![]() |
Salsabila Ayudia (Foto/dok. pribadi) |
Korupsi yang meluas di berbagai sektor menyebabkan generasi muda kehilangan rasa percaya terhadap sistem pemerintah dan keadilan. Mereka tumbuh dalam lingkungan di mana ketidakjujuran menjadi hal yang lumrah. Sehingga nilai moral yang seharusnya menjadi dasar masa depan perlahan memudar. Ketimpangan akibat korupsi menorehkan luka sosial yang sulit di pulihkan hingga mereka dewasa.
Banyak anak muda yang akhirnya merasa hilang harapan terhadap kebaikan. Kesempatan untuk mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang semestinya terbuka luas malah terhalang akibat praktik kotor tersebut. Kaum muda yang seharusnya menjadi penggerak utama perubahan justru menjadi korban dari sistem yang rusak, membuat mereka kehilangan tujuan dan semangat untuk berusaha.
Saat korupsi masuk ke dunia pendidikan, kualitas pengajaran dan fasilitas belajar menurun. Akibatnya, generasi muda kehilangan keterampilan dan pengetahuan yang di butuhkan untuk masa depan. Mereka tumbuh dalam ketidakpastian, dengan ketakutan bahwa usaha keras saja tidak cukup tanpa koneksi. Kondisi ini perlahan membentuk mentalitas cuek dan praktis, melemahkan semangat inovasi dan kerja keras.
selain merusak etika, korupsi memperdalam jurang sosial di antara generasi muda. Anak dari keluarga miskin semakin sulit mendapat peluang adil, sementara anak dari kalangan berkuasa kian diuntungkan. Ketimpangan ini menumbuhkan ketidakpercayaan dan potensi konflik dimasa depan.
Penutup
Jika korupsi di biarkan, masa depan generasi muda akan kelam. Mereka tumbuh di tengah ketidakadilan, ketidakpastian dan hilangnya harapan. Karena itu, orang tua, pendidik dan pemerintah harus menanamkan kejujuran dan integritas sejak dini. Hanya dengan mencetak generasi yang bersih dan berani melawan korupsi, bangsa bisa di selamatkan.[]
Penulis :
Salsabila Ayudia, Mahasiswa Universitas Pamulang Jurusan Ekonomi Syariah, email : salsaayudia16@gmail.com