Salma Nurarifa Syahrani (Foto/IST) |
“Jurusan kimia? Wah, pasti sering bikin bom, ya?” Kalimat semacam ini kerap dilontarkan, baik sebagai candaan maupun asumsi umum, kepada mahasiswa jurusan kimia. Orang sering berpikir bahwa mahasiswa kimia hampir selalu berada di laboratorium, menggunakan zat berbahaya, dan membuat rumus yang sulit dipahami. Stereotip seperti ini sudah lama melekat di masyarakat dan seringkali membuat jurusan kimia terkesan menakutkan atau terlalu rumit untuk dijalani.
Banyak orang menganggap bahwa kuliah di jurusan kimia identik dengan tekanan mental yang tinggi, hafalan yang kompleks, dan praktikum yang melelahkan. Akibatnya, banyak calon mahasiswa meninggalkan jurusan ini karena percaya mereka tidak akan bisa bertahan. Padahal, persepsi tersebut tidak sepenuhnya benar.
Dalam kenyataannya, jurusan kimia menawarkan lebih dari sekadar eksperimen dan rumusIlmu kimia sangat penting untuk sektor kesehatan, lingkungan, pangan, dan energi Jurusan ini memiliki masa depan yang cerah dalam pendidikan, bisnis, dan inovasi teknologi.
Ketika mendengar kata kimia, banyak orang langsung membayangkan tumpukan rumus, hitungan kompleks, serta suasana laboratorium yang penuh tekanan. Seperti yang diharapkan, jurusan kimia akan menawarkan mata kuliah yang membutuhkan kemampuan berhitung yang kuat, pemahaman detail yang membingungkan, dan praktikum yang mengerikan karena penggunaan bahan berbahaya dan laporan yang tidak selesai. Bahkan sebelum kuliah benar-benar dimulai, mahasiswa baru sering mengalami ketakutan.
Seiring berjalannya waktu, fakta menjadi jauh lebih menarik dari yang dibayangkan. Meskipun benar bahwa kimia menuntut ketelitian dan pemahaman konseptual yang kuat, proses pembelajarannya tidak melulu kaku atau menakutkan. Banyak materi yang justru membangkitkan rasa ingin tahu, karena menjelaskan fenomena-fenomena sehari-hari dari kenapa Kerupuk yang dibiarkan terbuka di daerah seperti Arab bisa tetap renyah dan tidak mudah melunak (mlempem), hingga bagaimana sabun membersihkan kotoran. Praktikum yang awalnya terasa menegangkan, lama-kelamaan menjadi ajang eksplorasi yang menyenangkan dan penuh kejutan.
Lebih dari itu, kimia terbukti sangat aplikatif dan relevan dalam kehidupan nyata. Mahasiswa tidak hanya diajarkan untuk menghafal reaksi, tetapi juga untuk memahami prinsip-prinsip ilmiah yang bisa diterapkan dalam berbagai konteks mulai dari pembuatan produk rumah tangga, pengolahan limbah, hingga inovasi energi terbarukan. Proses belajar di jurusan ini bukan hanya soal teori di atas kertas, tetapi tentang bagaimana sains dapat menyelesaikan persoalan nyata.
Ilmu kimia seringkali dianggap sebagai bidang yang terlalu teoritis dan jauh dari kehidupan sehari-hari. Namun, ilmu kimia sebenarnya ada di semua aspek kehidupan kita, bahkan di tempat-tempat di mana kita mungkin tidak menyadarinya. Prinsip kimia ada di semua hal, mulai dari makanan yang kita konsumsi hingga produk perawatan kulit (skincare) yang kita gunakan hingga baterai ponsel dan teknologi sehari-hari lainnya. Dalam industri makanan, misalnya, kimia digunakan untuk memahami proses pengawetan, fermentasi, dan pemrosesan bahan makanan, yang semuanya berpengaruh pada kualitas dan keselamatan pangan yang kita konsumsi. Pengetahuan kimia sangat penting untuk pembuatan bahan aktif untuk perawatan kulit, serta cara molekul dalam produk bekerja.
Tak hanya itu, kimia juga berperan dalam teknologi canggih seperti baterai lithium-ion yang digunakan di ponsel kita. Prinsip elektrokimia yang mendasari cara kerja baterai ini sangat penting untuk membuat perangkat yang tahan lama dan efisien. Bahkan lebih jauh, ilmu kimia berkontribusi pada kemajuan teknologi luar angkasa; ini termasuk pembuatan bahan bakar roket dan material canggih yang digunakan dalam misi eksplorasi luar angkasa.
Jadi, belajar kimia bukan hanya sekadar mempelajari rumus dan reaksi, tetapi juga memahami cara dunia bekerja, dari level atom yang mikroskopis hingga teknologi canggih yang membentuk masa depan kita.
Berbicara tentang pengalaman belajar, banyak yang menganggap bahwa praktikum di jurusan kimia adalah momen yang penuh dengan tekanan dan stres. Padahal, sebaliknya, laboratorium adalah tempat yang penuh dengan kesempatan untuk bereksperimen dan menguji teori yang telah dipelajari di kelas. Di sinilah mahasiswa dapat melihat reaksi kimia secara langsung, merasakan bagaimana teori-teori kimia diterapkan, dan mengembangkan keterampilan teknis yang sangat berguna di dunia industri.
Eksperimen kimia di lab melatih kreativitas Anda dalam memecahkan masalah dan menemukan solusi baru. Selain itu, laboratorium juga memberikan pengalaman bekerja dengan alat dan bahan yang mungkin tidak pernah kita temui di luar dunia akademik, yang sangat berguna jika kita berencana untuk terjun ke industri atau penelitian Dengan kata lain, lab tidak lagi menakutkan dan menjadi tempat yang menyenangkan dengan banyak potensi untuk dipelajari.
Salah satu hal yang sering kali terlewatkan oleh mereka yang ragu memasuki jurusan kimia adalah kenyataan bahwa lulusan kimia memiliki prospek karier yang sangat luas dan dibutuhkan di berbagai sektor. Misalnya, dalam industri farmasi, para kimiawan memainkan peran penting dalam pembuatan obat baru, pengujian kualitas bahan baku, dan pengesahan keamanan produk. Selain bertanggung jawab untuk memastikan bahwa standar kesehatan untuk makanan yang kita konsumsi tetap dipenuhi, kimiawan di sektor pangan bertanggung jawab untuk mengembangkan teknologi pengolahan makanan yang lebih efisien dan aman.
Ilmuwan kimia juga berkontribusi pada pengembangan sistem penyimpanan energi yang lebih efisien dan energi terbarukan dalam industri energi.Selain itu, dalam industri energi, ilmuwan kimia membantu mengembangkan energi terbarukan dan sistem penyimpanan energi yang lebih efisien. Di bidang R&D (penelitian dan pengembangan), kimiawan juga sangat dibutuhkan untuk menciptakan inovasi baru yang dapat digunakan dalam berbagai industri, mulai dari teknologi tinggi hingga produksi sehari-hari.
Banyak inovasi masa depan yang tidak akan bisa terwujud tanpa adanya peran kimiawan. Misalnya, energi terbarukan seperti panel surya yang lebih efisien dan baterai listrik yang lebih tahan lama, semuanya melibatkan pengetahuan kimia yang mendalam. Perkembangan bioplastic alternatif ramah lingkungan untuk plastik berbahan dasar minyak bumi juga membutuhkan riset dan eksperimen kimia untuk menemukan bahan baku yang lebih berkelanjutan dan proses produksi yang lebih efisien. Di bidang kesehatan, kimia sangat penting dalam penelitian vaksin, obat-obatan, dan teknik pengobatan baru yang lebih efektif dan terjangkau.
Selain itu, dengan semakin berkembangnya kesadaran akan isu lingkungan, kimiawan berperan dalam menciptakan solusi inovatif untuk mengurangi dampak negatif dari konsumsi plastik, polusi, dan limbah berbahaya. Perkembangan ini menunjukkan bahwa kimia tidak hanya penting di masa kini, tetapi juga sangat penting untuk mengatasi tantangan dunia di masa depan.
Kimia juga bisa menjadi jalur yang menjanjikan bagi mereka yang ingin memulai bisnis sendiri. Lulusan kimia dapat menggunakan pengetahuan yang mereka peroleh selama kursus untuk membuat produk yang ramah lingkungan seperti deterjen ramah lingkungan, kosmetik yang terbuat dari bahan alami, atau bahan kemasan biodegradable yang semakin populer di pasar. Misalnya, banyak perusahaan yang kini mulai berfokus pada pengembangan kosmetik berbahan dasar alami yang bebas dari bahan kimia berbahaya, dan hal ini membuka peluang besar bagi para kimiawan untuk berkarya.
Dengan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki, para lulusan kimia bisa membuka usaha yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga berkontribusi pada solusi lingkungan yang lebih baik. Oleh karena itu, kimia tidak hanya memungkinkan karir di bidang akademik atau industri, tetapi juga menawarkan peluang bisnis yang inovatif.
Saya sendiri, awalnya, sangat ragu ketika memilih jurusan kimia. Sebagai seorang yang malas berfikir dan tidak suka perhitungan, saya sering merasa bahwa dunia kimia terlalu "terstruktur" dan jauh dari minat saya. Ketika pertama kali mendengar tentang tugas-tugas praktikum yang harus dilakukan di laboratorium, seperti mencampur bahan kimia berbahaya dan menulis laporan yang panjang, saya bahkan sempat berpikir untuk beralih jurusan. Stereotip tentang kimia yang sulit dan penuh rumus-rumus yang menakutkan seakan-akan benar adanya.
Namun, semua ketakutan itu mulai hilang setelah saya mulai kuliah. Saya mulai menyadari bahwa kimia tidak hanya rumus dan eksperimen. Justru, kimia mengajarkan saya cara berpikir secara logis dan sistematis. Setiap reaksi kimia yang saya pelajari ternyata memiliki pola dan penjelasan yang masuk akal, dan saya bisa memahami bagaimana dunia bekerja dari level atom yang sangat kecil. Lebih dari itu, jurusan ini mengajarkan saya untuk tidak mudah menyerah pada satu tindakan yang mungkin tidak berhasil; selalu ada pelajaran yang berharga dari kegagalan.
Kimia membantu saya berpikir lebih kritis dan analitis. Setiap kali menghadapi masalah di laboratorium, saya dipaksa untuk memecah masalah menjadi bagian-bagian kecil, menganalisis variabel yang mungkin mempengaruhi hasil, dan mencoba berbagai pendekatan untuk mencapai solusi. Hal ini membentuk kebiasaan berpikir yang lebih terstruktur dalam menghadapi tantangan, baik di akademik maupun kehidupan sehari-hari. Saya menemukan bahwa tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan jika kita memiliki metode sistematis untuk menanganinya.
Selain itu, jurusan kimia memberi saya pengetahuan tentang mental tahan banting. Eksperimen tidak selalu berjalan seperti yang diharapkan, dan saya sering kali harus menghadapi kegagalan. Namun, daya tahan mental saya diperkuat oleh kegagalan tersebut. Setelah setiap eksperimen gagal, saya belajar untuk memikirkan apa yang salah dan menemukan cara untuk memperbaikinya. Ini meningkatkan ketekunan dan kemampuan untuk bertahan setelah kegagalan, yang sangat penting dalam kehidupan pribadi dan profesional, serta dalam kimia.
Saya mulai menikmati tantangan jurusan kimia seiring berjalannya waktu. Saya menjadi lebih percaya diri dalam menghadapi masalah rumit, dan merasa bangga saat berhasil menemukan solusi setelah melalui proses panjang yang penuh trial and error. Saya menyadari bahwa kimia bukan hanya tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang sikap mental yang kuat, kemampuan untuk beradaptasi, dan ketekunan untuk terus belajar. Secara keseluruhan, memilih jurusan kimia bukanlah akhir dari karir akademik, itu lebih seperti memulai langkah baru yang dapat menawarkan banyak peluang.
Meskipun dihadapkan pada tantangan yang tidak ringan, kimia mengajarkan kita untuk berpikir kritis, menyelesaikan masalah dengan sistematis, dan mengembangkan mental yang tangguh. Ilmu kimia membentuk karakter dan memberikan bekal yang sangat berharga untuk masa depan yang cerah, baik di laboratorium maupun di industri.
Oleh karena itu, jangan biarkan stereotip negatif tentang kimia menghalangi Anda untuk maju. Jika kamu suka tantangan, ingin memahami cara dunia bekerja, dan siap menghadapi proses belajar yang penuh eksplorasi, kimia adalah pilihan yang sangat layak untuk dijajal. Jangan takut untuk memulai, karena di balik setiap reaksi kimia yang tampaknya rumit, ada potensi besar yang bisa meledak menjadi peluang tak terduga.[]
Penulis :
Salma Nurarifa Syahrani, Mahasiswa Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta