Notification

×

Iklan

Iklan

Gen dan Lingkungan: Dua Kekuatan yang Membentuk Diri Kita

Rabu, 29 Oktober 2025 | Oktober 29, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-29T13:54:58Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Foto/ILUSTRASI

Setiap manusia lahir dengan keunikan tersendiri. Ada yang cepat tanggap sejak kecil, ada yang berbakat dalam seni, dan ada pula yang baru menemukan potensinya setelah dewasa. 


Namun, pertanyaan klasik yang terus muncul adalah: apakah kemampuan dan kepribadian seseorang lebih dipengaruhi oleh faktor bawaan, atau oleh lingkungan tempat ia tumbuh?


Selama berabad-abad, para ilmuwan memperdebatkan hal ini dalam konsep “nature vs nurture” — antara sifat bawaan (hereditas) dan pengaruh lingkungan (nurture). Kini, banyak ahli sepakat bahwa perkembangan manusia bukan hasil dari salah satu, melainkan sinergi antara keduanya.


Warisan Genetik: Pondasi Awal dari Dalam Diri


Hereditas atau faktor keturunan merupakan sifat-sifat yang diwariskan dari orang tua kepada anak melalui  gen.


Menurut psikolog pendidikan H.C. Witherington, hereditas mencakup seluruh potensi dasar yang dibawa sejak lahir — mulai dari ciri fisik, kemampuan intelektual, hingga kecenderungan emosional.


Namun, gen bukan takdir yang mutlak. Ia hanyalah “benih” yang membutuhkan tanah, air, dan sinar matahari untuk tumbuh. Tanpa dukungan lingkungan yang tepat, potensi itu bisa saja tidak berkembang maksimal.


Lingkungan: Panggung Tempat Potensi Bertumbuh


Filsuf John Locke menggambarkan manusia sebagai tabula rasa — kertas kosong yang diisi oleh pengalaman hidup.


Pendidikan, keluarga, dan interaksi sosial menjadi pena yang menulis kisah perkembangan seseorang.

Sebaliknya, tokoh seperti Arthur Schopenhauer dan Noam Chomsky berpendapat bahwa manusia sudah membawa kemampuan bawaan sejak lahir.


Psikolog Louis William Stern kemudian menyatukan dua pandangan itu melalui teori konvergensi, yang menegaskan bahwa perkembangan individu adalah hasil kerja sama antara faktor genetik dan lingkungan.


Sebagai contoh, seorang anak yang berbakat musik tetap membutuhkan pendidikan dan latihan untuk mengasah kemampuan tersebut menjadi keahlian nyata.


Kematangan dan Kesiapan: Kunci Aktualisasi Diri


Setiap individu memiliki tahap pertumbuhan yang unik. Kematangan diri (maturity self) menggambarkan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri dan bertanggung jawab terhadap kehidupannya.


Abraham Maslow menyebut individu yang matang adalah mereka yang mampu menerima diri sendiri, memiliki empati, serta mengaktualisasikan potensi terbaiknya.


Kematangan ini juga berkaitan erat dengan kesiapan (readiness) - yaitu kondisi ketika seseorang siap secara fisik, mental, dan emosional untuk belajar dan berkembang.


Tanpa kesiapan ini, proses pembelajaran sering kali tidak optimal, karena setiap tahap pertumbuhan memerlukan waktu dan pengalaman yang berbeda.


Kreativitas: Bukti Nyata Sinergi Gen dan Lingkungan


Kreativitas bukan hanya bakat bawaan, tapi juga hasil dari lingkungan yang mendukung.


Psikolog Guilford menjelaskan bahwa kreativitas adalah kemampuan berpikir divergen — berpikir keluar dari kebiasaan untuk menghasilkan ide baru yang bernilai.


Faktor-faktor seperti dorongan dari orang tua, ketersediaan waktu untuk bereksplorasi, dan kebebasan berekspresi sangat memengaruhi perkembangan kreativitas anak.


Sebaliknya, tekanan berlebih, larangan berekspresi, atau kritik yang keras justru dapat mematikan potensi tersebut.


Peran Orang Tua: Pondasi Pertumbuhan Anak


Keluarga merupakan lingkungan pertama dan paling berpengaruh bagi seorang anak. Orang tua tidak hanya berperan dalam memberi makan dan perlindungan, tetapi juga dalam menumbuhkan rasa percaya diri, kemandirian, dan kreativitas.


Beberapa langkah penting yang dapat dilakukan orang tua antara lain:

a. Menunjang dan mendorong aktivitas yang diminati anak.

b. Menjalin kebersamaan dan komunikasi yang hangat.

c. Memberikan pujian yang tulus atas setiap usaha anak.

d. Mengajarkan tanggung jawab dan kerja sama.

e. Memberikan waktu bagi anak untuk berimajinasi dan bereksperimen.


Dengan dukungan seperti ini, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, kreatif, dan berkarakter kuat.


Kesimpulan: Sinergi yang Tak Terpisahkan


Hereditas dan lingkungan adalah dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Gen memberikan potensi bawaan, sedangkan lingkungan menentukan arah dan kedalaman perkembangannya.


Interaksi keduanya membentuk siapa kita hari ini — mulai dari cara berpikir, bertindak, hingga berinteraksi dengan orang lain.


Dengan memahami keseimbangan ini, orang tua, pendidik, dan masyarakat dapat bersama-sama menciptakan generasi yang cerdas, matang, dan berkarakter. Sebab pada akhirnya, hereditas memberi potensi, dan lingkungan menghidupkannya.[]


Pengirim :

Sabrina Naila Salwa, mahasiswa Mahasiswi/Pendidikan ilmu pengetahuan sosial Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, email : sabrinanailasalwageouin@gmail.com


×
Berita Terbaru Update