Foto/Ilustrasi
Manajemen pendidikan Islam memainkan peranan penting dalam pembentukan generasi yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga berakhlak mulia. Perkembangan teknologi digital telah membawa dampak signifikan terhadap tata kelola lembaga pendidikan Islam. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi bentuk-bentuk transformasi manajerial dalam pendidikan Islam yang berbasis teknologi informasi serta tantangan yang dihadapi dalam implementasinya.
Hasil kajian menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi dalam manajemen kurikulum, peserta didik, kepegawaian, keuangan, serta sarana dan prasarana membawa banyak manfaat strategis. Namun, tantangan seperti keterbatasan infrastruktur, SDM yang belum kompeten, dan keterbatasan anggaran tetap menjadi hambatan. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang holistik dan terintegrasi dalam pengembangan manajemen pendidikan Islam berbasis digital.
Manajemen pendidikan Islam merupakan elemen fundamental dalam pembangunan sistem pendidikan yang seimbang antara nilai-nilai spiritual dan perkembangan ilmu pengetahuan. Di era digital, tantangan dan peluang baru muncul seiring pesatnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Digitalisasi telah merambah seluruh aspek manajemen pendidikan, mencakup kurikulum, peserta didik, kepegawaian, keuangan, hingga sarana dan prasarana. Hal ini menuntut lembaga pendidikan Islam untuk beradaptasi dengan inovasi teknologi tanpa mengabaikan prinsip-prinsip Islam.
Manajemen pendidikan Islam dalam perpektif digital adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan pengendalian sumber daya dalam mencapai tujuan pendidikan berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah. Prinsip dasar seperti kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab harus senantiasa hadir dalam penerapan manajemen, termasuk dalam pemanfaatan teknologi digital.
Diantara transformasi digital dalam pendidikan Islam yaitu implementasi teknologi dalam pengembangan kurikulum Islam yang diwujudkan melalui blended learning, e-learning, dan pemanfaatan berbagai platform digital seperti Google Drive, Google Site, serta LMS (Learning Management System). Tujuan utamanya adalah menciptakan proses pembelajaran yang fleksibel dan relevan dengan perkembangan zaman, tanpa mengesampingkan nilai-nilai Islam.
Digitalisasi manajemen peserta didik mencakup proses penerimaan siswa baru (PPDB) online, sistem database siswa, hingga absensi digital berbasis barcode atau teknologi pengenalan wajah. Tujuannya adalah efektivitas administrasi dan penguatan kontrol akademik.
Penggunaan sistem informasi manajemen kepegawaian membantu pendataan dan pengelolaan sumber daya manusia secara efisien. Guru agama Islam, sebagai elemen inti, harus memiliki kompetensi digital untuk mendukung proses pembelajaran berbasis teknologi.
Sistem keuangan yang menggunakan sistem informasi dengan adanya aplikasi seperti ARKAS dan e-RKAM digunakan untuk mengelola anggaran dan dana BOS secara transparan dan akuntabel. Model pengembangan sistem seperti metode waterfall digunakan dalam perancangan perangkat lunak keuangan Pendidikan.
Untuk manajemen sarana dan prasarana termasuk suatu pengelolaan aset pendidikan dilakukan dengan sistem informasi berbasis web dan aplikasi seperti SIM-SARPRAS yang dikembangkan oleh Kementerian Agama. Pendekatan digital mempermudah inventarisasi dan pengawasan penggunaan fasilitas pendidikan.
Beberapa tantangan digitalisasi dalam manajemen pendidikan Islam, meliputi : 1) Keterbatasan infrastruktur teknologi, khususnya di daerah terpencil; 2) Rendahnya literasi digital di kalangan tenaga pendidik; 3) Resistensi terhadap perubahan di lingkungan konservatif; 4) Minimnya dukungan finansial dan manajerial; 5) Kurangnya keterlibatan orang tua dan komunitas; dan 6) Isu keamanan data dan privasi pengguna.
Sedangkan strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi tantangan tersebut, meliputi: 1) Penguatan nilai-nilai Islam dalam visi dan misi kelembagaan; 2) Penerapan sistem pengelolaan partisipatif yang melibatkan semua pemangku kepentingan; 3) Optimalisasi teknologi untuk efisiensi pembelajaran; 4) Pengembangan sistem evaluasi yang objektif dan adil; dan 5) Peningkatan kapasitas guru melalui pelatihan digital yang berkelanjutan.
Kesimpulan
Manajemen pendidikan Islam di era digital menghadirkan tantangan sekaligus peluang strategis. Digitalisasi meningkatkan efisiensi manajerial dan efektivitas pembelajaran, tetapi membutuhkan kesiapan infrastruktur, SDM, dan komitmen kelembagaan. Penguatan nilai-nilai Islam dan penggunaan teknologi secara bijak menjadi kunci utama dalam menciptakan sistem pendidikan Islam yang adaptif, relevan, dan kompetitif dalam menghadapi perkembangan zaman.[]
Penulis :
Olivia Ardhya Hamidatuzzahra, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta