TamiangNews.com, LANGSA - Puluhan pedagang musiman jajanan buka puasa Ramadhan 1437 H, melakukan aksi demo di Jalan Pasar Baru Langsa. Aksi itu disebabkan, mereka tidak diperbolehkan berjualan di sepanjang jalan tersebut, sementara mereka sudah membayar Lapak kepada Dinas Koperasi dan Pergadangan setempat sebesar Rp.7,5 juta.
Pantauan wartawan, Rabu (8/6), aksi tersebut itu dimulai sekitar pukul 15.00 Wib, awalnya direncanakan mereka akan melakukan aksi di Kantor Wali Kota Langsa. Tapi, tanpa alasan yang jelas mereka batalkan dan akhirnya melakukan aksi di Jalan Pasar Baru Langsa.
Puluhan pedagang itu melakukan aksinya sambil membawa poster yang bertuliskan "Wagiman mana hati nuranimu" dan Pileh Loem", dengan mendapat pengawalan dari aparat Polres Langsa serta Satpol PP.
Salah seorang pendemo yang juga Wakil Bangsa Rakyat Aceh Katenang (Barakate), Zulham Efendi, menuturkan, berdasarkan kontra yang telah disepakati antara Barakate dengan Diskoperindag, bahwa para pedagang jajanan buka puasa diperbolehkan berjualan di sepanjang Jalan Pasar Baru Langsa.
Akan tetapi, setelah dua hari berjualan tanpa ada musyawarah kembali, tiba-tiba Pemerintah Kota Langsa melarang pedagang berjualan di jalan tersebut dan kami dipindahkan ke samping Langsa Town Square pada jalan yang sama. "Yang masuk Jalan Pasar Baru yakni mulai simpang empat Jalan Teuku Umar sampai terminal lama. Tapi, kenapa pemerintah melarang kami berjualan, padahal uang kontra selama satu bulan sebesar Rp7.500.000, sudah diambil oleh Diskoperindag dan UKM Langsa," tegasnya.
Menurutnya, lokasi yang diberikan pemerintah sangat tidak layak, karena lokasinya sempit, apalagi pedagang yang berjualan di Jalan Cut Nyak Dhien juga diperintahkan untuk berjualan di jalan yang sama. "Intinya kami tidak mau dipindahkan, dan kami akan tetap berjualan disepanjang Jalan Pasar Baru Langsa," pungkasnya.
Sementara itu Kabid Pasar Diskoperindag Kota Langsa Kaoy Ahmad yang dijumpai wartawan pada hari yang sama mengatakan kami akan tetap memindahkan mereka ketempat yang telah disepakati bersama. Mereka yang melakukan demo tidak ikut dalam rapat jadi mereka tidak mengetahui tempat lokasi berjualan jajanan buka puasa, papar Kaoy. [] saiful alam
Pantauan wartawan, Rabu (8/6), aksi tersebut itu dimulai sekitar pukul 15.00 Wib, awalnya direncanakan mereka akan melakukan aksi di Kantor Wali Kota Langsa. Tapi, tanpa alasan yang jelas mereka batalkan dan akhirnya melakukan aksi di Jalan Pasar Baru Langsa.
Puluhan pedagang itu melakukan aksinya sambil membawa poster yang bertuliskan "Wagiman mana hati nuranimu" dan Pileh Loem", dengan mendapat pengawalan dari aparat Polres Langsa serta Satpol PP.
Salah seorang pendemo yang juga Wakil Bangsa Rakyat Aceh Katenang (Barakate), Zulham Efendi, menuturkan, berdasarkan kontra yang telah disepakati antara Barakate dengan Diskoperindag, bahwa para pedagang jajanan buka puasa diperbolehkan berjualan di sepanjang Jalan Pasar Baru Langsa.
Akan tetapi, setelah dua hari berjualan tanpa ada musyawarah kembali, tiba-tiba Pemerintah Kota Langsa melarang pedagang berjualan di jalan tersebut dan kami dipindahkan ke samping Langsa Town Square pada jalan yang sama. "Yang masuk Jalan Pasar Baru yakni mulai simpang empat Jalan Teuku Umar sampai terminal lama. Tapi, kenapa pemerintah melarang kami berjualan, padahal uang kontra selama satu bulan sebesar Rp7.500.000, sudah diambil oleh Diskoperindag dan UKM Langsa," tegasnya.
Menurutnya, lokasi yang diberikan pemerintah sangat tidak layak, karena lokasinya sempit, apalagi pedagang yang berjualan di Jalan Cut Nyak Dhien juga diperintahkan untuk berjualan di jalan yang sama. "Intinya kami tidak mau dipindahkan, dan kami akan tetap berjualan disepanjang Jalan Pasar Baru Langsa," pungkasnya.
Sementara itu Kabid Pasar Diskoperindag Kota Langsa Kaoy Ahmad yang dijumpai wartawan pada hari yang sama mengatakan kami akan tetap memindahkan mereka ketempat yang telah disepakati bersama. Mereka yang melakukan demo tidak ikut dalam rapat jadi mereka tidak mengetahui tempat lokasi berjualan jajanan buka puasa, papar Kaoy. [] saiful alam
