Notification

×

Iklan

Iklan

Peran Strategis Etika Islam dan PAI dalam Menjawab Tantangan Globalisasi

Minggu, 22 Juni 2025 | Juni 22, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-22T13:55:42Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Foto/ILUSTRASI

Perubahan zaman dan pesatnya arus digitalisasi membawa dampak signifikan terhadap kehidupan sosial dan moral masyarakat, khususnya bagi generasi muda. Globalisasi dan kemajuan teknologi informasi memudahkan akses terhadap berbagai budaya, namun , transformasi ini diiringi tantangan serius berupa krisis moral yang dapat memicu pergeseran nilai, individualisme, hedonisme, serta penurunan sensitivitas sosial dan religiusitas. Fenomena krisis moral ini terjadi karena banyak individu terutama remaja yang mengalami disorientasi nilai dan perilaku yang menyimpang dari norma sosial dan agama.

 

Dalam kondisi ini, peran etika dalam menjaga keharmonisan sosial sangat penting. Nilai-nilai etika seperti keadilan, empati, tanggung jawab sosial, dan saling menghargai menjadi pedoman perilaku yang mencegah konflik, diskriminasi, serta memperkuat kepercayaan dan solidaritas antar anggota masyarakat. Penerapan etika sosial ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang damai, toleran, dan harmonis dalam bermasyarakat. Oleh karena itu, upaya yang dilakukan untuk menanamkan dan memperkuat nilai-nilai etika menjadi suatu keharusan bagi masyarakat untuk menjaga kebutuhan dan peradaban.

 

Dalam situasi ini, Pendidikan Agama Islam (PAI) hadir sebagai solusi strategis dalam membentuk karakter dan moralitas individu di tengah tantangan digitalisasi dan krisis moral. Melalui internalisasi nilai-nilai agama, keteladanan, dan pemanfaatan teknologi secara bijak, PAI mampu membentuk karakter generasi muda yang beretika, religius, dan mampu menjaga harmoni sosial di tengah tantangan globalisasi.

 

Etika dalam pandangan Islam

 

Etika dalam Islam disebut juga dengan akhlak atau adab, maksudnya adalah suatu sikap, perkataan, atau perbuatan seseorang yang tercermin pada dirinya. Akhlak atau adab ini berupa nilai dan prinsip moral yang bersumber dari ajaran Al-qur’an dan sunnah Nabi Muhammad . Etika Islam mengatur perilaku manusia dalam hubungannya dengan Allah, diri sendiri, sesama manusia, dan alam semesta.

 

Sumber utama Etika dalam Islam berasal dari wahyu Allah, yaitu al-qur’an dan sunnah nabi Muhammad  , yang menjadi pedoman dalam menentukan baik dan buruknya suatu perbuatan dan dikembangkan penafsirannya oleh para ulama melalui ijtihad, sehingga etika Islam ini relevan bagi setiap zaman dan tempat.

 

Dalam pandangan Islam, terdapat beberapa prinsip etika yang mengatur perilaku umatnya, seperti: takwa, adab, ihsan, keadilan, kejujuran, kasih sayang, amanah, husnudzon, tawadhu’, silaturahmi, dan sabar. Nilai-nilai ini bersifat universal dan komprehensif, bersumber dari wahyu, dan bertujuan membentuk manusia yang berakhlak mulia serta mampu menjaga keharmonisan dalam kehidupan pribadi, sosial, dan spiritual, sehingga dapat diterapkan di berbagai zaman, termasuk pada zaman globalisasi ini.

 

Tantangan dalam Kehidupan Modern

 

Kehidupan modern membawa berbagai tantangan yang memengaruhi perubahan nilai, perilaku, dan identitas masyarakat, beberapa tantangan yang dihadapi berupa Individualisme dan Materialisme yang menyebabkan menurunnya rasa kebersamaan, solidaritas sosial, kepedulian terhadap lingkungan sekitar, dan berkurangnya empati serta meningkatnya perilaku egois, sehingga nilai-nilai spiritual dan sosial sering terabaikan.

 

Pada zaman ini, banyak remaja yang menyalahgunakan teknologi dan media sosial yang menyebabkan terjadinya ketergantungan pada teknologi sehingga menurunnya kualitas interaksi sosial dan hubungan antarpribadi, terjadinya penyebaran informasi palsu, cyberbullying, yang memicu kecemasan, depresi, dan isolasi sosial pada kalangan remaja, penyalahgunaan data pribadi seperti penipuan online, yang juga akan menyebabkan gangguan hubungan sosial karena tergantinya interaksi dengan komunikasi digital, yang akan menyebabkan menurunnya rasa kepercayaan dan hubungan kekeluargaan.

 

Selain itu, krisis identitas juga terjadi pada remaja, sehingga sulit menemukan teladan dan sering terbawa arus gaya hidup atau budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Beberapa tantangan ini menjadi indikator lemahnya pemahaman terhadap etika Islam dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena ini menuntut adanya upaya dalam memperkuat nilai-nilai moral, etika, dan spiritual, dan kunci untuk menghadapi tantangan ini secara efektif adalah dengan peran pendidikan karakter, penguatan peran keluarga, serta pemanfaatan teknologi secara bijak.

 

Peran PAI di tengah Tantangan Globalisasi

 

PAI berperan penting dalam menjawab tantangan zaman, terutama sebagai sarana pembentukan karakter siswa. Dalam hal ini, Keluarga juga memiliki peranan penting dalam pendidikan etika, untuk menciptakan pendidikan karakter yang efektif, guru PAI juga memiliki peran sentral dalam pendidikan, tidak hanya sebagai pengajar tetapi juga sebagai teladan etika yang harus mampu memberikan contoh perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai agama.

 

Pendekatan PAI berfungsi untuk menanamkan nilai-nilai etika sejak dini, baik di lingkungan sekolah maupun rumah, sehingga siswa dapat memahami relevansi ajaran Islam dan tantangan sosial yang akan mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pendekatan PAI juga dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis dan reflektif terhadap ajaran yang diterima. Dengan demikian, PAI tidak hanya menjadi pengajaran teori agama saja tetapi juga pembentukan karakter moral dan sosial yang kuat dalam menghadapi kehidupan modern.

 

Implementasi Etika Islam pada Era Modern

 

Etika Islam berperan penting dalam membentuk perilaku individu dalam berbagai aspek kehidupan pada era modern ini, beberapa implementasi etika Islam yang relevan seperti dalam penggunaan media sosial, etika Islam dalam lingkungan kerja dan dalam lingkup kehidupan sosial.

 

Dalam penggunaan media sosial, etika Islam mengajarkan adab berkomentar yang sopan dan santun, serta menghindari ujaran kebencian serta tidak menyebarkan informasi palsu yang dapat merugikan orang lain. Penggunaan media sosial harus disertai tanggung jawab moral untuk menjaga keharmonisan dan kebenaran informasi, maka edukasi mengenai adab digital menjadi penting untuk generasi muda untuk menjaga nilai-nilai etika Islam dalam interaksi daring. Dalam lingkungan kerja, etika Islam menuntut profesionalisme, kejujuran, dan integritas dalam bekerja, di mana kejujuran dan keadilan dalam transaksi bisnis yang menjadi bagian dari implementasi etika Islam di dunia kerja modern.

 

Dalam kehidupan sosial, Islam mengajarkan untuk saling menghargai perbedaan dan menumbuhkan sikap toleransi antar sesama untuk menjaga kehidupan sosial yang harmonis dan damai. Implementasi etika Islam di era modern ini menuntut adaptasi nilai-nilai tradisional dengan tantangan zaman, terutama dalam pemanfaatan teknologi digital dan interaksi sosial. Dalam hal ini, pembiasaan dan pendidikan karakter sangat dibutuhkan untuk menerapkan nilai-nilai Islam tetap relevan di tengah kemajuan teknologi dan perubahan sosial.

 

Etika Islam merupakan solusi utama dalam membangun peradaban yang beradab, harmonis, toleransi, dan berkeadilan. Nilai-nilai etika yang diajarkan oleh Islam mampu menjadi landasan moral yang kokoh dalam menghadapi berbagai tantangan zaman modern, baik dalam ranah pribadi, sosial, maupun profesional. Dalam hal ini, peran strategis Pendidikan Agama Islam (PAI) sangat penting dalam menanamkan dan memperkuat etika Islam sejak dini, sehingga akan membentuk karakter generasi yang berakhlak mulia dan bertanggung jawab.

 

Untuk mewujudkan peran etika Islam sebagai solusi peradaban, perlu adanya penguatan peran PAI pada semua pendidikan dan kehidupan masyarakat. PAI harus terus dikembangkan dengan pendekatan yang konstektual, inovatif, dan relevan dengan dinamika zaman agar nilai-nilai etika Islam dapat diterima dengan baik oleh generasi muda. Selain itu, generasi muda perlu didorong untuk menjadi individu yang berakhlak mulia, dan mampu mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan media sosial, maupun profesional, dan dengan penerapan ini, generasi muda dapat menjadi penerus peradaban dan menjadi individu yang membawa perubahan positif yang akan membawa kemajuan dan kedamaian bagi masyarakat.

 

Dengan sinergi antara peran aktif generasi muda, penguatan pendidikan, dan penerapan etika Islam secara konsisten, kita akan membangun masa depan yang beradab dan lebih baik sesuai dengan nilai-nilai luhur Islam.[]

 

Penulis :

Nabila Aulia Sakinah, Mahasiswi Prodi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta

×
Berita Terbaru Update