Notification

×

Iklan

Iklan

Ketika Ilmu Bertemu Moral dan Spiritualitas

Kamis, 01 Mei 2025 | Mei 01, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-01T02:46:47Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Siti Istiqomah (Foto/IST)

Ilmu sosial selama ini dipandang sebagai alat untuk memahami fenomena sosial,ekonomi,dan politik. Namun, ilmu sosial profetik menawarkan perbedaan yang berbeda. Ilmu sosial  profetik merupakan ilmu sosial yang tidak hanya berfokus pada analisis dan teori akademik tetapi juga menggabungkan nilai moral dan spritualitas dalam prosesnya, sehingga ilmu sosial tidak hanya menjadi alat pemahaman, tetapi juga bisa membawa perubahan nyata bagi masyarakat sehingga menciptakan perubahan sosial yang lebih manusiawi berkeadilan


Istilah “Ilmu Sosial Profetik” pertama kali dikenalkan oleh Kuntowijoyo. Menurutnya ilmu sosial tidak hanya menjelaskan realitas sosial saja, tetapi juga mampu memberikan Solusi bagi masalah sosial yang ada. Ilmu sosial profetik ini hadir untuk menjawab berbagai persoalan dalam masyarakat yang semakin kompleks, di mana ilmu pengetahuan sering kali terpisah dari nilai-nilai etika. Pendekatan ini mengusulkan agar ilmu tidak hanya menjadi alat untuk mengumpulkan data atau menyelesaikan masalah secara teknis, tetapi juga berfungsi untuk menciptakan dampak sosial yang lebih bermakna berdasarkan nilai-nilai moral dan spiritual.


Oleh karena itu, ilmu sosial profetik memiliki tiga prinsip utama yaitu humanisasi, liberasi, dan transendensi. Humanisasi berarti ilmu sosial yang harus memanusiakan manusia, liberasi bertujuan untuk membebaskan masyarakat dari berbagai bentuk ketidakadilan, sedangkan transendensi menekan pentingnya nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sosial.


Dalam kehidupan sehari-hari, ilmu sosial profetik dapat diterapkan dalam berbagai situasi. Seperti dalam dunia Pendidikan, pendekatan ilmu sosial profetik, dosen dan tenaga pendidik dapat mengajarkan tidak hanya pengetahuan akademik, tetapi juga nilai-nilai moral dan kepedulian sosial. Misalnya, Kebijakan kampus yang adil dan berkeadilan yang menerapkan prinsip humanisasi dan liberasi dalam kebijakan mereka. Memberikan fasilitas yang memadai bagi mahasiswa dari berbagai latar belakang, serta memastikan kebijakan Pendidikan tidak diskriminatif. Kebijakan terkait beasiswa juga bisa didasarkan pada pertimbangan kemanusiaan, bukan hanya aspek akademik semata.


Di bidang lingkungan, ilmu sosial profetik dapat memberikan solusi yang holistik dengan menggabungkan teknologi modern dan kesadaran spiritual. Contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari adalah isu polusi plastik. Secara ilmiah, solusi seperti daur ulang plastik atau pengurangan penggunaan plastik telah banyak dikemukakan. Namun, pendekatan ini sering kali gagal menyentuh aspek moral, seperti mengajarkan tanggung jawab terhadap lingkungan sebagai bagian dari nilai kehidupan manusia. Pendekatan profetik akan mengajak masyarakat untuk tidak hanya sekadar melakukan tindakan teknis, tetapi juga merenungkan hubungan antara perilaku konsumsi dan nilai spiritual dalam menjaga bumi.


Selain itu, diperlukan proyek percontohan yang mempraktikkan pendekatan ilmu sosial profetik secara nyata. Misalnya, program kesehatan berbasis komunitas yang tidak hanya memberikan layanan medis tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya solidaritas dan kepedulian terhadap sesama. Dengan demikian, ilmu menjadi alat untuk membangun masyarakat yang lebih manusiawi dan penuh makna.


Tantangan terbesar dalam mengimplementasikan ilmu sosial profetik di Indonesia adalah membangun keselarasan antara nilai moral dan spiritual dengan kerangka ilmu pengetahuan yang sudah ada, terutama di tengah keberagaman budaya, agama, dan sosial masyarakat Indonesia. Seperti dalam komunitas Muslim di Aceh, nilai spiritual sangat terhubung dengan syariat Islam yang mendalam, sehingga transendensi dalam ilmu sosial profetik harus diselaraskan dengan pandangan agama. Sementara itu, di Papua dengan komunitas yang menganut kepercayaan lokal atau Kristen, nilai spiritual lebih dipahami sebagai hubungan antara manusia dengan alam dan leluhur. Perbedaan ini menunjukkan bagaimana nilai-nilai transendensi harus diterjemahkan sesuai konteks lokal.


Selain itu, kesadaran publik yang masih rendah terhadap pendekatan ini menjadi tantangan yang harus diatasi melalui edukasi dan kampanye nilai-nilai profetik di berbagai lapisan masyarakat. Saya juga melihat pentingnya kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat untuk menciptakan penelitian yang dapat membuktikan keberhasilan pendekatan ini dalam berbagai aspek kehidupan.


Pada akhirnya, ilmu sosial profetik memiliki potensi untuk menciptakan perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan. Ketika ilmu pengetahuan bertemu dengan moral dan spiritualitas, solusi yang dihasilkan tidak hanya efektif tetapi juga berlandaskan keadilan dan kebaikan. Pendekatan ini bisa menjadi jawaban bagi masyarakat modern yang sering kali kehilangan arah dalam menghadapi tantangan sosial. Dengan ilmu, kita mendapatkan solusi, tetapi dengan moral, kita memastikan solusi itu adil, manusiawi, dan membawa kebaikan bagi semua orang.[] 


Penulis : 

Siti Istiqomah, mahasiswi Universitas Pamulang, email : istiiqomah0725@gmail.com

×
Berita Terbaru Update