
Foto/Ilustrasi
Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membangun peradaban dan kemajuan suatu bangsa. Dalam konteks lembaga pendidikan Islam, madrasah memiliki peran strategis tidak hanya dalam mencetak generasi berilmu, tetapi juga berakhlak mulia. Oleh karena itu, diperlukan sistem pengelolaan yang efektif dan efisien untuk menjamin mutu dan relevansi pendidikan yang diberikan. Salah satu pendekatan yang saat ini banyak dikembangkan adalah Manajemen Berbasis Madrasah (MBM), yaitu bentuk kemandirian pengelolaan madrasah yang berfokus pada pemberdayaan seluruh komponen madrasah dalam upaya mencapai tujuan pendidikan secara ideal.
Tujuan dan fungsi dari Manajemen Berbasis Madrasah menjadi hal yang penting untuk dipahami, terutama dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan serta menciptakan lingkungan belajar yang partisipatif, transparan, dan akuntabel. Dengan memahami arah dan peran MBM, pihak-pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan, khususnya di lingkungan madrasah, dapat menjalankan perannya secara lebih maksimal dan terarah.
Penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan (Library Research). Disebut penelitian kepustakaan karena data-data atau bahan-bahan yang diperlukan dalam penyelesaian artikel ini berasal dari perpustakaan baik buku, artikel jurnal dan lain sebagainya.
Manajemen berasal dari kata “to manage” yang berarti mengatur,mengurus, mengelola. Pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen itu sendiri. Banyak definisi yang telah diberikan oleh para ahli terhadap istilah manajemen ini. Namun dari sekian banyak definisi tersebut ada satu yang kiranya dapat dijadikan pegangan dalam memahami manajemen tersebut, yaitu: manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menetukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
Madrasah adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang ada di Indonesia. Madrasah merupakan lembaga yang sudah secara resmi diakui dan disejajarkan dengan pendidikan umum. Madrasah terdiri dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) setingkat sekolah dasar (SD), Madrasah Tsanawiyah (MTs) setingkat sekolah menengah pertama (SMP). Madrasah Aliyah (MA) setingkat sekolah menengah atas (MA) dan Madrasah Aliyah Kejuruan setingkat sekolah menengah kejuruan (SMK)
Kata "madrasah" dalam bahasa Arab adalah bentuk kata "keterangan tempat"(zharaf makan) dari akar kata "darasa". Secara harfiah "madrasah" diartikan sebagai"tempat belajar para pelajar", atau "tempat untuk memberikan pelajaran". Dari akar kata "darasa" jugabisa diturunkan kata "midras" yang mempunyai arti "buku yang dipelajari" atau "tempat belajar"; kata "al -midras" juga diartikan sebagai "rumah untuk mempelajari kitab Taurat” Kata "madrasah" juga ditemukan dalam bahasa Hebrew atau Aramy, dari akar kata yang sama yaitu "darasa", yang berarti "membaca dan belajar atau "tempat duduk untuk belajar". Dari kedua bahasa tersebut kata "madrasah" mempunyai arti yang sama: "tempat belajar. di diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, kata "madrasah" memili arti "sekolah" kendati pada mulanya kata "sekolah" itu sendiri bukan berasal dari bahasa Indonesia, melainkan dari bahasa asing, yaitu school atau scola.
Manajemen Berbasis Madrasah merupakan proses pengintegrasian, pengkoordinasian dan pemanfaatan dengan melibatkan secara menyeluruh elemen-elemen yang ada pada madrasah untuk mencapai tujuan (mutu pendidikan) yang diharapkan secara efisien. Atau, dapat diartikan bahwa MBM adalah model manajemen yang memberikan otonomi (kewenangan) yang lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan yang partisipatif yaitu melibatkan semua warga madrasah berdasarkan kesepakatan bersama. Dengan adanya otonomi (kewenangan) yang lebih besar diharapkan madrasah dapat menggunakan dan mengembangkan kewenangan secara mandiri dalam mengelola madrasah dan memilih strategi dalam meningkatkan mutu pendidikan serta dapat memilih pengembangan program yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan madrasah.
Pengertian Manajemen Berbasis Madrasah sebagai suatu konsep yang menempatkan kekuasaan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pendidikan diletakkan pada tempat yang paling dekat dengan proses belajar mengajar. Kewenangan terhadap pembelajaran di serahkan kepada unit yang paling dekat dengan pelaksanaan proses pembelajaran itu sendiri yaitu madrasah. Di samping itu, untuk memberdayakan madrasah agar dapat melayani masyarakat secara maksimal sesuai dengan keinginan masyarakat tersebut. Tujuan MBM :
1. Mensosialisasikan konsep dasar manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah khususnya kepada masyarakat.
2. Memperoleh masukan agar konsep ini dapat diimple-mentasikan dengan mudah dan sesuai dengan kondisi lingkungan Indonesia yang memiliki keragaman kultural, sosio ekonomi masyarakat dan kompleksitas geografinya.
3. Menambah wawasan pengetahuan masyarakat khususnya masyarakat madrasah dan individu yang peduli terhadap pendidikan, khususnya peningkatan mutu pendidikan.
4. Memotivasi masyarakat sekolah untuk terlibat dan berpikir mengenai peningkatan mutu pendidikan pada madrasah masing-masing.
5. Menggalang kesadaran masyarakat madrasah untuk ikut serta secara aktif dan dinamis dalam mensukseskan peningkatan mutu pendidikan.
6. Memotivasi timbulnya pemikiran-pemikiran baru dalam mensukseskan pembangunan pendidikan dari individu dan masyarakat yang peduli terhadap pendidikan khususnya masyarakat madrasah yang berada di garda paling depan dalam proses pembangunan tersebut.
7. Menggalang kesadaran bahwa peningkatan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab semua komponen masyarakat, dengan fokus peningkatan mutu yang berkelanjutan pada tataran madrasah.
8. Mempertajam wawasan bahwa mutu pendidikan pada tiap sekolah harus dirumuskan dengan jelas dan dengan target mutu yang harus dicapai setiap tahun, 5 tahun dan seterusnya sehingga tercapai misi madrasah ke depan.
Fungsi manajemen sebagai suatu karakteristik dari pendidikan muncul dari kebutuhan untuk memberikan arahan pada perkembangan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dalam operasional madrasah. Kerumitan yang meningkat karena luas dan banyaknya program yang telah mendorong usaha untuk memerinci dan mempraktikkan prosedur administrasi dengan sistematis. Usaha ini telah menghasilkan uraian tentang praktik - praktik yang berhasil dan perangkat -perangkat asas yang konstruktif.
Fungsi Dasar Manajemen Madrasah Merujuk kepada pendapat Griffin (2016) Manajemen melibatkan empat fungsi dasar yaitu: perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan.
Menurut seorang ahli manajemen, yaitu G. R. Terry, fungsi-fungsi manajemen itu terbagai ke dalam empat bidang, yaitu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan), dan controlling (pengendalian).Sedangkan Poul Mali,menyebutkan bahwa fungsi-fungsi manajemen itu adalah: planning, organizing, staffing, directing, dancontrolling. Adapun Wayne, menjelaskan fungsi manajemen itu meliputi: planning, organizing, leading, and controlling. Sementara Peter Drukcer,menyebutkan proses manajemen dimulai dari planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, dan budgetin adapun Made Pidarta,menyatakan bahwa fungsi manajemen meliputi: planning organizing, comanding, coordinating,dan controlling.
Kesimpulan
Manajemen Berbasis Madrsah (MBM) Pendekatan pengelolaan pendidikan yang menempatkan kewenangan pengambilan keputusan di tangan madrasah itu sendiri, dengan melibatkan semua komponen madrasah secara partisipatif. Manajemen Berbasis Madrasah bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui pemberdayaan di dalam madrasah, serta mendorong keterlibatan masyarakat dalam proses pendidikan. Fungsi manajemen dalam Manajemen Berbasis Madrasah mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang terintegrasi dan sistematis. Dengan menerapkan Manajemen Berbasis Madrasah secara tepat, madrasah dapat lebih mandiri, efektif, dan responsif terhadap kebutuhan peserta didik serta tantangan pendidikan di waktu yang akan datang.[]
Penulis :
Uswatun Khasanah, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta

