Notification

×

Iklan

Iklan

Belajar Aktif vs Ceramah: Mana yang Lebih Efektif di Kelas?

Selasa, 10 Juni 2025 | Juni 10, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-10T05:25:33Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Foto/Ilustrasi

Pendidikan adalah pilar utama pembangunan bangsa, dan metode pengajaran yang digunakan di kelas memainkan peran kunci dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Di Indonesia, dua pendekatan yang sering digunakan adalah belajar aktif dan metode ceramah. Namun, mana yang lebih efektif dalam proses pembelajaran? Artikel ini akan membandingkan kedua metode tersebut berdasarkan keunggulan, kelemahan, dan efektivitasnya, dengan merujuk pada penelitian di Indonesia serta contoh-contoh lokal yang relevan.

 

Apa Itu Belajar Aktif?

 

Belajar aktif adalah pendekatan pengajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran, mendorong mereka untuk terlibat langsung melalui aktivitas seperti diskusi kelompok, studi kasus, simulasi, atau proyek kolaboratif. Pendekatan active learning meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi aktif memproses dan mengaplikasikan pengetahuan(Kartini Bangun, Tarigan, Ester Meisy, 2022). Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk berpikir kritis dan juga berperan dalam proses penyelesaian masalah.

 

Contoh lokal penerapan belajar aktif dapat dilihat di SMA Negeri 1 Yogyakarta, di mana guru mata pelajaran Geografi menggunakan metode field trip untuk mempelajari ekosistem sungai. Siswa diajak mengamati langsung lingkungan sekitar, mengukur kualitas air, dan mendiskusikan dampak polusi dalam kelompok kecil. Aktivitas ini tidak hanya membuat siswa lebih antusias, tetapi juga membantu mereka memahami konsep lingkungan secara mendalam.

 

Keunggulan belajar aktif meliputi peningkatan keterlibatan siswa dan pemahaman informasi yang lebih baik. Namun, metode ini memiliki kelemahan, seperti kebutuhan akan persiapan yang intensif dan tantangan penerapan di kelas dengan jumlah siswa besar atau fasilitas terbatas, seperti di banyak sekolah di daerah terpencil Indonesia.

 

Apa Itu Metode Ceramah?

 

Metode ceramah adalah pendekatan di mana guru menyampaikan informasi secara langsung kepada siswa, sering kali melalui penjelasan lisan, presentasi, atau media visual. Metode ceramah tetap menjadi pilihan utama di banyak kelas karena efisiensinya dalam menyampaikan informasi dalam waktu singkat, terutama untuk topik yang padat fakta. Pendekatan ini sering digunakan untuk mata pelajaran seperti Sejarah atau Matematika, di mana guru perlu menjelaskan konsep atau kronologi secara terstruktur.

 

Sebagai contoh lokal, guru Bahasa Indonesia sering menggunakan metode ceramah untuk mengajarkan tata bahasa dan kosa kata kepada siswa. Guru menjelaskan aturan tata bahasa di papan tulis dan diikuti dengan contoh kalimat kemudian memberikan latihan tertulis. Pendekatan ini memungkinkan siswa memahami dasar-dasar tata bahasa dengan cepat, terutama di kelas dengan lebih dari 30 siswa.

 

Keunggulan metode ceramah adalah kemudahan pengelolaan, terutama di kelas besar, dan kemampuannya menyampaikan informasi secara sistematis. Namun metode ceramah sering kali membuat siswa pasif, yang dapat menurunkan motivasi dan minat belajar, terutama jika tidak ada interaksi. Siswa cenderung merasa bosan jika ceramah berlangsung lama tanpa variasi.

 

Perbandingan Efektivitas

 

Penelitian di Indonesia menunjukkan perbedaan signifikan dalam efektivitas kedua metode. Belajar aktif meningkatkan hasil belajar siswa hingga 10-15% lebih tinggi dibandingkan metode ceramah, terutama dalam mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman konsep mendalam, seperti sains dan matematika. Hal ini karena belajar aktif mendorong siswa untuk “belajar dengan melakukan,” yang memperkuat retensi dan pemahaman(Kartini Bangun, Tarigan, Ester Meisy, 2022).

 

Sebaliknya, metode ceramah lebih efisien untuk menyampaikan informasi dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Pendekatan ini efektif untuk memberikan dasar teori sebelum masuk ke praktik. Metode ceramah dapat ditingkatkan kualitasnya dengan menambahkan elemen interaktif, seperti kuis atau tanya jawab, untuk meningkatkan keaktifan siswa.

 

Faktor konteks juga memengaruhi efektivitas. Di sekolah-sekolah perkotaan dengan fasilitas lengkap, belajar aktif sering kali lebih mudah diterapkan karena tersedianya teknologi dan ruang kelas yang mendukung. Sebaliknya, di daerah pelosok di mana banyak sekolah kekurangan fasilitas, metode ceramah sering menjadi pilihan utama karena keterbatasan sumber daya. Tidak ada metode yang benar-benar unggul secara mutlak. Efektivitas bergantung pada tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, dan kondisi kelas. Belajar aktif lebih cocok untuk kelas kecil dengan siswa yang aktif dan mata pelajaran yang menuntut keterampilan praktis. Sebaliknya, ceramah lebih praktis untuk kelas besar atau topik yang padat informasi.

 

Solusi terbaik adalah dengan menggabungkan kedua metode. Pendekatan gabungan, seperti ceramah singkat dan dilanjutkan dengan aktivitas kelompok, dapat memaksimalkan pemahaman dan keaktifan siswa.[]

 

Penulis :

Yasmin Aiman Nujud, mahasiswi Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Semester 2 Unggulan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani (STITMA) Yogyakarta 

×
Berita Terbaru Update