![]() |
Iin Nur Syafitri (Foto/IST) |
Konten digital negatif, seperti pornografi, kekerasan, dan ujaran kebencian, dapat berdampak negatif pada perilaku kenakalan remaja. Paparan konten ini dapat memicu perilaku agresif, menurunkan harga diri, meningkatkan risiko depresi dan kecemasan, serta memperburuk masalah konsentrasi dan tidur.
Era digital telah membuka gerbang informasi dan komunikasi tanpa batas. Kemudahan akses internet dan media sosial menghadirkan segudang peluang bagi remaja untuk belajar, berekspresi, dan terhubung dengan dunia luar. Namun, di balik gemerlapnya dunia digital, terdapat sisi kelam yang tak boleh diabaikan.
Era digital telah membawa banyak perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam perilaku remaja. Kemudahan akses informasi dan komunikasi melalui internet dan media sosial menghadirkan peluang baru bagi remaja untuk belajar dan berkembang. Namun, di sisi lain, kemudahan ini juga membuka celah bagi munculnya berbagai bentuk kenakalan remaja baru yang berbeda dari era sebelumnya.
Kecanduan internet tak kalah mengkhawatirkan. Remaja yang terjebak dalam belitan dunia maya kerap mengabaikan aktivitas belajar, bersosialisasi, dan kesehatan mental mereka. Perilaku impulsif dan kurang bertanggung jawab dalam membagikan informasi pribadi di media sosial pun marak terjadi, didorong oleh budaya FOMO ( Fear of missing out) yang menuntut mereka untuk selalu mengikuti tren terbaru.
Paparan Konten Negatif
Media sosial dan internet menyediakan akses mudah ke berbagai konten, termasuk konten negatif yang tidak layak dikonsumsi oleh remaja. Konten ini dapat berupa pornografi, kekerasan, ujaran kebencian, dan konten yang tidak sesuai dengan norma sosial dan moral.
Peningkatan Perilaku Agresif
Paparan konten kekerasan dapat meningkatkan perilaku agresif pada remaja, termasuk tindakan perundungan (bullying) di dunia maya dan perilaku agresif di dunia nyata.
1. Penurunan Harga Diri: Konten yang menampilkan standar kecantikan yang tidak realistis atau membandingkan diri dengan orang lain dapat menurunkan harga diri dan menimbulkan perasaan cemas dan depresi.
2. Kesehatan Mental Terganggu: Paparan konten negatif dapat meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya pada remaja.
3. Gangguan Tidur dan Konsentrasi: Penggunaan media sosial yang berlebihan dan paparan konten negatif dapat menyebabkan gangguan tidur dan masalah konsentrasi.
4. Ketergantungan dan Kecanduan: Media sosial dapat menimbulkan ketergantungan dan kecanduan, yang dapat mengganggu aktivitas belajar, bersosialisasi, dan kesehatan mental remaja.
5. Kenakalan Remaja: Perilaku kenakalan remaja, seperti penyalahgunaan narkoba, perilaku seksual berisiko, dan keterlibatan dalam tindak kriminal, dapat meningkat akibat paparan konten negatif dan ketergantungan pada media sosial.
6. Cyberbullying: Perundungan online melalui media sosial seperti komentar negatif, penyebaran informasi bohong, atau ancaman.
7. Konten Negatif: Remaja mudah terpapar konten negatif seperti pornografi, kekerasan, dan penyalahgunaan narkoba
Contoh
Remaja yang sering melihat konten kekerasan di media sosial dapat menjadi lebih agresif dan lebih mudah terlibat dalam perundungan atau tindakan kekerasan lainnya. Remaja yang sering membandingkan diri dengan orang lain di media sosial dapat merasa tidak aman dan mengalami penurunan harga diri, yang dapat memicu depresi dan kecemasan. Remaja yang kecanduan media sosial dan sering menjelajahi konten negatif dapat mengalami gangguan tidur, sulit berkonsentrasi, dan merasa stres dan cemas.
Pencegahan
1. Pendidikan Digital: Memberikan pendidikan digital yang memadai kepada remaja tentang penggunaan media sosial yang bijak dan dampak negatifnya.
2. Pengawasan Orang Tua: Orang tua perlu mengawasi penggunaan media sosial anak mereka dan memberikan bimbingan yang tepat.
3. Kampanye Sadar Digital: Mengadakan kampanye sadar digital untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko kenakalan remaja akibat media sosial.
4. Kolaborasi Antar Stakeholder: Penting adanya kolaborasi antar orang tua, pendidik, dan pemerintah dalam mengatasi dampak negatif media sosial terhadap kenakalan remaja.
5. Dengan kesadaran akan dampak negatif konten digital, orang tua, pendidik, dan masyarakat dapat bekerja sama untuk melindungi remaja dari bahaya kenakalan remaja dan menciptakan lingkungan digital yang aman dan positif.
6. Komunikasi Terbuka Orang Tua dan Remaja: Orang tua perlu membangun komunikasi yang terbuka dan suportif dengan remaja untuk memahami concerns mereka di dunia digital.
7. Pemantauan Aktivitas Online Remaja: Orang tua perlu melakukan pemantauan secara wajar terhadap aktivitas online remaja tanpa melanggar privasi mereka.
Kesimpulan
\Konten digital negatif dapat memiliki dampak yang merusak pada perilaku dan kesehatan mental remaja. Penting bagi orang tua, sekolah, dan masyarakat untuk memantau penggunaan media sosial oleh remaja, memberikan edukasi tentang bahaya konten negatif, dan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan positif.[]
Penulis :
Iin Nur Syafitri, Mahasiswi Ekonomi Syariah Universitas Pamulang