Notification

×

Iklan

Iklan

Ekspresi Tanpa Batas: Intip Gaya Outfit of The Day Mahasiswa Kampus Kreatif Polimedia

Kamis, 30 Oktober 2025 | Oktober 30, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-30T03:31:03Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik


Penulis: Gilang Ramadhan Tri Wahyudi

TamiangNews.com - Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia) Jakarta dikenal sebagai kawah candradimuka bagi calon insan industri kreatif. Di tengah padatnya praktik dan project based learning, kebebasan berekspresi para mahasiswa ternyata tidak hanya terbatas pada hasil karya desain, animasi, atau film mereka, tetapi juga terlihat jelas dari pilihan Outfit of The Day (OOTD) mereka sehari-hari. Berbeda dengan kampus lain, OOTD di Polimedia adalah kanvas berjalan yang merayakan keunikan, thrifting, dan keberanian bermain style—dari gothic layer yang misterius hingga gaya preppy ala tahun 90-an yang cerah


Pakaian sebagai Ekspresi Diri di Kampus Vokasi

Di kampus yang menjunjung tinggi kreativitas, pakaian bukan sekadar penutup tubuh. Bagi mahasiswa Polimedia, OOTD adalah sarana untuk mengekspresikan diri dan menjaga mood dalam menjalani jadwal kuliah yang menantang.


"Di kampus ini cukup bebas ekspresi, mau pakai baju apa, jadi aku suka eksplorasi coba-coba gaya ini gaya itu," ungkap Putri, mahasiswa Desain Grafis semester 3 yang kini menjajal gaya Down Town Girl Casual."


Eksplorasi ini terbukti saat hari-hari penting. Tiana dari Prodi FTV, misalnya, sengaja mengenakan vest rajut dan celana korduroi pastel ala Cupcake Girl-nya saat Ujian Tengah Semester (UTS). "Aku dress well hari ini karena hari pertama UTS, buat menghidupkan suasana biar enggak gelap-gelap amat," ujarnya, menunjukkan bahwa OOTD adalah sumber energi positif.

Sebaliknya, Sulis (FTV) memilih gaya Vintage Rock yang sedikit lebih rapi namun tetap edgy untuk jadwal kuliah yang panjang. "Kalau jadwal matkul yang panjang atau banyak, jadi lebih effort untuk tampil good looking," jelasnya. Pakaian yang dipilih harus memiliki fungsi ganda: tampil modis sekaligus nyaman.


Dari Penyihir Ungu hingga Gothic Putih: Identitas Jurusan dalam Busana

Keragaman jurusan di Polimedia, seperti Desain Mode, FTV, hingga Desain Grafis, turut memengaruhi pilihan gaya yang sangat bervariasi.

Dua mahasiswa Desain Mode Semester 3, Dinda dan Gayatri, menunjukkan tingkat eksperimen yang paling tinggi. Dinda memilih layering dramatis berwarna ungu tua dan hitam, yang ia sebut gaya Mystical Layering atau 'penyihir ungu'. "Aku cuma coba-coba gabungin outfit aja, dan percaya diri," kata Dinda yang bahkan memiliki item fashion yang dibuatnya sendiri.

Sementara itu, Gayatri tertarik pada kontras melalui gaya Gothic Putih, memadukan blus putih frills yang ramai dengan celana hitam bertekstur. Inspirasinya datang dari ranah seni murni. "Aku inspirasinya dari mangaka (komikus Jepang) dan patokan dari karakter yang aku baca," ungkapnya, menegaskan bahwa seni adalah patokan gayanya.

Tidak semua memilih warna mencolok. Dinda Aprilianti dari Penyiaran lebih memilih gaya yang ia sebut Korporat Biasa atau  boyish  dengan nuansa monokrom (kemeja garis dan celana lebar hitam). "Saya tipe yang monoton, tidak suka warna yang nyentrik. Yang penting nyaman aja," kata Dinda, membuktikan bahwa gaya minimalis tetap menjadi pilihan yang kuat.


Berburu Item Unik: Menguasai Seni Mix and Match dan Thrifting

Bagaimana mahasiswa kampus kreatif ini bisa memiliki lemari pakaian yang kaya akan item unik tanpa merogoh kocek terlalu dalam? Jawabannya adalah thrifting.

Tren berburu pakaian bekas berkualitas (thrifting) melalui Instagram, TikTok, hingga pasar tradisional seperti Pasar Senen menjadi strategi utama.

"Aku biasanya ngethrift di IG, TikTok. Aku juga sering ke Detos (Depok Town Square) atau Pasar Senen," kata Dinda (Desain Mode).

Putri (Desain Grafis) juga memilih jalur thrifting. "Sering thrifting supaya lebih vintage dan beda dari orang," ujarnya, menekankan bahwa item bekas sering kali menawarkan keunikan yang tidak bisa didapatkan di toko konvensional.

Strategi mix and match para mahasiswa ini juga didasarkan pada kenyamanan. Dina (Teknologi Rekayasa Multimedia) yang konsisten dengan gaya tertutup, memberikan tips praktis: "Tipsnya penyesuaian dengan tone  kulit, dan warna yang sesuai dengan bajunya, misal cokelat bersama dengan cream dan putih." Sementara Sulis menekankan pentingnya celana dibanding rok agar tidak merasa gerah saat aktif di kampus.


Inspirasi Harian dan Pesan Pede (Percaya Diri)

Inspirasi gaya datang dari berbagai penjuru, membuktikan bahwa mahasiswa Polimedia adalah konsumen budaya yang aktif. Sumber inspirasi didominasi oleh Pinterest, influencer luar negeri (seperti dari Cina dan K-Pop), hingga karakter-karakter manga.

Bagi mereka, momen untuk dress well bisa terjadi kapan saja. Dinda (Penyiaran) mengatakan, "Enggak berpacu pada waktu, beberapa saat saya merasa ingin tampil bagus," sementara Dinda (Desain Mode) bahkan mengaku dress well setiap hari.

Pesan universal dari semua mahasiswa yang diwawancarai adalah  kepercayaan diri.


"Tips buat pakai outfit lebih perbanyak inspirasi dari Pinterest dan brand-brand luar, tapi akhirnya senyamannya aja untuk mengekspresikan diri," tutup Dinda (Desain Mode).


OOTD mahasiswa Poly media adalah cerminan langsung dari dunia industri kreatif: dinamis, berani bereksperimen, dan menghargai keunikan individual. Di tengah tuntutan akademik yang tinggi, pakaian menjadi semacam ritual harian yang menguatkan identitas dan semangat untuk berkarya. Mereka membuktikan bahwa gaya terbaik di kampus kreatif adalah gaya yang paling jujur merepresentasikan diri sendiri.(*) 



×
Berita Terbaru Update