Mereka menganggap bahwa ilmu-ilmu keagamaan akan lebih berguna daripada ilmu-ilmu pengetahuan. Padahal peran keduanya sangatlah penting dalam membangun pendidikan islam yang relevan dengan perkembangan zaman. Ilmu agama tanpa ilmu pengetahuan bagaikan kapal tanpa kompas, artinya ilmu agama ini memberikan tujuan arah hidup kita, namun jika tidak dibersamai dengan ilmu pengetahuan, kita pasti akan kehilangan arah dalam menjalani realitas kehidupan.
Ilmuisasi Islam adalah proses memahami, mempelajari, mendalami, dan mengembangkan ilmu pengetahuan berbasis ajaran Islam. Pengilmuan Islam ini bertujuan untuk menghasilkan ilmu yang tidak terlepas dari ajaran Islam atau nilai-nilai keislaman, seperti ketauhidan, dan lainnya. Menghadirkan unsur-unsur keislaman dalam setiap pembelajaran bisa menjadikan pengilmuan ini sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan demikian ilmu pengetahuan bukan hanya menjerumus kedalam hal-hal yang bersifat duniawi saja melainkan juga membawa nilai-nilai kebaikan dan ibadah.
Sedangkan Islamisasi Ilmu merupakan proses integrasi antara nilai-nilai islam dan ilmu pengetahuan modern. Al-Attas menjelaskan bahwa Islamisasi ilmu pengetahuan adalah upaya untuk menghilangkan budaya yang bertentangan dengan ajaran islam dan tradisi yang mengandung nilai-nilai magis, mitologis, dan sejenisnya. Islamisasi ilmu bertujuan untuk membebaskan umat islam dari hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam yang dapat mengakibatkan adanya sekularisme.
Ilmu pengetahuan tanpa ilmu agama bisa menjadikan manusia hilang arah dan bisa di salah gunakan, begitu juga sebaliknya ilmu agama tanpa ilmu pengetahuan bisa membuat manusia sulit dalam menghadapi tantangan zaman. Oleh karena itu, integrasi antara ilmu pengetahuan dan ilmu agama sangatlah penting, karena keduanya mampu membantu manusia dalam membangun peradaban yang tidak hanya maju secara teknologi, tetapi juga berakar pada nilai-nilai moral dan spiritual yang kokoh.
Keduanya sangat cocok diterapkan dalam lembaga pendidikan Islam di Indonesia, baik di sekolah, pesantren, maupun perguruan tinggi. Kurikulum yang memasukkan nilai-nilai agama sebagai mata pelajaran atau mata kuliah wajib ini berhasil diimplementasikan di berbagai sekolah dan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Lalu bagaimana strategi menerapkan Islamisasi Ilmu dan Imuisasi Islam dalam dunia pendidikan sehingga dapat membangun pendidikan islam yang selaras dengan perkembangan zaman?
Berikut strategi dalam mengimplementasikan dua pendekatan tersebut :
a) Menggabungkan Ilmu Umum dan Ilmu Agama
Tidak ada dikotomi antara pengetahuan dan agama. Ketika mempelajari ilmu umum seperti matematika, fisika, biologi, dan lainnya bisa diselipkan dengan nilai-nilai agama.
b) Pembelajaran yang Aktif dan Bermakna
Pembelajaran hendaknya tidak berpusat pada guru saja, dalam artian siswa berperan aktif dalam pembelajaran, seperti berdiskusi, berpikir, dan lain sebagainya. Dengan pembelajaran aktif ini siswa lebih mudah memahami dan mengaitkan hubungan antara sains dan agama.
c) Membuat atau Menyediakan Buku Ajar yang Sudah Diintegrasikan
Buku ajar yang berisikan materi siswa hendaknya tidak hanya mengandung ilmu-ilmu umum saja, melainkan juga terdapat unsur-unsur agama. Dengan ini siswa tidak hanya paham secara ilmiahnya saja melainkan juga paham dan tau dari sudut pandang agama.
Namun beberapa lembaga pendidikan, masih menggunakan kurikulum yang memisahkan antara ilmu umum dan ilmu agama. Tak hanya itu, banyak pendidik yang belum terlalu paham dengan integrasi antara sains dan agama, mereka hanya menguasai salah satu dari keduanya sehingga hal ini menjadikan tantangan dalam penerapan pendekatan tersebut.
Integrasi Ilmuisasi Islam dan Islamisasi Ilmu merupakan jawaban dari segala kebutuhan perkembangan zaman. Mulai dari membentuk pendidikan islam yang selaras dengan zaman, membentuk manusia dalam membangun peradaban yang tidak hanya maju secara teknologi, dan membentuk manusia berakhlakul karimah. Pendidikan Islam di Indonesia diharapkan mampu menjembatani ilmu dan agama agar mampu membentuk manusia yang tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan saja tetapi juga membentuk manusia yang beriman, tanggung jawab, dan berkepribadian islami lainnya.[]
Penulis :
Nabila Salma Azzahra, Mahasiswa Program Studi Tadris Matematika Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan