Notification

×

Iklan

Iklan

Pendidikan Bukan Sekadar Angka di Atas Kertas

Jumat, 27 Juni 2025 | Juni 27, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-27T03:14:57Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Foto/Ilustrasi

Di Indonesia, seorang siswa bisa dianggap “gagal” hanya karena tidak lulus ujian tulis—meski ia mahir membuat robot atau menulis cerita. Sistem kita masih terpaku pada angka, seolah-olah nilai adalah satu-satunya ukuran kecerdasan dan keberhasilan.

 

Dalam sistem pendidikan nasional, angka dan nilai ujian tetap menjadi patokan utama untuk menilai kemampuan siswa. Sayangnya, pendekatan ini sering kali melupakan aspek penting lain: kreativitas, empati, kerja sama, dan kemampuan berpikir kritis. Apakah pendidikan yang ideal hanya sebatas deretan angka?

 

Setiap siswa memiliki gaya belajar dan potensi yang berbeda. Namun, sistem yang terlalu menekankan ujian tulis cenderung meredam potensi unik tersebut. Banyak siswa merasa gagal hanya karena tidak mampu menjawab soal-soal pilihan ganda, padahal mereka mungkin sangat berbakat di bidang seni, teknologi, atau olahraga. Apakah adil menilai kecerdasan hanya dari kemampuan menjawab soal dalam waktu terbatas?

 

Sudah saatnya kita memikirkan ulang bagaimana menilai keberhasilan pendidikan. Pembelajaran berbasis proyek, kerja tim, dan keterlibatan langsung dengan masyarakat bisa menjadi alternatif.

 

Di beberapa sekolah berbasis komunitas, misalnya, siswa diajak membuat produk daur ulang dan menjualnya di pasar lokal. Proyek semacam ini menumbuhkan tanggung jawab sosial, kreativitas, dan kolaborasi—kemampuan yang jauh lebih relevan dalam kehidupan nyata.

 

Guru pun perlu diberdayakan sebagai fasilitator pembelajaran yang memantik rasa ingin tahu, bukan sekadar pengajar yang mengejar target kurikulum. Mereka harus diberi ruang untuk mengembangkan pendekatan yang sesuai dengan karakter murid-muridnya.

 

Pendidikan seharusnya memerdekakan, bukan menekan. Seperti kata Ki Hajar Dewantara, “Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak-anak.” Sudah waktunya kita keluar dari kerangkeng sistem yang usang dan menciptakan ruang belajar yang memberi kesempatan setiap anak untuk bersinar—bukan lewat angka di atas kertas, tetapi lewat karya, gagasan, dan semangat belajar sepanjang hayat.[]

 

Penulis :

Valentinus Hendra Galung, Karyawan dan mahasiswa Domisili Jakarta Utara No. HP: 081310970741, Email: hendragalung28@gmail.com 

×
Berita Terbaru Update