Notification

×

Iklan

Iklan

Praktik Islam dalam Menjaga Kelestarian Lingkungan

Jumat, 27 Juni 2025 | Juni 27, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-27T01:31:10Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Foto/Fatayat NU Yogyakarta

Pernahkah kita membayangkan lingkungan pesantren sebagai pelopor gerakan lingkungan? Di balikpadatnya rutinitas mahasiswi, mereka punya potensi besar untuk menghidupkan nilai Islam dalam menjaga bumi.

 

Disini kami menjelajahi gagasan ini melalui observasi lapangan bertema Islam dan Ekologi salah satu lingkungan asrama di sebuah pondok pesantren di Yogyakarta . Dengan metode kampanye sosial dan community-based learning (CBL), kami mengajak mahasiswi merenung dan bertindak untuk bumi yang lebih hijau.

 

Data Lapangan: Jejak Kami di Pesantren

 

Observasi  di asrama mengungkapkan tantangan lingkungan yang nyata. Tumpukan sampah plastik di area asrama dan sisa makanan yang tidak terkelola menjadi isu utama. Kami melibatkan sekitar 20 mahasiswi  dalam kegiatan yang berlangsung pada Juni 2025. Kampanye sosial dimulai dengan poster bertuliskan “Bumi Allah Jaga Bersama” yang diposting di media sosial, menarik perhatian 80% mahasiswi berdasarkan wawancara singkat.

 

Pengajian singkat bertema ekologi, mengutip QS. Al-A’raf: 56, “Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diperbaiki,” dan hadis “Kebersihan bagian dari iman” diikuti 10 mahasiswi dan membuka diskusi tentang tanggung jawab sebagai khalifah fil ard.

 

Melalui CBL, kami mengadakan diskusi kelompok yang menghasilkan ide-ide kreatif dari mahasiswi, seperti membuat tempat sampah terpisah dan menanam pohon di halaman asrama. Aksi nyata dilaksanakan pada 15 Juni 2025, dengan sejumlah mahasiswi membersihkan asrama dari sampah plastik dan menanam bibit pohon cabai.

 

Kuesioner yang kami bagikan menunjukkan 90% mahasiswi setuju bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari iman, mendukung program rutin dan memilah sisa makanan untuk dijadikan kompos.

 

Refleksi: Pembelajaran dari Lapangan

 

Kegiatan ini memberikan wawasan mendalam tentang potensi pesantren sebagai pusat gerakan lingkungan berbasis Islam. Kami belajar bahwa mahasiswi memiliki pemahaman awal tentang nilai-nilai seperti amanah dan kebersihan, tetapi penerapannya masih terbatas karena kurangnya edukasi rutin dan fasilitas, seperti tempat sampah terpisah. Tantangan seperti jadwal padat mahasiswi juga menyulitkan koordinasi.

 

Namun, antusiasme mereka saat aksi nyata menunjukkan bahwa pendekatan berbasis Islam sangat efektif. Proses ini membuat kami sadar bahwa menjaga bumi bukan sekadar tugas fisik, tetapi juga cara mendekatkan diri kepada Allah melalui tindakan sederhana. Kegiatan ini mengingatkan bahwa setiap langkah kecil, seperti memilah sampah, adalah bentuk ibadah yang memperkuat iman.

 

Referensi yang Menginspirasi

 

Ajaran Islam menjadi landasan kuat kegiatan kami. Seperti ayat Al-Qur’an dan hadist yang telah disebutkan tadi. Selain itu, Fachruddin M. Mangunjaya dalam Eco-Jihad: Menjaga Alam dalam Perspektif Islam (2019) menegaskan bahwa pelestarian lingkungan adalah bagian dari jihad umat Islam untuk menjaga amanah Allah.

 

Studi oleh Zuhdi dan Hidayat (2020) dalam jurnal Islamika juga menunjukkan bahwa pesantren memiliki potensi besar sebagai pusat edukasi ekologi berbasis Islam, terutama melalui pendekatan komunitas. Referensi ini memperkuat keyakinan kami bahwa lingkungan pesantren bisa menjadi pelopor gerakan ini.

 

Menuju Pesantren Bersih dan Sehat

 

Kegiatan ini membuktikan bahwa pesantren bukan hanya tempat menimba ilmu agama, tetapi juga wadah untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan. Dengan menggabungkan iman dan aksi, mahasiswi dapat menjadi gerakan kebersihan, menjadikan pesantren sebagai teladan keberlanjutan.

 

Kami merekomendasikan pengadaan program rutin bertema ekologi untuk edukasi dan penyediaan fasilitas seperti tempat sampah terpisah. Setiap pohon yang ditanam dan penanganan sampah dengan benar adalah doa untuk bumi yang lebih baik. Mari kita wujudkan pesantren yang hijau, bersih, dan penuh berkah, sebagai wujud cinta kepada Allah dan ciptaan-Nya.[]

 

Penulis :

Nur Aprilia Ekawardhani dan Qurratu'ain Nur Afra, mahasiswi di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani (STITMA) Yogyakarta 

×
Berita Terbaru Update