Foto/ILUSTRASI
Di tengah hiruk pikuk dunia yang semakin tak jelas arahnya kebanyakan para remaja merasa galau, galau untuk lebih mengutamakan mengikuti perkembangan ilmu sains atau ilmu agama. Namun, siapa bilang sains dan agama ngga bisa berjalan bareng? Justru, keduanya menjadi jawaban atas kehidupan manusia yang penuh tanda tanya ini.
Kemajuan teknologi membuat muncul tantangan dalam menyelaraskan antara ilmu pengetahuan (sains) dan nilai-nilai keagamaan. Keduanya sering kali dipandang sebagai entitas yang terpisah, bahkan bertentangan. Namun, pendekatan integratif dalam pendidikan menawarkan solusi untuk menggabungkan nalar ilmiah dengan nurani spiritual, menciptakan harmoni yang memperkaya pemahaman manusia tentang alam semesta dan eksistensinya.
Sains membantu kita untuk mempelajari tentang hal di dunia ini, dari yang terkecil seperti atom sampai yang terbesar seperti galaksi. Dengan sains kita bisa tahu bagaimana tubuh bekerja, bagaimana teknologi berkembang, dan bagaimana tanaman tumbuh. Pengetahuan seperti ini sangat penting, apalagi untuk Gen Z yang akan mencetak generasi emas di hari mendatang.
Lebih dari itu sains memiliki peran banyak dalam kehidupan sehari-hari, seperti: 1) Transportasi, sains telah menghasilkan alat transportasi seperti mobil, kereta, pesawat, yang membuat perjalanan menjadi cepat; 2) Pertanian dan pangan, teknologi pertanian menghasilkan pupuk tanam bebas hama, yang membuat petani lebih banyak menghasilkan makanan sehat; 3) Kesehatan dan pengobatan, sains memungkinkan pengobatan yang berbasis teknolog, seperti mesin MRI; dan 4) Komunikasi, perkembangan sains diteknologi komunikasi menghasilkan ponsel pintar, yang berguna untuk berkomunikasi dan mempermudah mengakses informasi.
Agama mengajarkan tentang nilai-nilai moral dan spirit, tentang bagaimana menyakini sepenuh hati akan keberadaan Tuhan, dan menerapkan nilai-nilai kejujuran, kasih sayang, dan toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mempelajari agama kita bisa menjalani hidup dengan penuh makna.
Pendidikan menjadi peran penting dalam upaya pemersatu dua aspek ini, dengan pendekatan yang tepat para siswa maupun mahasiswa akan dapat memahami bahwa ilmu sains dan agama aslinya melengkapi satu sama lain. Hal ini membantu mereka menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang kuat.
Menggabungkan sains dan agama bukanlah hal yang mustahil, siapa bilang tidak bisa menggabungkannya? Sekarang banyak instansi Pendidikan yang sudah menggabungkan sains dan agama. Misalnya seperti di UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan, ada mata kuliah yang berjudul “Harmonisasi Sains dan Agama” dan “Moderasi Beragama” yang bertujuan meberikan fondasi tentang bagaimana menjadi umat yang moderat dalam beragama tetapi juga mendalami ilmu sains dan agama. Dan ini menjadi bukti nyata bahwa tidak ada pembeda dalam segala bentuk ilmu, karena sejatinya ilmu itu bersifat “wahdatul-ilm” yang artinya semua ilmu berasal dari Allah SWT.
Dalam praktiknya, integrasi sains dan agama dalam pendidikan memiliki efek yang luas. Pertama, dalam hal kurikulum, peserta didik diajarkan agar memiliki minat pada bidang sains, kemudian menyimpulkan hasilnya dan dikaitkan dengan agama. Kedua, dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus mengembangkan ide kreatif dengan metode-metode interaktif agar siswa dapat menyerap pembelajaran dengan cepat. Ketiga dalam Pendidikan sosial bermasyarakat, mengajak atau mengajar peserta didik untuk dapat berpikir logis dan rasional dalam memahami banyaknya keberagaman. Sehingga terciptalah peserta didik yang unggul dalam hal menghormati dan menghargai perbedaan
Sebagai penutup, penting untuk menegaskan bahwa integrasi antara sains dan agama bukan hanya sebagai konsep saja, melainkan suatu kebutuhan mendesak dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kedalaman spiritual dan moral yang kuat. Dalam konteks pendidikan Islam, pendekatan ini telah diterapkan melalui kurikulum yang holistik, menggabungkan pemahaman ilmiah dengan nilai-nilai religius, sehingga peserta didik tidak hanya memahami ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan landasan etika dan moral yang kokoh.
Pendidikan menjadi medium terbaik untuk menyatukan ilmu sains dan agama, membentuk individu yang mampu menghadapi tantangan zaman dengan bijak dan bertanggung jawab. Dengan demikian, integrasi sains dan agama dalam pendidikan Islam bukan hanya membentuk individu yang unggul dalam bidang akademik, tetapi juga menciptakan masyarakat yang harmonis, beradab, dan berkeadilan.
Oleh karena itu, upaya untuk mengintegrasikan sains dan agama dalam pendidikan harus terus didorong dan dikembangkan, agar generasi mendatang dapat tumbuh menjadi individu yang seimbang antara ilmu dan iman, serta mampu memberikan kontribusi positif bagi peradaban manusia secara keseluruhan. Maka, sudah saatnya generasi muda tidak hanya menjadi pengguna ilmu, tetapi juga pencipta solusi yang berpijak pada logika dan nilai-nilai ilahiah.[]
Penulis :
Anggun Sefia Ariani, mahasiswi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN K.H. Abdurrahman Wahid, Pekalongan, email : anggun.sefia.ariani2405@mhs.uingusdur.ac.id