![]() |
Naisya Tri Hapsari (Foto/dok. pribadi) |
Di era digital yang serba cepat ini, transaksi cashless atau tanpa uang tunai semakin menjadi pilihan utama, terutama di kalangan Gen Z. Generasi yang lahir dari pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an ini dikenal sebagai generasi yang akrab dengan teknologi sejak kecil, karena tumbuh bersama perkembangan internet dan kemajuan teknologi modern. Bagi mereka, pembayaran non tunai atau cashless bukan hanya soal kemudahan, tetapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup modern yang melekat erat dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut studi Visa Consumer Payment Attitude 2023, penggunaan pembayaran digital di Indonesia terus meningkat, dengan penetrasi tertinggi mencapai 92% di kalangan masyarakat, terutama Gen Z yang sangat adaptif dengan teknologi pembayaran digital seperti dompet elektronik, kode QR, serta kartu debit dan kredit semakin populer. Dompet elektronik seperti GoPay, OVO, Dana, dan ShopeePay menjadi pilihan utama karena memberikan kemudahan, kecepatan transaksi, serta berbagai promo menarik yang memikat pengguna.
Fenomena cashless ini sangat terlihat di kalangan mahasiswa dan anak muda perkotaan. Mereka cenderung jarang membawa uang tunai dan lebih memilih membayar dengan ponsel atau kartu. Bahkan dalam beberapa situasi darurat, teman-teman mereka kerap menjadi alternatif ketika membutuhkan uang tunai. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya budaya cashless yang sudah masuk ke dalam kehidupan sosial Gen Z.
Gaya hidup cashless menawarkan beberapa keuntungan bagi Gen Z yaitu, transaksi menjadi lebih praktis dan efisien. Cukup dengan ponsel, mereka bisa membayar berbagai kebutuhan mulai dari kopi, makanan, transportasi, hingga belanja online tanpa harus repot membawa dompet dan uang tunai. Keamanannya juga menjadi alasan penting, teknologi enkripsi, otentikasi biometrik, dan kode PIN membuat transaksi digital lebih aman dibandingkan membawa uang tunai yang rentan hilang.
Aplikasi pembayaran digital ini juga menyediakan fitur pemantauan pengeluaran secara real-time. Mereka bisa melihat riwayat transaksi, mengatur batas pengeluaran, dan memanfaatkan fitur tabungan atau investasi yang terintegrasi dalam aplikasi. membantu Gen Z lebih sadar akan keuangan mereka dan lebih mudah mengatur anggaran, sehingga gaya hidup cashless juga berkontribusi pada peningkatan literasi keuangan di kalangan anak muda.
Di balik berbagai keuntungan yang ditawarkan, gaya hidup cashless tidak lepas dari berbagai tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah resiko kehilangan privasi karena setiap transaksi terekam secara digital dan bisa dilacak. Selain itu, ketergantungan pada teknologi membuat Gen Z harus selalu memastikan perangkat mereka dalam keadaan online dan koneksi internet harus stabil, agar transaksi berjalan lancar.
Ada juga kekhawatiran terkait meningkatnya gaya hidup konsumtif akibat kemudahan akses pembayaran dan banyak nya promo menarik yang sering ditawarkan. Tanpa pengelolaan keuangan yang baik dan bijak, hal ini bisa berdampak negatif pada kestabilan dan kesehatan finansial mereka.
Gaya hidup cashless yang digemari Gen Z juga berperan penting dalam mendorong inklusi keuangan di Indonesia. Dengan dompet digital dan layanan perbankan digital yang semakin mudah diakses, lebih banyak anak muda dari berbagai latar belakang sosial ekonomi dapat menikmati layanan keuangan yang sebelumnya sulit dijangkau. Hal ini membantu memperluas akses ke sistem keuangan formal dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital nasional.
Pola hidup cashless telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan modern Gen Z di Indonesia. Dengan kemudahan, keamanan, dan fitur-fitur inovatif yang ditawarkan, pembayaran digital bukan hanya alat transaksi, melainkan symbol gaya hidup yang praktis dan efisien. Meskipun ada tantangan, terutama terkait dengan privasi dan pengelolaan keuangan yang tidak terkontrol, tren ini diperkirakan akan terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan pola konsumsi generasi muda.
Bagi Generasi Z, cashless bukan hanya sekedar tren pembayaran digital sesaat, tetapi sebuah revolusi dalam cara mereka berintraksi dengan uang dan menjalani kehidupan sehari-hari yang serba digital ini. Dengan adaptasi yang cepat terhadap teknologi dan inovasi, Generasi Z tidak hanya mengubah cara bertransaksi, tetapi juga membentuk masa depan ekonomi digital yang lebih inklusif, efisien, dan terhubung. Tren ini membuka peluang besar bagi perkembangan teknologi finansial dan menciptakan ekosistem digital yang semakin ramah pengguna, sehingga memudahkan kehidupan masyarakat secara luas di masa depan.[]
Penulis :
Naisyha Tri Hapsari, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang