Notification

×

Iklan

Iklan

Stop Percaya Buta Medsos. Saatnya Publik Sepakbola Pilih Informasi Kredibel

Rabu, 29 Oktober 2025 | Oktober 29, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-29T11:44:15Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik


Lentera24.com | JAKARTA - Di tengah meningkatnya antusiasme publik terhadap sepak bola nasional, arus informasi di media sosial justru semakin penuh distorsi. Banyak konten yang dimanipulasi untuk menciptakan kegaduhan, membangun drama, dan mengejar popularitas semu. 


Informasi seputar sepak bola nasional dalam beberapa pekan terakhir membuktikan betapa mudahnya kabar salah menyebar dan dipercaya publik.


Sebagian akun di media sosial menggunakan isu-isu seputar Timnas dan PSSI sebagai bahan provokasi dan konten sensasional. Tujuannya bukan untuk mencerdaskan, melainkan untuk mendapatkan pengikut dan perhatian.


Kondisi ini terbukti dari dua peristiwa. Pertama, klarifikasi dari Aiman Witjaksono, Pemimpin Redaksi iNews Media Group, yang menegaskan pemberitaan berisi tuduhan, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memecat pelatih Shin Tae-yong karena alasan pribadi, adalah berita bohong (hoaks).  Berita yang sempat ramai di medsos Minggu (26/10/2025) itu bahkan mencatut nama iNews tanpa dasar.


Kedua, Tim Cek Fakta Kompas.com membantah klaim dalam video viral (28/10/2025) yang menyebut Erick Thohir telah memilih pelatih asal Jepang untuk menukangi Timnas Indonesia. Hasil verifikasi menyebutkan informasi itu keliru dan menyesatkan.


Dua kasus di atas menunjukkan, media sosial bisa mengaburkan batas antara fakta dan opini, antara informasi dan spekulasi. Netizen yang tidak hati-hati dalam memilah informasi ikut memperkuat penyebaran hoaks tanpa sadar, menjadikannya trending topic, namun justru merugikan upaya mencerdaskan publik sepak bola nasional.


“Fenomena ini menunjukkan rendahnya literasi digital di kalangan publik sepak bola kita. Banyak orang ingin tahu cepat, tapi tidak ingin tahu benar. Padahal, berita palsu bisa membentuk opini yang salah dan merusak kepercayaan publik terhadap PSSI. Hal ini sangat disayangkan,” ujar Edison Bonar Tua Hutapea, Dosen Magister Ilmu Komunikasi & Pengamat Media, dari Universitas Paramadina di Jakarta, Rabu (29/10/2025).


Saatnya publik sepak bola Indonesia berhenti percaya buta pada media sosial dan aktif melawan disinformasi. Jangan langsung yakin kabar dari akun anonim atau potongan video tanpa konteks. Selalu cek kebenaran berita dari media resmi, kredibel, dan terverifikasi sebelum membagikan atau mempercayainya.


“Media sosial itu bukan musuh, tapi jangan dijadikan satu-satunya sumber kebenaran. Cerdas lah memilih sumber berita yang secara jurnalistik dipertanggungjawabkan,” tutup Edison.[]TN.Sai

×
Berita Terbaru Update