TamiangNews.com, BANDA ACEH -- Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Dirjen Daglu Kemendag), Oke Nurwan mengatakan stok gula di Gudang Bulog Aceh, Lambaro, Aceh Besar mencapai 4.500 ton untuk kebutuhan bulan puasa 1438 Hijriah sekitar sebulan lebih lagi. Sedangkan stok beras mencapai 40.000 ton.
Oke Nurwan menyampaikan hal ini ketika menjawab wartawan saat meninjau stok gula dan beras di Gudang Bulog Aceh, Lambaro, Selasa (18/4).
Peninjauan jelang Ramadhan ini dilakukannya bersama Direktur Impor Kementerian Perdagangan, Fery Agriono didampingi Kepala Disperindag Aceh, Asmauddin dan diterima Kepala Bulog Aceh, Fata Yasin.
Menurut Oke Nurwan, jumlah disampaikannya itu sesuai laporan diterimanya dari Kepala Bulog Aceh, Fata Yasin.
“Stok beras, kita tidak ragu, tapi gula karena biasanya menjelang dan saat bulan puasa, permintaannya meningkat sangat tinggi, stoknya perlu ditambah,” kata Oke Nurwan.
Oke Nurwan menyebutkan gula bersumber dari Bulog dan PT PPI, harga eceran dari pedagang harus Rp 12.500/kg. Gula milik pemerintah seharga itu bisa didapatkan masyarakat di toko-toko kelontong atau sembako.
Menurutnya, jika pedagang ingin menjual gula tersebut dipersilakan menebusnya di Kantor Bulog atau PPI seharga Rp 590 ribu/sak atau 11.800/kg.
“Kemudian pedagang harus komit dan mau menempelkan spanduk Bulog dan PPI bertuliskan gula pasir dijual Rp 12.500/kg,” sebut Oke Nurwan.
Selanjutnya, para pejabat ini meninjau stok gula di gudang PT Kande Agung, Luengbata, Banda Aceh. Dalam gudang itu terlihat stok gula sudah menipis atau tinggal sekitar 3.000 sak lagi.
Namun, menurut penjelasan seorang petugas gudang tersebut, minggu depan stok gula akan masuk sekitar 5.000-10.000 ton yang saat ini sedang perjalanan via laut menuju Krueng Geukueh, Aceh Utara dan Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Aceh Besar.
Mendengar penjelasan petugas itu, Oke Nurwan tampak lega karena stok gula bulan puasa nanti di Aceh diperkirakan cukup, sehingga harganya tidak akan naik tinggi, jika memang harus naik. [] tribunnews.com, foto : ilustrasi
Oke Nurwan menyampaikan hal ini ketika menjawab wartawan saat meninjau stok gula dan beras di Gudang Bulog Aceh, Lambaro, Selasa (18/4).
Peninjauan jelang Ramadhan ini dilakukannya bersama Direktur Impor Kementerian Perdagangan, Fery Agriono didampingi Kepala Disperindag Aceh, Asmauddin dan diterima Kepala Bulog Aceh, Fata Yasin.
Menurut Oke Nurwan, jumlah disampaikannya itu sesuai laporan diterimanya dari Kepala Bulog Aceh, Fata Yasin.
“Stok beras, kita tidak ragu, tapi gula karena biasanya menjelang dan saat bulan puasa, permintaannya meningkat sangat tinggi, stoknya perlu ditambah,” kata Oke Nurwan.
Oke Nurwan menyebutkan gula bersumber dari Bulog dan PT PPI, harga eceran dari pedagang harus Rp 12.500/kg. Gula milik pemerintah seharga itu bisa didapatkan masyarakat di toko-toko kelontong atau sembako.
Menurutnya, jika pedagang ingin menjual gula tersebut dipersilakan menebusnya di Kantor Bulog atau PPI seharga Rp 590 ribu/sak atau 11.800/kg.
“Kemudian pedagang harus komit dan mau menempelkan spanduk Bulog dan PPI bertuliskan gula pasir dijual Rp 12.500/kg,” sebut Oke Nurwan.
Selanjutnya, para pejabat ini meninjau stok gula di gudang PT Kande Agung, Luengbata, Banda Aceh. Dalam gudang itu terlihat stok gula sudah menipis atau tinggal sekitar 3.000 sak lagi.
Namun, menurut penjelasan seorang petugas gudang tersebut, minggu depan stok gula akan masuk sekitar 5.000-10.000 ton yang saat ini sedang perjalanan via laut menuju Krueng Geukueh, Aceh Utara dan Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Aceh Besar.
Mendengar penjelasan petugas itu, Oke Nurwan tampak lega karena stok gula bulan puasa nanti di Aceh diperkirakan cukup, sehingga harganya tidak akan naik tinggi, jika memang harus naik. [] tribunnews.com, foto : ilustrasi