Notification

×

Iklan

Iklan

Anak-anak Palestina: Tumbuh di Pertengahan Perang dan Harapan

Jumat, 04 Juli 2025 | Juli 04, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-04T03:08:34Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Lira Aulia Khairunnisa (Foto/dok. pribadi)

Di berbagai negara, anak-anak berkembang dalam suasana penuh kasih, hiburan, dan pendidikan yang memadai. Namun, situasi yang sangat kontras terlihat di Palestina. Di wilayah yang telah lama mengalami konflik, anak-anak Palestina tumbuh dalam keadaan yang sangat tidak aman.

 

Mereka terjebak di tengah suara ledakan, ancaman serangan, dan ketidakpastian kehilangan setiap harinya. Masa kecil mereka bukan tentang tawa bahagia seperti anak-anak lain, tetapi tentang perjuangan untuk bertahan hidup dan mengharapkan yang lebih baik.

 

Masa Kecil yang Direnggut

 

Setiap anak di seluruh dunia seharusnya memiliki masa kecil yang aman dan ceria. Namun, anak-anak Palestina menghadapi situasi yang sangat keras. Banyak dari mereka kehilangan anggota keluarga akibat serangan bersenjata.

 

Sebagian besar harus melihat rumah mereka porak-poranda dalam sekejap, bahkan terpaksa tinggal di tenda pengungsian tanpa kepastian untuk kembali ke rumah mereka. Dalam kondisi seperti ini, trauma mental menjadi sebuah beban berat yang harus mereka tanggung sejak sangat kecil.

 

Anak-anak yang baru berusia lima atau enam tahun sudah mengerti arti dari kehilangan, ketakutan, dan kesedihan yang mendalam.

 

Mereka memiliki banyak pertanyaan yang sulit untuk dijawab: mengapa kami diserang? Mengapa kami tidak bisa hidup secara normal seperti anak-anak lainnya? Sebagaimana yang diungkapkan oleh Thabet, A. A. M. , dan Vostanis, P. (2015).

 

Dampak Trauma pada anak-anak Palestina dan Peran Strategi Koping. Journal of Advances in Medicine and Medical Research, 5(3), 330–340, sekitar 32,5% anak-anak Palestina mengalami gejala PTSD parsial dan 12,4% lainnya memenuhi kriteria penuh untuk PTSD, serta menunjukkan tingkat kecemasan dan depresi yang signifikan.

 

Temuan ini menggambarkan seberapa besar pengaruh konflik terhadap kesehatan mental anak-anak, yang terpaksa menghadapi pengalaman traumatis sejak usia yang sangat muda.

 

Pendidikan yang Terkendala

 

Konflik yang berkepanjangan juga berdampak serius pada sistem pendidikan. Banyak sekolah di Palestina mengalami kerusakan akibat serangan. Bahkan, beberapa sekolah dijadikan tempat berlindung karena tidak ada pilihan lainnya. Anak-anak terpaksa belajar di ruang darurat dengan fasilitas minimal, atau bahkan ada yang tidak bisa bersekolah sama sekali.

 

Guru-guru di Palestina berjuang dengan keras untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak meskipun dalam kondisi yang sangat sulit. Mereka menyadari bahwa pendidikan adalah harapan terakhir bagi generasi masa depan Palestina. Dengan pendidikan, anak-anak ini dapat lebih memahami dunia, menyuarakan kebenaran, dan mungkin suatu saat bisa membantu membangun kembali tanah air mereka.

 

Harapan yang Tak Pernah Padam

 

Walaupun hidup dalam keadaan yang sangat sulit, anak-anak Palestina tetap memelihara harapan. Mereka masih memiliki cita-cita, tetap bermimpi, dan berjuang untuk masa depan. Ada yang bercita-cita menjadi dokter untuk menyelamatkan kehidupan, ada yang ingin menjadi jurnalis untuk menyampaikan kebenaran tentang tanah mereka, dan ada juga yang ingin menjadi pemimpin untuk mengupayakan perdamaian. Ketahanan mental dan keberanian anak-anak ini sangat mengesankan.

 

Di tengah segala kesulitan, mereka masih bisa tersenyum, bermain, dan saling mendukung satu sama lain. Mereka tidak hanya tumbuh sebagai korban perang, tetapi juga sebagai simbol kekuatan dan ketahanan.

 

Peran Dunia Internasional

 

Dunia tidak boleh mengabaikan penderitaan anak-anak Palestina. Dukungan global, bantuan kemanusiaan, dan dorongan moral sangat penting untuk meringankan beban yang mereka hadapi. Organisasi kemanusiaan, lembaga pendidikan, dan komunitas internasional memiliki kontribusi besar dalam mendukung dan memperjuangkan hak-hak anak-anak Palestina.

 

Lebih dari sekadar bantuan pangan atau tempat tinggal, anak-anak Palestina memerlukan kepastian masa depan. Mereka membutuhkan lingkungan yang aman untuk tumbuh, sekolah yang baik untuk belajar, dan ruang untuk bermimpi tanpa rasa takut akan penekanan.

 

Anak-anak Palestina merupakan generasi yang berkembang di antara reruntuhan perang, namun tetap di bawah sinar harapan yang selalu ada. Mereka tidak memilih untuk terlahir di daerah konflik, tetapi mereka memilih untuk terus bertahan, belajar, dan memiliki impian. Mereka adalah saksi nyata dari ketidakadilan yang terjadi, tetapi juga menjadi simbol harapan untuk masa depan yang lebih cerah.

 

Semoga dunia cepat menyadari bahwa membiarkan mereka tumbuh dalam lingkungan penuh kekerasan adalah sebuah tindakan kejahatan yang tidak terlihat dan bahwa setiap anak, di mana saja ia dilahirkan, berhak mendapatkan kedamaian dan kasih sayang.[]

 

Penulis :

Lira Aulia Khairunnisa, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang

×
Berita Terbaru Update