![]() |
Foto/Ilustrasi (detikcom) |
Integrasi Nasional adalah proses yang berupaya untuk menciptakan persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman suku, budaya, agama dan bahasa yang ada di Indonesia. Menurut Dorothy Simpson Integrasi Nasional adalah menciptakan pandangan mental yang akan mendorong dan menginspirasi setiap orang untuk menempatkan kesetiaan kepada negara di atas kesetiaan kelompok dan kesejahteraan negara di atas kepentingan sektariat yang sempit.
Maksud dari perkataan Dorothy Simpons adalah, kita harus punya cara berpikir yang bisa membuat semua orang merasa pentingnya mendahulukan negara daripada kepaentingan kelompok sendiri atau golongan tertentu. Sedangkan menurut Ramlan Surbakti Intergrasi Nasional adalah proses penyatuan berbagai kelompok sosial budaya dalam satu kesatuan wilayah dan dalam suatu identitas nasional. Jadi, bagaimana caranya berbagai macam kelompok orang dengan budaya dan kebiasaan yang berbeda-beda bisa bersatu menjadi satu bangsa dalam satu wilayah negara? Mereka harus mempunyai rasa memiliki identitas yang sama sebagai warna negara.
Myron Weiner dalam Ramlan Surbakti (2010) lebih fokus membahas tentang integrasi politik, karena menurutnya pemerintah yang diakui dan dipercaya oleh rakyat (legitimate), mempunyai kemampuan untuk menyatukan berbagai macam keinginan dan kebutuhan masyarakat yang berbeda-beda dalam satu wadah yang sama, yaitu Identitas Nasional. Gambarannya adalah Indonesia ini seperti rumah besar dengan banyak kamar. Setiap kamar dihuni oleh keluarga yang berbeda-beda, dengan kebiasaan, bahasa, dan kepercayaan yang unik.
Nah, Integrasi Nasional yaitu mengumpulkan semua keluarga yang bebeda-beda ini ke dalam satu rumah dan membuat mereka merasa punya satu identitas yang sama sebagai penghuni rumah itu. Jadi meskipun kamarnya berbeda-beda, tapi mereka tetap satu keluarga. Weiner lebih fokus ke kepala rumah tangga (pemerintah). Menurutnya, jika seorang kepala rumah tangga disukai dan dipercaya oleh semua keluarga dalam satu rumah, maka kepala keluarga ini akan lebih mudah mengatur semua kepentingan yang berbeda-beda dari setiap keluarga.
Dengan begitu, semua keluarga ini akan merasa bersatu di bawah nama keluarga besar, yaitu Indonesia. Weiner pun membagi integrasi ke dalam lima jenis:
1) Integrasi bangsa, artinya, orang-orang dari berbagai suku, agama, dan ras yang berbeda-beda bisa merasa jadi satu bangsa. Contohnya, meskipun kamu orang jawa dan temanmu orang papua, kalian berdua sama-sama merasa sebagai orang Indonesia.
2) Integrasi wilayah, semua bagian wilayah negara itu bersatu dan tidak ada keinginan untuk memisahkan diri. Dari Sabang sampai Merauke, semuanya merasa menjadi bagian dari Indonesia.
3) Integrasi nilai, setiap masyarakat mempunyai nilai-nilai dasar yang sama yang disepakati bersama. Contohnya, pancasila menjadi pegangan hidup yang diterima oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, meskipun berbeda-beda.
4) Integrasi elit-massa, antara para pemimpin (elit) dan rakyat biasa (massa) mempunyai hubungan yang baik dan saling percaya. Pemimpin mendengarkan aspirasi rakyat, dan rakyat juga percaya pada pemimpinnya.
5) Integrasi tingkah laku (perilaku integratif), ini menunjukan adanya tindakan nyata dari masyarakat untuk bersatu. Contohnya, orang-orang dari berbagai daerah mau bekerja sama, saling membantu dan menghargai perbedaan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, menurut Weiner integrasi itu bukan hanya tentang wilayah atau nilai-nilai saja, tapi juga tentang bagaimana pemerintah bisa dipercaya untuk menyatukan berbagai kepentingan dan bagaimana semua elemen masyarakat itu bersatu dalam tindakan sehari-hari. Banyak pulau dan suku dengan adat yang berbeda-beda, dan integrasi adalah proses bagaimana semua perbedaan ini bisa bersatu padu menjadi satu negara indonesia, dan semuanya merasa sebagai orang Indonesia.
Menurut Howard Wriggins, ada lima hal penting dalam mengembangkan integrasi nasional, diantaranya:
1. Adanya ancaman dari luar
Ketika ada musuh atau bahaya dari negara lain, biasanya orang-orang yang tadinya berbeda-beda jadi bersatu padu untuk menghadapinya bersama. Ibaratnya, kalau ada maling masuk kampung, semua warga tanpa lihat suku atau agama pasti akan bersatu melawannya.
2. Gaya politik kepemimpinan
Cara pemimpin dalam memimpin juga sangat penting. Kalau pemimpinnya bisa adil, mengayomi semua golongan, dan punya visi yang jelas untuk kemajuan negara, rakyat akan merasa bersatu dan mendukungnya. Sebaliknya, kalau pemimpinya pilih kasih, atau bikin gaduh, persatuan bisa terancam.
3. Kekuatan lembaga-lembaga politik
Negara punya alat-alat seperti partai polotik, parlemen, pengadilan, dan lain-lain. Kalau lembaga-lembaga ini kuat, adil, dan berfungsi dengan baik, mereka bisa menjadi tempat orang-orang dengan berbagai kepentingan untuk menyelesaikan dan mencari solusi bersama, sehingga persatuan terjaga. Kalau lembaganya lemah atau korup, orang bisa kehilangan kepercayaan dan persatuan jadi goyah.
4. Ideologi nasional
Setiap negara punya ideologi atau dasar negara (kalau di Indonesia, Pancasila). Ideologi ini seperti "aturan main" atau cita-cita bersama yang diyakini seluruh warga negara. Kalau ideologi ini kuat dan dihayati oleh semua orang, itu bisa jadi perekat yang kuat untuk persatuan.
5. Kesempatan pembangunan ekonomi
Kalau pembangunan ekonomi berjalan baik dan merata, semua orang punya kesempatan untuk maju dan sejahtera. Ini bisa mengurangi kecemburuan sosial dan membuat orang merasa punya kepentingan yang sama untuk menjaga negara tetap bersatu. Kalau pembangunan cuma dinikmati segelintir orang, bisa timbul ketidakpuasan yang mengancam persatuan.
Apabila kelima hal ini gagal atau tidak berjalan dengan baik, maka yang tadinya persatuan (integrasi) bisa berubah menjadi perpecahan (disintegrasi). Intergrasi melahirkan konsensus kalau disintegrasi melahirkan konflik. Artinya, kalua negara bersatu, biasanya akan muncul kesepakatan Bersama tentang banyak hal. Setiap orang menjadi punya pandangan yang lebih sejalan dan mudah memutuskan sesuatu demi kepentingan Bersama. Sebaliknya, kalau negara pecah belah, yang muncul adalah pentengkaran dan konflik antar kelompok. Karena tidak ada lagi rasa persatuan, setiap kelompok akan lebih mementingkan diri sendiri dan bisa saling bermusuhan.
Kesimpulannya adalah Integrasi Nasional adalah proses penting untuk menyatukan keberagaman Indonesia menjadi satu bangsa yang kuat. Hal ini menumbuhkan rasa persatuan, kesetiaan pada negara di atas kepentingan kelompok, dan peran aktif pemerintah yang dipercaya. Ada berbagai cara untuk mengembangkan integrasi, dan kegagalannya dapat menyebabkan perpecahan.[]
Penulis :
Nailatul Munal Musyarofah, mahasiswa STAI Al-Anwar dan berdomisili di Pondok Pesantren Al-Anwar 3