Notification

×

Iklan

Iklan

Terjebak di Era Digital? Etika Islam Tawarkan Solusi Anti Stres dan Bermakna

Minggu, 22 Juni 2025 | Juni 22, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-22T12:29:34Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Foto/ILUSTRASI

Kehidupan di era digital menawarkan kemudahan dan konektivitas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun, di balik semua kemudahan itu, tersembunyi berbagai tantangan yang dapat memicu stres dan kecemasan. Beban informasi yang berlebihan, tekanan untuk selalu terhubung, perbandingan sosial di media sosial, cyberbullying, dan kecanduan gadget adalah beberapa faktor yang dapat membuat kita merasa kewalahan. Ironisnya, meskipun kita terhubung dengan jutaan orang di seluruh dunia, kita seringkali merasa terisolasi dan kesepian.

 

Lantas, bagaimana kita bisa keluar dari jebakan digital ini dan menemukan kedamaian batin? Jawabannya mungkin ada dalam kearifan etika Islam, yang menawarkan prinsip-prinsip yang menenangkan dan membimbing kita untuk menjalani kehidupan yang lebih tenang dan bahagia serta bermakna.

 

Mengapa Kita Stres di Era digital?

 

Era digital telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi. Namun, perubahan ini juga membawa dampak negatif bagi kesehatan mental kita. Berikut adalah beberapa faktor utama yang menyebabkan stres di era digital:

 

1. Beban informasi yang berlebihan (Informasi Overload): Setiap hari, kita dibombardir dengan berita, informasi, dan opini dari berbagai sumber. Terlalu banyak informasi dapat membuat kita merasa kewalahan dan sulit untuk fokus.

 

2. Perbandingan sosial yang konstan di media sosial: Media sosial seringkali menampilkan kehidupan orang lain yang tampak lebih bahagia, sukses, atau menarik dari kehidupan kita sendiri. Perbandingan sosial ini dapat memicu perasaan iri, tidak percaya diri, dan tidak puas dengan diri sendiri.

 

3. Cyberbullying dan komentar negatif: Internet memungkinkan orang untuk berkomunikasi secara anonim, yang dapat mendorong perilaku cyberbullying dan komentar negatif. Cyberbullying dapat memiliki dampak yang merusak bagi kesehatan mental seseorang.

 

4. Kecanduan gadget dan internet: Gadget dan internet dapat sangat adiktif. Kecanduan gadget dapat mengganggu tidur, mengurangi produktivitas, dan merusak hubungan sosial. Dan hal ini kerap kali menyebabkan seseorang terisolasi dari kehidupan nyata dan tidak ingin bergaul dengan orang lain.

 

5. Tekanan untuk selalu terhubung dan responsif: Di era digital, kita diharapkan untuk selalu online dan merespons pesan atau email dengan cepat. Tekanan ini dapat membuat kita merasa tertekan dan sulit untuk bersantai. Adapun hal lainnya juga terjadi yaitu kita memiliki teman banyak di dunia maya akan tetapi tidak dengan di dunia nyata.

 

Prinsip dan Solusi Islam Sebagai “Obat Penenang”

 

Etika islam memberikan solusi untuk membantu kita dalam mengatasi stress dan meningkatkan kualitas hidup di era digital. Apa aja si prinsip dan solusi tersebut?

 

1. Qona’ah atau merasa cukup yaitu dengan menerima apa saja yang telah diberikan oleh Allah kepada kita dan bersyukur atas nikmat-Nya. Dengan qona’ah ini, kita tidak akan terlalu terpaku dengan keinginan dunia yang tidak akan ada habisnya dan merasa lebih bahagia serta cukup dengan apa yang kita miliki.

 

2. Amanah atau bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi, dan harus bijak. Serta harus menghindari penyebaran hoaks, ujaran kebencian, atau konten yang merugikan orang lain.

 

3. Ihsan atau berbuat baik kepada orang lain, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Berbuat baik dapat memberikan kepuasan batin dan meningkatkan kebahagian kita. Bersikap baik ini tidak memandang orang dan hendaknya dilakukan dengan hati yang Ikhlas serta lapang.

 

4. Tawakkal atau berserah diri kepada Allah dalam segala urusan. Dengan tawakkal, kita tidak akan terlalu khawatir tentang masa depan dan percaya bahwa Allah Ta’ala akan selalu memberikan yang terbaik.

 

Etika Islam Tawarkan Solusi Anti Stres dan Bermakna

 

Di tengah kesibukan yang tiada henti, etika Islam mengajarkan satu hal sederhana namun sering dilupakan yaitu ketenangan. Ketika dunia mendorong untuk terus berlari, Islam justru mengajak untuk berhenti sejenak mengingat, merenung, dan memperbaiki arah.

 

Kadang, yang bikin stres bukan masalahnya, tapi caranya melihat masalah itu sendiri. Etika Islam mengajarkan untuk tidak reaktif, tapi reflektif. Saat hati mulai penat, bukan gadget yang perlu dipegang, tapi diri sendiri yang perlu diajak bicara. Lewat nilai-nilai seperti sabar, syukur, dan tawakkal, Islam memberi ruang untuk istirahat batin. Bukan berarti lari dari kenyataan, tapi belajar memaknainya dengan lebih tenang dan bijaksana. Adapun beberapa etika islam yang dapat diterapkan dalam kehidupan digital sehari-hari:

 

1. Tetapkan batasan waktu yang wajar untuk menggunakan handphone, media sosial dan internet. Gunakan aplikasi atau fitur bawaan pada gadget untuk memantau dan membatasi waktu penggunaan.

 

2. Memilih konten yang positif dan bermanfaat yaitu berupa akun-akun yang menginspirasi, memotivasi, memberikan informasi yang bermanfaat serta menumbuhkan atau mengembangkan skill yang kita punya.

 

3. Menjaga privasi dan berhati-hati dalam membagikan informasi pribadi di media sosial. Dan jangan bagikan informasi yang sensitif atau yang dapat disalah gunakan oleh orang lain.

 

4. Hindari perkataan kasar, menghina atau menyakiti orang lain di dunia maya. Dan hal yang harus diingat adalah bahwa setiap perkataan dan tindakan kita akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak.

 

5. Menyaring informasi dengan benar sebelum membagikan atau menyebarkan kepada orang lain. Jangan mudah percaya kepada berita atau informasi yang belum terverifikasi kebenarannya.

 

6. Gunakan media sosial untuk kebaikan, semisal menyebarkan pesan-pesan positif, inspiratif, atau edukatif di media sosial. Gunakan platform media sosial untuk berbagi ilmu, pengalaman, atau motivasi kepada orang lain.

 

7. Hal yang terpenting selanjutnya adalah meluangkan waktu untuk beribadah dan berinteraksi dengan keluarga. Jangan biarkan kesibukan di dunia digital membuat Anda melupakan kewajiban agama dan keluarga. Luangkan waktu untuk beribadah, membaca Al-Quran, dan berinteraksi dengan anggota keluarga.

 

Hikmah dan Dasar Etika Islam

 

Etika islam yang sudah dijelaskan pada dasarnya bersumber dari Al Qur’an dan Sunnah (ajaran Nabi Muhammad ). Allah berfirman dalam Al Qur’an yang artinya: “(Yaitu) orang orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.” Q.S Ar Ra’d: 28. Ayat ini mengingatkan kita bahwa ketenangan hati dapat dicapai dengan mengingat Allah Ta’ala.

 

Dalam hadits, Nabi Muhammad  bersabda: “Sebagian dari kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baginya.” H.R At Tirmidzi. Hadis ini mengajarkan kita untuk fokus pada hal-hal yang bermanfaat dan menghindari hal-hal yang tidak perlu atau bahkan merugikan.

 

Mari kita jadikan etika Islam sebagai kompas yang membimbing kita dalam menjalani kehidupan modern di era digital saat ini. Dengan begitu, kita tidak hanya menjadi pengguna teknologi yang cerdas, tetapi juga Muslim yang berakhlak mulia dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

 

Semoga artikel ini bermanfaat dan menginspirasi untuk mengamalkan etika Islam dalam kehidupan digital sehari-hari. Dengan izin Allah Ta’ala, semoga kita semua dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.[]

 

Penulis :

Salsabila Khoirunnisa, Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta

×
Berita Terbaru Update