Notification

×

Iklan

Iklan

Generasi Z: Tumbuh di Era Digital, Tapi Kehilangan Makna Interaksi Nyata?

Kamis, 30 Oktober 2025 | Oktober 30, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-30T06:13:36Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Penulis:  Safa Claresta C_1152300117_Ilmu Komunikasi_Universitas 17 Agustus Surabaya


TamiangNews.com - Generasi Z adalah kelompok usia yang lahir dan besar di masa teknologi digital sudah merajalela. Mereka sangat mahir menggunakan media sosial, aplikasi pesan instan, dan berbagai platform digital lainnya sejak usia dini. Di satu sisi, kemudahan akses informasi dan komunikasi tanpa batas ini memberikan banyak keuntungan bagi mereka, mulai dari memperluas jaringan sosial hingga mempermudah belajar. Informasi dari seluruh dunia bisa mereka dapatkan hanya dengan sekali klik, dan berbagai inovasi digital membantu mereka beradaptasi dengan cepat di lingkungan yang berubah. Namun, di sisi lain, muncul kekhawatiran bahwa kehadiran teknologi digital justru membuat Generasi Z kehilangan makna interaksi nyata dan dekat secara emosional, hal yang sangat penting untuk membentuk kepribadian dan kemampuan sosial yang sehat.

Interaksi digital memang menyediakan komunikasi yang cepat dan praktis, tapi sering kali bersifat dangkal dan kurang mendalam. Pesan teks, emoticon, dan unggahan media sosial hanya sebagian kecil dari bagaimana seseorang benar-benar berkomunikasi. Hal ini sering membuat percakapan terasa datar dan tidak mampu menyampaikan nuansa emosi secara utuh seperti yang dapat dirasakan dalam komunikasi tatap muka. Sebagai contoh, seorang teman yang terlihat sibuk membalas pesan singkat bisa jadi sedang merasa kesepian, tetapi perasaan itu sulit terdeteksi melalui layar. Akibatnya, Generasi Z rentan mengalami kesalahpahaman, kurangnya empati, dan rasa kesepian yang tersembunyi di balik kecanggihan teknologi yang mereka gunakan. Kecanduan dunia maya juga membuat mereka lebih sulit menjalin kedekatan emosional secara langsung, sehingga interaksi yang terjadi seringkali terasa mekanis dan kurang menyentuh sisi kemanusiaan.

Lebih dari itu, kebiasaan multitasking digital yang melekat pada Generasi Z juga mengganggu kemampuan mereka untuk fokus dan sepenuhnya hadir dalam momen fisik bersama orang lain. Ketika mereka berada dalam satu ruangan dengan teman, seringkali perhatian terbagi antara percakapan nyata dan notifikasi yang muncul di ponsel. Hal ini membuat kualitas komunikasi menurun dan mengurangi peluang untuk membangun hubungan yang kuat. Nilai-nilai komunikasi interpersonal seperti bahasa tubuh, kontak mata, serta kehangatan suara mulai pudar akibat terlalu sering mengandalkan media digital. Keterbatasan dalam berkomunikasi secara langsung ini berpotensi melemahkan kemampuan sosial mereka di masa depan, terutama dalam membangun dan mempertahankan hubungan kerja maupun hubungan personal yang solid dan bermakna.

Namun, pandangan negatif terhadap dampak teknologi pada Generasi Z bukanlah seluruh cerita. Masih ada harapan dan peluang bagi mereka untuk menemukan kembali makna interaksi nyata yang sejati. Peran keluarga dan pendidikan menjadi sangat sentral dalam membentuk pola komunikasi dan interaksi sosial yang seimbang. Orang tua dan guru perlu lebih aktif memberikan contoh perilaku yang menunjukkan pentingnya bertemu dan berkomunikasi secara langsung. Mendorong anak muda untuk meluangkan waktu tanpa gadget, melakukan aktivitas bersama, serta menyelenggarakan pengalaman sosial yang memperkuat empati bisa menjadi langkah efektif untuk mengembalikan kualitas interaksi interpersonal mereka. Dengan bimbingan yang tepat, Generasi Z dapat belajar memadukan kecanggihan teknologi dengan kehangatan komunikasi tatap muka yang manusiawi.

Generasi Z tumbuh di era digital yang memudahkan banyak hal, tetapi mereka tetap manusia yang sangat membutuhkan hubungan emosional tulus dan nyata dengan sesama. Kecanggihan digital sebaiknya tidak menjadi penghalang, melainkan alat bantu untuk memperkaya komunikasi dan koneksi antar manusia. Membangun keseimbangan sehat antara dunia maya dan interaksi langsung adalah kunci agar Generasi Z tidak kehilangan makna sesungguhnya yang ada di balik sebuah hubungan yaitu kehadiran, empati, dan rasa saling menghargai.(*)

×
Berita Terbaru Update