Notification

×

Iklan

Iklan

Pendidikan Karir (STEM) Akan Ciptakan Generasi Berkualitas Saing Global

Jumat, 10 Desember 2021 | Desember 10, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-12-10T12:12:46Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Arina I'zatil Hidayah mahasiswa Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Semester 5 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang (UNNES)

TamiangNews.com -- Visi pendidikan yang dibawa oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan baru, Nadiem Makarim, soal impiannya untuk mencetak lulusan sekolah yang dapat memenuhi dan menopang kebutuhan dunia bisnis jelas mengarah pada satu tujuan, yakni pembentukan siswa terdidik yang siap dilepas ke dunia kerja. Memberi bekal yang cukup agar mereka mampu bersaing di kerasnya arus pendidikan  


Dikutip dari ANTARANEWS.com (28/11/20), Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Prof. Nizam mengatakan pendidikan tinggi harus bergerak cepat agar dapat bersaing secara global. Salah satunya dengan pendanaan perguruan tinggi yang bertujuan agar lulusan menjadi lebih mudah mendapatkan pekerjaan, dosen yang lebih mengerti kebutuhan masyarakat dan industri, serta kurikulum yang senantiasa mengasah keterampilan, serta kolaborasi yang tepat akan kreativitas dan pemecahan masalah.


STEM sebagai basis dasar pembelajaran

Pendidikan STEM adalah suatu pembelajaran secara terintegrasi antara sains, teknologi, teknik, dan matematika untuk mengembangkan kreativitas siswa melalui proses pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan penelitian yang ada, ditemukan bahwa dengan menerapkan pendekatan STEM, partisipasi peserta didik menunjukkan adanya tanda-tanda peningkatan. 


Dengan keterlibatan yang meningkat ini, artinya peserta didik akan lebih sering datang ke sekolah dan mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Metode belajar ini dirancang agar menarik. Mengingat karir yang terkait dengan STEM berfokus pada teknologi rekayasa dan juga ilmu komputer, pelajaran seperti ini memerlukan praktik dan memungkinkan para siswa untuk mengasah keterampilannya melalui pengalaman langsung. 


Rancangan metode belajar ini dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik agar sukses di perguruan tinggi dan mendapatkan jenjang karir yang mulus.  Pasalnya, siswa didorong untuk menghubungkan pengetahuan akademik dan keterampilan yang dimiliknya dalam empat aspek yakni sains, teknologi, engineering dan juga matematika dan menggunakannya untuk pemecahan masalah. 


Mengapa hal tersebut penting

Pendekatan ini berpotensi untuk mencetak dan membentuk kemampuan siswa sebagai pribadi dengan daya saing global. Hal tersebut dikarenakan esensi pembelajaran berbeda dengan kegiatan belajar pada umumnya yang mengedepankan skor semata. STEM mendorong para peserta didik untuk dapat mengasah keterampilan abad ini dan diiringi dengan kamampuan penyelesaian masalah yang mumpuni.


Metode STEM dapat membangun keterampilan halus dari peserta didik dan juga membangun karakter siswa menjadi sosok yang sesuai dengan kriteria pekerja global, mampu menciptakan inovasi-inovasi baru, solutif dan juga mampu berkolaborasi dengan semua lini. Nalar adalah hal yang dikembangkan secara khusus,  begitupula juga dengan pemikirian kritis dan logika yang tentunya akan berkontribusi dalam pemecahan masalah.


Kemampuan ini  terus dilatih agar supaya dapat melekat dalam kepribadian peserta didik, karena STEM bukanlah sekadar teori, melainkan rekontruksi pola pikir. Metode tidak membutuhkan peserta didiknya untuk menghapal, tetapi bagaimana cara peserta didik dapat beradaptasi dengan masalah yang mereka hadapi di lapangan. 


Seperti yang kita tahu, dalam dunia kerja permasalahan yang dihadapi akan beragam, meskipun sudah dilengkapi SOP sebagai pedoman dasar, tetapi tetap saja berbeda. Kita tidak dapat menerapkan penyelesaian yang sama ke pada semua masalah yang ada. Di sinilah STEM menunjukkan kelebihannnya, peserta didik sedari awal sudah terlatih untuk mengaplikasikan teori yang mereka tahu dan menyesuaikannya ke lapangan dengan kemampuan nalar yang baik.


Jika sebagian dari kita beranggapan bahwa dengan menaruh fokus pada ilmu eksakta peserta didik tidak dikenalkan sama sekali dengan ilmu sosialnya, jawabannya adalah tidak. Pemikiran tersebut statusnya keliru, karena selain bicara soal nalar, STEM juga menargetkan peserta didiknya untuk dapat berkolaborasi, dalam hakikatnya tidak ada pekerjaan yang dilakukan sendirian tanpa interaksi, sistem ini mengharuskan siswa untuk berpikiran kontekstual, dan bekerjasama dalam tim pula.


Itulah mengapa pendidikan dengan basis karir atau STEM ini dapat menunjang para peserta didik dan membina mereka untuk bersaing di ranah global, persis seperti visi dan misi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan baru, Nadiem Makarim.***

×
Berita Terbaru Update