Notification

×

Iklan

Iklan

Pendidik Berakhlak Mulia

Selasa, 01 Juli 2025 | Juli 01, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-01T01:00:00Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Foto/Ilustrasi

Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membentuk karakter dan peradaban suatu bangsa. Dalam proses pendidikan, peran pendidik tidak hanya terbatas pada penyampaian ilmu pengetahuan semata, melainkan juga sebagai teladan dalam sikap dan perilaku. Oleh karena itu, pendidik yang berakhlak mulia menjadi elemen kunci dalam mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara moral dan spiritual.

 

Akhlak mulia bagi seorang pendidik adalah mencerminkan sikap yang penuh kesabaran, kejujuran, kasih sayang, tanggung jawab, dan keikhlasan. Seorang pendidik dengan nilai-nilai tersebut juga mampu menciptakan lingkungan belajar yang sehat, kondusif, serta membangun hubungan yang harmonis dengan peserta didik. Mereka tidak hanya sekadar mengajarkan teori, tetapi juga memberikan contoh nyata bagaimana bersikap dalam kehidupan sehari-hari.

 

Keberadaan pendidik berakhlak mulia itu sangat penting terutama di era modern yang penuh tantangan moral dan sosial. Arus informasi yang deras melalui teknologi sering kali membawa dampak negatif pada karakter anak didik. Dalam situasi seperti ini, peran pendidik sebagai pembimbing akhlak menjadi sangat relevan. Mereka bisa menjadi penyeimbang antara kemajuan ilmu dengan kematangan moral peserta didik.

 

Selain itu, pendidik yang berakhlak mulia biasanya dihormati dan disegani, bukan karena kekuasaan atau otoritas formal yang dimilikinya, melainkan karena keteladanan dan integritasnya. Ketulusan dalam mendidik serta kepedulian terhadap perkembangan anak didik akan membekas dalam ingatan mereka, bahkan setelah mereka dewasa. Inilah yang menjadikan peran pendidik sangat berharga dan tidak tergantikan oleh teknologi sekalipun.

 

Untuk membentuk pendidik yang berakhlak mulia, diperlukan pembinaan karakter yang berkelanjutan, baik melalui pelatihan, lingkungan kerja yang mendukung, maupun kesadaran diri sebagai pelayan ilmu. Pendidikan moral dan spiritual bagi calon guru harus menjadi prioritas dalam lembaga pendidikan tenaga kependidikan. Nilai-nilai luhur seperti amanah, tawadhu, dan keikhlasan harus ditanamkan sejak awal.

 

Kesimpulannya, pendidik yang berakhlak mulia adalah kunci utama dalam membangun generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berbudi pekerti. Mereka adalah sosok yang menginspirasi, membimbing, dan mendampingi peserta didik menuju masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu, sudah sepatutnya semua elemen masyarakat memberi perhatian besar terhadap pembinaan akhlak para pendidik, karena dari merekalah lahir calon-calon pemimpin masa depan.

 

Kecintaan kita  terhadap al Qur’an dan hadits nabi akan menjadi bekal bagi para siswa untuk menjadikannya sebagai pedoman hidup. Target pendidikan akhlak di sekolah adalah para siswa menjadi dekat dengan kitab suci al Qur’an, dalam arti  di sini mau membacanya, dan dalam jangka panjang dapat memahami, menghayati, dan akhirnya al Qur’an dan hadits nabi dijadikan sebagai pedoman hidupnya sehari-hari. Lewat cara itu, maka akhlak mulia menjadi terjaga. Dan akhirnya, kurikulum pendidikan akhlak sebenarnya adalah al Qur’an dan hadits nabi itu sendiri.[]

 

Penulis :

Salwa Alya Hamidah, Mahasiswi STITMA Yogyakarta

×
Berita Terbaru Update