TamiangNews.com, KARANG BARU -- Banyak kalangan masyarakat yang ingin merasakan dahsyatnya program-program Irwandi-Nova. Tak terkecuali para masyarakat Aceh Tamiang yang bernaung dibawah organisasi Persatuan Mualaf Aceh Sejahtera (PMAS).
PMAS yang terbentuk pada tahun 2012 pasca berakhirnya kepemimpinan Irwandi Yusuf belum pernah merasakan bagaimana PMAS jika berada dibawah kepemimpinan seorang Irwandi.
Ellida Nababan yang saat ini menjabat sebagai Ketua PMAS Aceh Tamiang, saat ditemui TamiangNews.com Jumat (10/02), di warung makan sederhana miliknya di depan Istana Karang bercerita panjang lebar tentang organisasi yang dipimpinnya.
Ellida bertutur mulai dari tujuan mulia pembentukan PMAS Aceh Tamiang yaitu sebagai wadah saudara-saudara kita para mualaf yang saat ini telah beranggotakan kurang lebih 500 orang. Para mualaf ini menurutnya kehidupannya masih kucar-kacir dan rata-rata masih dikategorikan orang susah dan tidak memiliki pekerjaan yang tetap.
Dia juga mengungkapkan kekecewaanya terhadap Pemerintah Aceh selama Gubernur Zaini-Muzakir Manaf dimana sejak berdirinya PMAS Aceh Tamiang sampai dengan sekarang (2012-2017) tidak pernah memperhatikan mereka para mualaf.
"Selama berdirinya PMAS dari tahun 2012 sampai dengan saat ini 2017 bantuan apapun belum pernah kami terima, paling hanya berupa pembinaan dari Dinas Syariat Islam Aceh Tamiang. Kami sangat memebutuhkan bantuan berupa balai pengajian, bantuan untuk pemberdayaan ekonomi para mualaf sehingga terbuka peluang lapangan pekerjaan untuk para mualaf. Kalau ini tidak dilakukan oleh pemerintah, kami merasa khawatir bagai teman-teman yang tidak sabar dan tahan dengan kesusahan akan kembali lagi ke agamanya yang dulu", kata Ellida Nababan.
Menurutnya, dia sering mendengar tentang kepemimpinan Irwandi Yusuf yang peduli terhadap masyarakat bawah. Untuk itu kami menginginkan beliau itu dapat memimpin Aceh dimasa yang akan datang karena sebelumnya kami belum sempat merasakan kepemimpinan pak Irwandi sebagai Gubernur Aceh, ujar Ellida penuh harap. [] TN
PMAS yang terbentuk pada tahun 2012 pasca berakhirnya kepemimpinan Irwandi Yusuf belum pernah merasakan bagaimana PMAS jika berada dibawah kepemimpinan seorang Irwandi.
Ellida Nababan yang saat ini menjabat sebagai Ketua PMAS Aceh Tamiang, saat ditemui TamiangNews.com Jumat (10/02), di warung makan sederhana miliknya di depan Istana Karang bercerita panjang lebar tentang organisasi yang dipimpinnya.
Ellida bertutur mulai dari tujuan mulia pembentukan PMAS Aceh Tamiang yaitu sebagai wadah saudara-saudara kita para mualaf yang saat ini telah beranggotakan kurang lebih 500 orang. Para mualaf ini menurutnya kehidupannya masih kucar-kacir dan rata-rata masih dikategorikan orang susah dan tidak memiliki pekerjaan yang tetap.
Dia juga mengungkapkan kekecewaanya terhadap Pemerintah Aceh selama Gubernur Zaini-Muzakir Manaf dimana sejak berdirinya PMAS Aceh Tamiang sampai dengan sekarang (2012-2017) tidak pernah memperhatikan mereka para mualaf.
"Selama berdirinya PMAS dari tahun 2012 sampai dengan saat ini 2017 bantuan apapun belum pernah kami terima, paling hanya berupa pembinaan dari Dinas Syariat Islam Aceh Tamiang. Kami sangat memebutuhkan bantuan berupa balai pengajian, bantuan untuk pemberdayaan ekonomi para mualaf sehingga terbuka peluang lapangan pekerjaan untuk para mualaf. Kalau ini tidak dilakukan oleh pemerintah, kami merasa khawatir bagai teman-teman yang tidak sabar dan tahan dengan kesusahan akan kembali lagi ke agamanya yang dulu", kata Ellida Nababan.
Menurutnya, dia sering mendengar tentang kepemimpinan Irwandi Yusuf yang peduli terhadap masyarakat bawah. Untuk itu kami menginginkan beliau itu dapat memimpin Aceh dimasa yang akan datang karena sebelumnya kami belum sempat merasakan kepemimpinan pak Irwandi sebagai Gubernur Aceh, ujar Ellida penuh harap. [] TN
