajukan pertanyaan, baik guru maupun siswa akan mendapatkan umpan balik tentang materi dan juga dapat menggugah perhatian siswa atau peserta didik. 


6) Keterampilan Mengelola Kelas 


Keterampilan mengelola kelas adalah kemampuan untuk menciptakan dan mempertahankan lingkungan belajar yang ideal. Selain itu, dapat mengubah situasi apabila terjadi kendala saat proses pembelajaran. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip keterampilan mengelola kelas yaitu prefentip, yang berkaitan dengan kemampuan guru untuk mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran yang represif, yaitu terkait dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan tujuan guru dapat melakukan tindakan pengobatan untuk menciptakan kondisi belajar yang ideal. 


7) Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan 


Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian yang lebih besar kepada setiap siswa dan menciptakan hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat antara guru dan siswa. Format pembelajaran ini ditandai dengan bahwa siswa memiliki kesempatan untuk belajar sesuai dengan minat, kemampuan, dan kecepatan mereka sendiri, mendapatkan bantuan dari guru, dan berpartisipasi dalam desain kegiatan. Keterampilan ini terdiri dari kemampuan mengadakan pendekatan secara pribadi, kemampuan mengorganisasi, kemampuan membimbing dan memudahkan siswa, kemampuan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar.


8) Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok 


Kemampuan membimbing diskusi ini sangat penting untuk dikuasa oleh para guru. Ada kalanya guru melakukan kegiatan ini di tengah-tengah proses pembelajaran. Namun, dalam kegiatan diskusi masih sering ditemukan beberapa siswa yang berbicara di luar topik pembahasan. Padahal, tujuan utama dilaksanakannya kegiatan diskusi ini adalah untuk berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Di sinilah peran guru sangat diperlukan untuk memastikan bahwa kegiatan diskusi dapat berlangsung secara efektif. Keterampilan membimbing diskusi kelompok bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpikir, berinteraksi dengan orang lain, dan belajar bersikap positif.[]


Pengirim :

Yusro Syafawani Ridho, Mahasiswi Pendidikan Kimia UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, email : syafawani738@gmail.com 

×
Berita Terbaru Update