![]() |
Foto/Ilustrasi |
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali melihat orang-orang yang secara usia sudah tergolong dewasa, namun sikap dan tindakannya masih menunjukkan ketidakmatangan. Mereka mungkin sudah berusia 30 atau bahkan 40 tahun, namun belum mampu mengelola emosi, menghindari tanggung jawab, atau mengambil keputusan secara bijak.
Di sisi lain, ada pula anak muda yang baru menginjak usia 20-an, namun memiliki pemikiran yang matang, mampu menyelesaikan masalah dengan tenang, serta memiliki rasa tanggung jawab tinggi terhadap diri sendiri maupun orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa kedewasaan sejati tidak ditentukan oleh usia, melainkan oleh sikap hidup, karakter, dan terutama kemampuan untuk bertanggung jawab.
Bertanggung jawab bukan hanya tentang menjalankan tugas atau kewajiban, tetapi juga tentang bagaimana kita memahami dan menerima konsekuensi dari setiap tindakan yang kita ambil. Orang yang bertanggung jawab tidak mencari-cari alasan atau menyalahkan orang lain ketika menghadapi kegagalan. Ia sadar bahwa dalam hidup, segala keputusan membawa dampak, dan ia siap untuk menanggungnya. Itulah inti dari kedewasaan.
Seseorang yang dewasa secara emosional juga mampu mengendalikan dirinya dalam berbagai situasi. Ia tidak mudah terbawa emosi, tidak reaktif terhadap hal-hal kecil, dan tahu kapan harus bersikap tegas serta kapan harus mengalah. Kedewasaan membuat seseorang mampu berpikir panjang sebelum bertindak, mempertimbangkan baik dan buruk, serta mampu menahan diri dari tindakan impulsif. Hal ini sangat penting dalam membangun hubungan yang sehat, baik dalam keluarga, persahabatan, maupun pekerjaan.
Dewasa juga berarti mampu bersikap adil, menghormati perbedaan, serta memiliki empati terhadap sesama. Orang yang dewasa tidak memaksakan kehendaknya, melainkan terbuka terhadap pendapat orang lain dan mampu berdialog dengan tenang. Ia memahami bahwa setiap orang memiliki latar belakang, pengalaman, dan pandangan yang berbeda. Karena itu, ia tidak mudah menghakimi, melainkan berusaha memahami dan merespons dengan bijaksana.
Dalam dunia kerja, kedewasaan sangat dibutuhkan. Seorang karyawan atau pemimpin yang dewasa akan mampu mengambil keputusan yang tepat, bertindak profesional, serta menjaga etika dalam setiap tindakannya. Ia tidak hanya fokus pada keuntungan pribadi, tetapi juga memikirkan dampak jangka panjang bagi tim, organisasi, bahkan masyarakat luas.
Tak kalah penting, kedewasaan juga tercermin dari cara seseorang mengelola hidupnya sendiri. Ia tahu apa yang menjadi prioritas, mampu mengatur waktu, menjaga kesehatan fisik dan mental, serta menetapkan tujuan hidup yang realistis. Ia tidak mudah terombang-ambing oleh opini orang lain, karena ia memiliki prinsip dan nilai hidup yang jelas.
Sayangnya, dalam masyarakat masih banyak yang menilai kedewasaan hanya dari aspek usia atau status sosial. Misalnya, seseorang dianggap dewasa hanya karena sudah menikah, memiliki anak, atau bekerja di posisi tertentu. Padahal, semua itu bukan jaminan. Kedewasaan adalah sesuatu yang tumbuh dari dalam, melalui proses refleksi, pengalaman hidup, dan keinginan untuk terus berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.
Menjadi dewasa bukan berarti kita harus tahu segalanya atau tidak pernah melakukan kesalahan. Justru orang yang dewasa akan mengakui kesalahannya, belajar dari kegagalan, dan tidak takut untuk meminta maaf. Ia sadar bahwa pertumbuhan pribadi adalah perjalanan seumur hidup, bukan sesuatu yang selesai begitu mencapai usia tertentu.
Maka dari itu, sudah saatnya kita mengubah cara pandang terhadap makna dewasa. Ukurannya bukan lagi angka pada KTP, status pernikahan, atau pekerjaan yang dimiliki, melainkan seberapa besar seseorang bisa bertanggung jawab atas dirinya, tindakannya, dan dampaknya terhadap orang lain. Karena sejatinya, kedewasaan bukan tentang seberapa lama kita hidup di dunia ini, tetapi tentang bagaimana kita menjalani hidup itu sendiri dengan penuh tanggung jawab, kesadaran, dan integritas.
Apakah kamu merasa sudah benar-benar dewasa? Jika belum, tidak masalah. Kedewasaan adalah proses yang terus berjalan, dan yang terpenting adalah kemauan untuk terus belajar, bertumbuh, dan bertanggung jawab dalam setiap langkah hidup kita.[]
Penulis :
Naufal Achmad Syabani, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang, domisili Jalan H. Jabir No. 19 Bintaro Pesanggrahan Jakarta selatan