Notification

×

Iklan

Iklan

Lunturnya Budaya Tata Krama Pada Generasi Z

Selasa, 26 Maret 2024 | Maret 26, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-03-26T05:21:13Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Foto : ILUSTRASI

Dewasa ini istilah Generasi Z sedang ramai dibicarakan di lingkungan masyarakat. Singkat saja, Generasi Z merupakan generasi yang dimiliki oleh anak usia muda dalam rentang kelahiran 1997- 2012. Generasi ini termasuk ke dalam kategori yang tidak bisa lepas dari teknologi, seperti gawai terutama pada medsos. Bagi mereka tanpa medsos hidupnya akan terasa hampa, dikarenakan medsos sudah menjadi salah satu bagian yang penting dalam kehidupannya. 


Medsos dapat memberikan dampak yang cukup luas, baik bersifat positif maupun negatif. Di satu sisi dengan adanya medsos mampu memudahkan kita untuk saling berkomunikasi satu sama lain, mengakses berbagai informasi,  sebagai sumber belajar, dan sarana untuk mengekspresikan diri. Namun, seringkali tidak sedikit orang yang belum bijak dalam menggunakan medsos. Penggunaan medsos yang salah dapat berdampak buruk bagi diri kita sendiri ataupun orang lain. 


Jika dilihat dari segi kesehatan, seseorang yang menggunakan medsos secara berlebihan tanpa henti akan mengganggu kesehatan tubuhnya, seperti: penglihatan menjadi buram, kurang fresh dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari, merusak otak, bahkan sampai merasa tidak bersemangat. Selain itu, waspadalah terhadap penyebaran berita hoax yang bersliweran di internet, carilah informasi dari sumber yang jelas kebenarannya, jangan langsung menyerap mentah-mentah berita yang masuk. 


Disamping itu medsos juga dapat menimbulkan efek ketergantungan dan rasa malas. Hal ini memberikan gambaran bahwa seakan-akan Generasi Z tidak mampu hidup tanpa medsos walau hanya sedetik pun. Sampai-sampai sekarang ini anak muda lupa akan sopan santunnya terhadap orang yang lebih tua, lantaran terlalu sibuk dan asyik dengan gawainya sendiri, sehingga cenderung mengabaikan orang-orang di sekitarnya. 


Menurut saya, hal ini termasuk melanggar norma tata krama dan kesopanan yang sudah tertanam sejak kecil sebagai wujud toleransi terhadap sesama. Perlahan- lahan budaya tata krama yang dimiliki anak muda semakin terkikis oleh dunia luar. Penyebabnya dapat berasal dari faktor lingkungan maupun meniru perilaku temannya yang negatif, contohnya: ketika hendak melewati orang yang lebih tua, asal lewat saja dan tidak memberikan hormat dengan menundukkan kepala atau sekedar mengucapkan permisi, ketika bertemu orang yang lebih tua tidak langsung mencium tangannya tetapi justru hanya terdiam dan yang lebih parahnya lagi ketika berpapasan dengan gurunya dijalan anak tersebut seolah-olah seperti tidak kenal kemudian langsung pergi begitu saja. Mungkin bagi sebagian Generasi Z, perilaku seperti ini terlihat sepele, menganggap sesuatu hal yang wajar dan tidak berpengaruh pada dirinya.


Kita sebagai sesama manusia yang berakhlak baik sudah sepatutnya saling membina toleransi. Sikap toleransi juga sudah tertuang dalam ajaran agama, tidak hanya pada agama Islam saja, tetapi seluruh umat beragama mengajarkan kebaikan. Sikap tidak menghormati jika dibiarkan terus-menerus akan merusak moral kalangan anak muda. Lantas, bagaimana cara mengatasinya? Dalam mengatasinya diperlukan penanaman karakter pada anak muda. 


Sebenarnya, upaya tersebut sudah diberikan oleh guru ketika di sekolah dengan mengajarkan siswanya tentang hal baik seperti menghormati orang yang lebih tua dari kita, didikan dari orang tua di rumah, maupun teman/masyarakat yang membawa pengaruh positif terhadap diri sendiri, termasuk cara kita beretika terhadap orang lain agar menjadi lebih baik. Sayangnya, meskipun berbagai upaya telah dilakukan, tetap saja masih banyak beberapa dari generasi muda saat ini yang cuek dan tidak perduli terhadap budaya tata krama kepada orang yang lebih tua. 


Dari beberapa opini yang saya paparkan di atas, diharapkan mampu membuka pola pikir kita tentang akan pentingnya menjaga toleransi antarsesama manusia, informasi ini dapat menjadi edukasi, serta memberi manfaat bagi siapa saja yang membacanya. Saya hanya ingin berpesan satu hal, tetaplah jaga sopan santun kalian dimanapun kalian berada, karena ketika kamu menghormati orang lain, maka orang lain juga akan menghormatimu, begitupun sebaliknya.[]


Pengirim :

Novi Hayyu Fatiha, mahasiswa Departemen Pendidikan Sosiologi, Universitas Negeri Yogyakarta, email : novihayu18@gmail.com

×
Berita Terbaru Update