Destinasi Wisata Kuala Paret di Kecamatan Tamiang Hulu Aceh Tamiang. (Foto/dok. Yayasan EKOBA)
Tamiang-News.com, KARANG BARU - Yayasan Ekosistem dan Budaya Nusantara (EKOBA) menyampaikan keprihatinan dan sekaligus apresiasi terhadap potensi luar biasa yang dimiliki oleh kawasan wisata Kuala Paret dan Air Panas Kaloy, yang terletak di Kecamatan Tamiang Hulu, Aceh Tamiang.
Menurut Ketua Yayasan EKOBA, Andi Nur Muhammad, kedua destinasi ini berada dalam wilayah Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Kaloy, sebuah kawasan lindung geologi yang memiliki peran penting dalam ekosistem air, mitigasi bencana, dan keanekaragaman hayati.
“Kuala Paret dan Air Panas Kaloy bukan sekadar objek wisata alam, melainkan bagian dari sistem ekologis yang rapuh dan vital. Kawasan karst Kaloy menyimpan cadangan air tanah, jalur aliran sungai bawah tanah, serta gua-gua yang merupakan habitat alami dan penyimpan rekam jejak geologi penting", ujar Andi kepada Tamiang-News.com, Kamis (18/07/2025).
Lebih lanjut Andi berharap, pengelolaan kawasan ini harus berbasis konservasi dan kesadaran akan potensi bencana yang dapat muncul sewaktu-waktu.
Andi juga menyoroti adanya ancaman terhadap KBAK Kaloy dan Ekosistem sekitarnya yang kini menghadapi sejumlah ancaman ekologis.
Dikatakan Andi, eksploitasi material tambang dan pengerukan batu kapur yang merusak struktur geologi karst dan mengganggu sistem resapan air tanah, adanya aktifitas alih fungsi lahan untuk perkebunan dan kegiatan non-ekologis yang menyebabkan degradasi tutupan hutan.
Disamping itu juga, adanya peningkatan volume kunjungan wisata tanpa regulasi jelas, yang menyebabkan pencemaran, sampah, dan tekanan terhadap habitat alami flora-fauna lokal.
"Jika tidak segera diatur, aktivitas-aktivitas ini berisiko menimbulkan kerusakan permanen pada sistem hidrologi karst dan mengurangi daya dukung lingkungan", ujar Andi.
Potensi Bencana Alam yang Mengintai
Andi juga memaparkan tentang kawasan karst dan perbukitan Kaloy memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap beberapa jenis bencana alam, sebut saja longsor dan erosi tebing, kekeringan musiman, penurunan tanah (subsidence) dan potensi banjir mendadak (flash flood).
“Kami tidak hanya bicara soal potensi wisata, tapi juga keselamatan jangka panjang masyarakat dan pengunjung. Pengelolaan kawasan harus memperhitungkan risiko bencana dan menyusun rencana mitigasi berbasis data ilmiah,” tegas Andi.
Rekomendasi EKOBA
Yayasan EKOBA mendorong penguatan kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku wisata, masyarakat adat/lokal, dan organisasi masyarakat sipil untuk melakukan penilaian risiko bencana secara berkala di seluruh kawasan KBAK Kaloy, mendorong zonasi perlindungan dan konservasi aktif di sekitar Kuala Paret dan sumber air panas Kaloy, mengembangkan skema geowisata edukatif, dengan melibatkan komunitas lokal sebagai pelaku utama.
Disamping itu, yang tak kalah pentingnya adalah menghentikan aktivitas merusak seperti penambangan liar dan memperkuat regulasi lingkungan berbasis UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
Sehingga EKOBA berharap, Kuala Paret dan Kaloy akan menjadi model pengelolaan wisata berkelanjutan berbasis geologi dan budaya lokal, asalkan dikelola dengan hati-hati, inklusif, dan berpandangan jangka panjang. Potensi wisata harus berjalan seiring dengan upaya mitigasi bencana, perlindungan ekologis, dan pemberdayaan komunitas.[]