Fika Auliasyah (Foto/dok. pribadi)
Hak Asasi Manusia atau HAM merujuk pada hak fundamental yang dimiliki setiap orang sejak lahir, tanpa memandang latar belakang seperti ras, agama, jenis kelamin, atau kewarganegaraan. Ini termasuk hak-hak seperti kebebasan berbicara, akses pendidikan, perlindungan hukum, hak untuk hidup, serta hak untuk bebas dari diskriminasi. Meski sering dipahami dalam konteks isu global atau kebijakan pemerintah, HAM sebenarnya sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk kaum muda.
Kaum muda adalah kelompok paling energik, penuh potensi, dan merupakan kunci bagi masa depan suatu bangsa. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk memahami makna HAM, yang bukan hanya menjadi ide, tetapi juga sebagai keharusan dalam menciptakan masyarakat yang adil, inklusif, dan bermartabat.
1. Membangun Kesadaran Diri dan Kepedulian Sosial
Memahami HAM membantu generasi muda untuk mengenali hak-hak dasar yang mereka miliki sebagai individu. Di tengah dunia yang serba cepat dan rumit, banyak anak muda menghadapi tantangan dari lingkungan sekitar, termasuk perundungan, diskriminasi karena gender atau agama, serta keterbatasan dalam akses pendidikan. Dengan menyadari HAM, mereka lebih menghargai diri sendiri dan memiliki keberanian untuk berbicara atau melawan ke tidak adilan yang dialami oleh mereka atau orang lain.
Lebih dari itu, kesadaran mengenai HAM juga menumbuhkan empati dan rasa peduli terhadap orang lain. Kaum muda yang memahami HAM cenderung lebih terbuka terhadap perbedaan, menghargai keragaman, dan tidak mudah terpengaruh oleh ujaran kebencian atau tindakan intoleran. Ini sangat penting di tengah adanya polarisasi dan penyebaran informasi yang salah di media sosial yang sering memicu konflik.
2. Membentuk Generasi yang Kritis dan Aktif
Pemahaman akan HAM mempersiapkan generasi muda untuk menjadi individu yang kritis terhadap kebijakan pemerintah, institusi pendidikan, dan sistem sosial di sekitar mereka. Mereka tidak hanya mengikuti apa yang terjadi, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mempertanyakan dan mengevaluasi apakah suatu kebijakan itu adil dan memperhatikan hak asasi manusia.
Kritik tidak selalu berarti menentang, tetapi berarti memiliki kemampuan untuk berpikir rasional, objektif, dan solutif dalam mengatasi permasalahan. Di sini, HAM berfungsi sebagai basis penting dalam membentuk generasi yang peduli, aktif, dan tidak acuh terhadap isu-isu yang dihadapi bangsa. Dengan pemahaman tersebut, mereka lebih siap untuk terlibat dalam kegiatan sosial, organisasi pemuda, bahkan berperan sebagai agen perubahan di komunitas masing-masing.
3. Melindungi dari Penyalahgunaan Kekuasaan
Dalam banyak situasi, pelanggaran HAM sering terjadi akibat penyalahgunaan kekuasaan oleh berbagai pihak—baik itu aparat pemerintah, lembaga pendidikan, maupun dalam lingkungan keluarga. Kaum muda yang tak memahami hak-hak mereka menjadi lebih rentan terhadap kekerasan, eksploitasif, atau penindasan.
Dengan pemahaman HAM yang baik, mereka memiliki alat untuk melindungi diri mereka sendiri. Mereka akan tahu ke mana harus melapor jika mengalami pelecehan, memahami bahwa mereka berhak menyatakan pendapat tanpa rasa takut, dan menyadari bahwa tidak ada seorang pun yang boleh diperlakukan dengan cara yang tidak manusiawi.
4. Menjadi Fondasi Masa Depan yang Lebih Baik
Menciptakan masyarakat yang berkeadilan serta bermartabat tidak dapat dicapai dalam semalam. Ini adalah sebuah perjalanan panjang yang perlu diinisiasi oleh generasi muda saat ini. Saat anak-anak muda mengerti, menghargai, dan memperjuangkan hak asasi manusia, mereka akan berkembang menjadi pemimpin yang tidak otoriter, pengusaha yang tidak mengeskploitasi, atau warga negara yang mematuhi hukum dan peduli pada sesama.
Dengan kata lain, hak asasi manusia bukan sekadar instrumen perlindungan, melainkan juga langkah hidup yang membentuk karakter seseorang. Di tengah dunia yang selalu berubah dengan tantangan seperti isu-isu perubahan iklim, konflik politik, serta krisis identitas, generasi muda yang berpegang pada prinsip-prinsip hak asasi manusia akan lebih siap untuk menjadi agen perubahan yang mengantarkan kemajuan.[]
Penulis :
Fika Auliasyah, mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Pamulang