
Foto/Ilustrasi
Yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga ada dua amalan yaitu takwa dan akhlak yang baik. Yang terakhir di atas sangat jarang ditemukan, bahkan pada orang-orang yang sudah mengenal agama.
Ada yang sudah lama ngaji, sudah sekian lama duduk di majelis ilmu, namun ia adalah orang yang sering lalaikan amanat. Dengan tampilannya yang berjanggut, namun terlihat sangar (tidak murah senyum) dan kasar. Seolah-olah yang dipentingkan adalah penampilan lahiriyah tanpa memperhatikan akhlak yang santun, amanat dan lemah lembut.
Padahal seharusnya dengan rajinnya menuntut ilmu dan sudah menjalankan ajaran Rasul semakin terbimbing pada akhlak yang baik. Karena takwa dan akhlak baik itulah yang mengantarkan pada surga.
وَحَدَّثَنِى أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ أَبِى زُرْعَةَ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ أَعْرَابِيًّا جَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ دُلَّنِى عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ دَخَلْتُ الْجَنَّةَ. قَالَ « تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ الْمَكْتُوبَةَ وَتُؤَدِّى الزَّكَاةَ الْمَفْرُوضَةَ وَتَصُومُ رَمَضَانَ ». قَالَ وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لاَ أَزِيدُ عَلَى هَذَا شَيْئًا أَبَدًا وَلاَ أَنْقُصُ مِنْهُ. فَلَمَّا وَلَّى قَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَلْيَنْظُرْ إِلَى هَذَا
Abu Bakr bin Ishaq telah menceritakan kepada saya, ia berkata, Affan telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Wuhaib telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Yahya bin Sa’id telah menceritakan kepada kami, dari Abu Zur’ah, dari Abu Hurairah, bahwa ada seorang Arab Badui datang kepada Rasulullah saw., lalu ia berkata, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku amalan yang jika aku melakukannya, maka aku masuk surga.”
Beliau bersabda, “Kamu menyembah Allah, kamu tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, mendirikan shalat wajib, menunaikan zakat wajib, dan puasa Ramadhan.” Orang Arab Badui berkata, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, aku tidak akan menambah atas ini sedikit pun selamanya dan tidak pula mengurangi darinya.” Ketika dia pamit pergi, maka Rasulullah bersabda, “Barang siapa ingin melihat seorang laki-laki dari penduduk surga, maka hendaklah dia melihat kepadanya.”
Maksud Taqwa
"Menjaga diri dari murka Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya."
Definisi Para Ulama tentang Taqwa:
Imam al-Jurjani:
"Taqwa adalah menjauhi segala sesuatu yang mendatangkan siksa Allah."
Thalq bin Habib (tabi’in terkenal) berkata:
“Taqwa adalah engkau beramal taat kepada Allah atas cahaya dari Allah karena mengharap pahala dari Allah, dan engkau meninggalkan maksiat kepada Allah atas cahaya dari Allah karena takut azab Allah.”
Umar bin Khattab ketika ditanya tentang taqwa, menjawab dengan perumpamaan:
“Taqwa itu seperti berjalan di jalan yang penuh duri. Apa yang kamu lakukan?”
Jawabnya: “Aku waspada, menahan diri, dan mengangkat pakaianku agar tidak terkena duri.” Artinya: berhati-hati agar tidak terjerumus dalam dosa.[]
Penulis :
Laela Maryani, Mahasiswi STITMA Yogyakarta

